Mohon tunggu...
Riswandi Yusuf
Riswandi Yusuf Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

melintasi batas waktu dengan menulis, maka kau akan tetap hidup walaupun dirimu sudah tiada...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerita dan Fakta Kerukunan di Indonesia

10 November 2017   21:16 Diperbarui: 10 November 2017   22:17 2079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artinya apabila ada khatib atau pastur yang ceramahnya menyinggung persoalan SARA Di masyarakat, akan diberi sanksi  yang bias berupa teguran lisan, tertulis, larang untuk berceramah untuk oknum itu, hingga pencabutan izin berceramah. Tapi ketentuan itu belum pernah ada yang melanggarnya.

Contoh yang ketiga adalah symbol kerukunan yang begitu kuat di Minahasa, Sulawesi-Utara, tepatnya di desa Kanonang terdapat tugu menara perdamaian setinggi 22 meter berbentuk persegi lima. Di tuga itu terdapat pahatan relief berisi ajaran tentang toleransi lima agama, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha. Untuk umat Islam tertulis "dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan (al-maidah:2), serta "tidaklah aku menngutusmu ya Muhammad selain untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam" (hadits). 

Sedangkan dari umat Kristen tertulis "Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa dan akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (matius 22; 37-39). Dari katolik terpahat "dari Salib Yesus Bersabda: inilah Ibumu, tinggallah di dalam Kasih-Ku'. Sedangkan dari Buddha terpahat "terpuji sang Baghava yang maha suci yang telah mencapai penerangan sempurna dan tidak melakukan segala benntuk kejahatan, senantiasa mengembangkan kebajikan  dan membersihkan pikiran" (Dhammapada XIV 183). Sedangkan dari Hindu terpahat "Ia yang tidak menyebbabbkan penderitaan bahkan mengusahan keselamatan bagi semua makhluk, akan mmenapabahagiaan tanpa akhir".

Tak jauh dari tugu itu terdapat lima bangunan rumah ibadat dari lima agama yang saling berdampingan, yaitu Gereja Kristen, Gereja Katolik, Masjid, Vihara, dan Pura. Tugu dan tempat-tempat ibadah itu dijadikan sebagai wisata rohani sehingga setiap pengunjung yang datang akan memahami dan mempelajari betapa indahnya hidup damai dalam perbedaan.

Itulah beberapa contoh budaya kerukunan di Indonesia yang begitu arif. sebenarnya masih sangat banyak contoh bentuk kerukunan yang memang sudah seharusnya disebar beritakan kepada seluruh masyarakat Indonesia agar mereka bisa memahami dan mempelajari serta merenungi betapa indahnya hidup dalam perbedaan, akan tetapi karena keterbatasan ruang penulisan sehingga fakta-fakta dan cerita itu tidak bisa dikemukakan satu persatu.

Semoga negeri kita yang tercinta ini semakin mengenali budaya kearifan toleransinya sendiri sehingga apa yang namanya intoleransi dan kerusuhan tidak akan pernah lagi terdengar di telinga kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun