Adakah aku bertanya tentang keberadaanmu? Tentang bagaimana sebuah kisah pantas untuk dimulai. Mengerucutkan rasa ragu, membias tapak, jejak menghitam. Sudikah kau menggapai jemariku, menuntunku hingga ke akhir pembaringan?
Mencari serpihan harap di antara reruntuhan. Menyambut bahagia dengan untaian doa. Seperti hari yang terus berganti dan waktu yang terus berpacu, memilih untuk diam berselimut rindu.
Memasuki ruang lengang. Sepi yang kerap terlihat menyendiri. Bukan karena bisu, hanya sedang menanti. Penantian yang amat panjang dan terasa melelahkan. Andai memetik bulan semudah mendayung perahu ketepian, gelisah akan sedikit memudar.
Adalah terang siang yang hangat dan temaram malam yang dingin, terduduk di sudut batin, menengadah, mengadu pada Sang Kasih. Melambungkan doa paling kentara, berharap diijabah segala pinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H