Mohon tunggu...
Risyad Azizy
Risyad Azizy Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya adalah berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dimensi yang Terkandung dalam Salat

12 November 2024   10:58 Diperbarui: 12 November 2024   11:42 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Shalat merupakan salah satu ibadah yang wajib dilakukan oleh seluruh umat muslim diseluruh penjuru. Shalat adalah tiang agama yang apabila tidak kita kerjakan sama saja kita meruntuhkan agama kita. Bukan itu saja, shalat merupakan ibadah khusus, dikatakan khusus karena tata cara pelaksanaan, waktu pelaksanaan serta jumlah rakaat nya telah ditentukan oleh al-quran dan hadist.

Tahukah kalian, shalat memiliki dua dimensi, yaitu dimensi lahir dan dimesni batin. Dimensi lahir shalat adalah shalat yang didefinisikan oleh ulama fikih sebagai ibadah khusus yang terdiri dari bacaan dan Gerakan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan ditutup dengan ucapan salam. 

Sementara itu dimensi batin shalat adalah suasana hati yang melibatkan perasaan dan kerohanian dalam shalat. Jadi, dimensi batin shalat itu terkait dengan al-zawq dan al-ruhi, yakni emosi dan spiritual. Dimensi batin shalat terdiri dari tawajuh, munajat, istislam, Ikhlas dan khusyuk.

Dikutip dari buku kuliah akhlak tasawuf, karya asep usman ismail (Jakarta: Bumi Aksara, 2023) hal. 120-123, dijelaskan sebagai berikut:

  • Bacaan Shalat

Bacaan shalat merupakan serangkaian kalimat atau ayat-ayat yang wajib dibaca dan dilafalkan umat islam saat shalat. Berdasarkan kajian para ulama fikih terhadap sabda dan praktik shalat Rasulullah terbagi menjadi dua, yakni 1) rukun, yang wajib dibaca di dalam shalat, seperti membaca surah Al-Fatihah; dan 2) sunah, yang dianjurkan dibaca dalam shalat, seperti membaca ayat-ayat al-quran setelah membaca Al-Fatihah pada rakaat pertama dan kedua.

  • Gerakan Shalat 

Gerakan shalat adalah rangkaian gerakan yang harus dilakukan saat shalat, seperti berdiri, takbiratul ihram, ruku', i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud dan duduk tahiat, gerakan-gerakan ini dilakukan secara berurutan dan tidak boleh dilewatkan karena menjadi syarat sahnya shalat. S

yarat sah shalat sebagai berikut: a) Suci dari hadats, baik hadats kecil maupun besar. b) Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis. c) Menutup aurat. Aurat laki-laki antar pusar sampai lutut dan aurat perempuan adalah seluruh badannya kecuali muka dan telapak tangan. d) Telah masuk waktu shalat, artinya tidak sah bila dikerjakan belum masuk waktu shalat atau telah habis waktunya. Shalat disebut ibadah khusus karena waktu, jumlah rakaat dan tata cara shalat ditentukan berdasarkan perintah allah dan rasul nya.

  • Tawajuh

Tawajuh dalam shalat mengacu pada menghadapkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Shalat tidak hanya menghadapkan diri ke arah Ka'bah saja, tetapi juga melibatkan pikiran, emosi, dan spiritualitas. Tawajuh membantu seseorang mencapai tingkat khusyuk yang lebih dalam, membuat shalat bukan hanya sebagai rutinitas gerakan fisik, tetapi juga sebagai pengalaman spiritual yang dapat mempererat hubungan dengan Allah SWT.

  • Munajat

Munajat bermakna keintiman dan percakapan lembut seorang hamba dengan tuhannya. Shalat adalah media munajat hamba kepada tuhannya. Dengan munajat itu, Allah menampakkan sifat-sifatnya yang indah sebagai rahmatnya kepada para hamba dan seluruh alam semesta. Contoh munajat yaitu saat kita mengajukan permohonan, meminta keampunan kepadanya, dan saat kita menceritakan isi hati kita.

  • Istislam

Al-Istislam, artinya berserah diri kepada Allah SWT. Yang berarti istislam merupakan bentuk penyerahan diri kepada Allah melalui gerakan dan tindakan dalam shalat, seperti takbiratul ihram, ruku', sujud, dan ucapan salam. Istislam mampu mempererat dimensi kehambaan dan ketaatan dalam hubungan dengan Allah SWT.

  • Ikhlas

Kata ikhlas dalam Kamus Istilah Agama diartikan dengan melakukan sesuatu pekerjaan semata-mata karena Allah, bukan kerena ingin memperoleh keuntungan diri (lahiriah atau batiniah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun