Mohon tunggu...
Riswandi Yusuf
Riswandi Yusuf Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

melintasi batas waktu dengan menulis, maka kau akan tetap hidup walaupun dirimu sudah tiada...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sakralitas dan Otoritas Kitab Suci

2 April 2020   17:02 Diperbarui: 2 April 2020   17:00 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sementara itu, Pdt. Martin Sinaga (teolog dan cendekiaan Kristen, mengatakan bahwa dalam prinsip Kristen wahyu Tuhan itu adalah dalam wujud Yesus, sedangkan alkitab hanyalah kumpulan dari penulis-penulis yang merekam ibadah, sejarah, tradisi dan kehidupan Yesus beserta umatnya, yang terkadang isi dari kitab-kitab suci itu justru ada yang bertentangan dengan nilai-nilai rasional. Seperti ada ayat-ayat yang sangat memuja keindahan tubuh wanita, dan sebagainya. Ini harus dilihat bahwa harus ada penafsiran ulang terhadap kitab suci Kristen. Bahwa manusia modern harus lebih memiliki daya rasional untuk menyaring ajaran-ajaran yang ada dalam kitab suci. Dengan demikian, posisi kitab suci harus tidak sakral, karena kitab suci Kristen hanya kumpulan-kumpulan tulisan yang sangat dipengaruhi oleh waktu dan tempat di mana peristiwa itu terjadi.

Kaitannya dengan kitab suci dalam agama Islam, Kautsar Azhari Noer mengatakan bahwa dalam ajaran Islam istilah "Kitab Suci" itu sendiri justru tidak terdapat dalam al-Quran, bahkan dalam kitab suci manapun. Nama al-Quran tidak disebut sebagai al-Qur'an al-Quds atau al-Muqaddas (al-Qur'an yang suci atau disucikan), yang ada adalah al-Qur'an al-Karim (Al-Quran yang mulia), dan sebutan lainnya. Jadi istilah kitab suci itu sebetulnya tidak ada, yang ada adalah al-Qur'an yang mulia. Kemuliaan dengan kesuciaan jelas berbeda. Dengan demikian, pensakralan terhadap al-Qur'an tidak mesti ada, yang ada itu pengagungan terhadap al-Qur'an. Ini penting dipahami terlebih dahulu, karena akan melahirkan pensakralan atau tidaknya terhadap kitab tersebut. Pengagungan kitab suci adalah berusaha untuk memahami kitab suci agar mampu diterapkan dalam kehidupan, tetapi tidak dengan cara disakralkan. menurut prof Kautsar penyakran yang absolut terhadap kitab suci apapun agamanya terkadang memunculkan suatu tindakan yang bersifat arogan terhadap pemeluk agama lainnya, dengan merendahkan kitab kitab agama lain dalam berbagai bentuknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun