Percakapan disebuah ruang tunggu rumah sakit, katakanlah ibu A dan ibu B.
Ibu A : eh bu anaknya sudah selesai kuliah kan ?
Ibu B : iya, ini lagi pusing mikirin biaya untuk kerja..
Ibu A : iya ya bu gila2an sekarang tarifnya udah 80jt..
Ibu B : tapi anak saya kan guru jadi 100jt lho...
ibu A : wah..:(
Percakapan ini nyata lho menjadi pegawai negeri di negeri ini benar2 menguras isi Atm. Waiting listnya tinggi lagi jangan dikira dgn mengantongi uang tsb posisi anda aman, tidak otomatis sebab aneh bin ajaib banyak yg ngiler dgn pekerjaan ini.
Jadi inget sebuah hadis, Rasulullah melaknat org yg menyuap,yg menerima suap dan org yg menghubungkan keduanya. Nah lho kena juga dah makelar job hehehe. Betapa praktek suap ini demikian dahsyatnya hingga terlaknatlah orang2 disekelilingnya.
Ada yg salah dalam pola pikir kita,menganggap menjadi pegawai negeri adalah pekerjaan nomor satu. Bukan bekerja kalo tidak jadi pegawai negeri,bahkan tetangga pernah cerita bagaimana sebuah keluarga rela menjual sawah2nya demi menyogok agar diterima jadi pegawai negeri.
Jadi inget etos kerjanya 'urang awak', 'priangan si jelita' dan kotapak jusuf kalla, 3 kota ini mewakili pola pikir wirausahawan: kreatif,inovatif,bermental juara... Konsep urang awak lelaki dewasa diminta merantau membuat rumah makan Padang ada di mana-mana, kota si Kabayan yg terkenal dgn kulinernya menyiratkan gimana kreatifnya mereka dan kotanya pak Yusup Kalla negeri pelaut melambang jiwa pedagang yg pantang surut walau ombak menghadang.
Kita telah membuang hal2 positip dalam kehidupan kita dan mau menukar dengan hal-hal terlaknat. Betapa mundurnya kita hingga kian lama jauh tertinggal pun diantara negara tetangga yg dulu jauh di bawah kita. jadi masuk neraka aja mau, walau pake nyogok ?....:(