Jika matahari adalah pusat dalam sistem tata surya, maka ekonomi merupakan pusat dari kehidupan pernikahan agar roda rumah tangga tetap berjalan semestinya. Uang memang bukan segalanya, tetapi jangan menampik segalanya membutuhkan uang. Kesiapan finansial didukung kesiapan mental sangat penting bukan untuk diabaikan. Sudah banyak kasus perceraian terjadi karena desakan ekonomi.
Mencari Calon Pasangan yang Tepat
Menemukan seseorang yang tepat untuk dijadikan pasangan memang tidak mudah, tetapi bukan berarti mustahil. Menikah merupakan ibadah yang dilakukan seumur hidup, penting untuk mencari seseorang yang bisa jadikan teman hidup yang baik untuk berjalan bersama ke depan. Jangan sampai ada kata penyesalan setelah menikah dengan seseorang hanya karena salah pilih.
Laki-laki tak sepantasnya menjatuhkan harga diri dengan cara mengajak hidup susah kepada perempuan. Jangan meromantisasi cinta dengan mengajak anak perempuan orang lain hidup dari nol. Dan kalaupun ada perempuan yang bersedia diajak hidup dari titik nol, pastikan laki-laki yang mengajak bisa diajak belajar dan tumbuh bersama. Jangan ada cerita sudah menikah bertahun-tahun, sepuluh taun, belasan tahun, bahkan sampai sudah puluhan tahun keadaan rumah tangga tetap masih begitu saja, tidak ada kemajuan. Rumah tetap belum punya, makan masih kesulitan, memenuhi kebutuhan sehari-hari yang lain keteteran, sad ending tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya.
Cukup petugas SPBU yang mengatakan, "Kita mulai dari nol, ya!"
Pasangan yang tepat bukan berarti dia yang memiliki paras cantik seperti bidadari atau si dia yang memiliki mobil Ferrari. Orang yang tepat untuk dijadikan pasangan adalah yang selalu mendukung dan mau berkembang bersama. Pernikahan itu ibarat membangun sebuah rumah, tidak bisa sendiri perlu kerjasama, memerlukan waktu yang tidak sebentar, perlu keuletan, dan ketelitian karena salah sedikit dalam proses pembangunan sebuah rumah akan fatal akibatnya, bisa roboh dan mencelakakan orang yang meninggalinya.
Keputusan sebagian besar anak muda sekarang untuk tidak cepat menikah bukan karena murni rasa takut, melainkan masih dalam proses mempersiapkan diri untuk menghadapai kehidupan baru setelah pernikahan. Seperti yang sudah dijelaskan, pola pikir anak muda masa kini berbeda dengan orang tua dulu. Dengan kemajuan, wawasan mereka semakin lebih luas. Pahitnya realita kehidupan di era sekarang juga menjadi tamparan agar mereka berjuang hidup lebih keras, jika tidak seperti itu bagaimana nanti ketika sudah menikah, akankah mampu membeli sekilogram beras?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI