Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan kasus terinfeksi yang menyebabkan peningkatan pasien rawat inap, peningkatan kasus kematian, peningkatan kasus OTG dan berimbas meningkatnya kebutuhan kamar, peralatan RS seperti oksigen dan obat-obatan serta kebutuhan akan tenaga medis.
Komunikasi pemerintah dalam penanganan COVID 19 ini  menjadi hal yang sangat penting, karena selain menyampaikan informasi-informasi terkait program pemerintah dalam penanganan COVID 19, pemerintah juga harus mampu menyadarkan masyarakat akan pentingnya penerapan protocol Kesehatan 5M serta menyampaikan kontra narasi terhadap berita-berita dan informasi-informasi hoax.
Bila melihat komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini dalam penangan COVID 19, pemerintah terlihat bekerja sendiri dalam menginformasikan program pemerintah dalam penanganan COVID 19, bekerja sendiri dalam mensosialisasikan protocol Kesehatan 5M serta menyampaikan kontra narasi terhadap berita-berita dan informasi-informasi hoax.Â
Hal ini tentunya tidak berjalan efektif dengan masih banyaknya masyarakat yang tidak memahami permasalahan pandemic, sehingga reaksi masyarakat terhadap informasi dari pemerintah masih banyak yang tidak tergerak untuk mengiktui anjuran-anjuran pemerintah.
Oleh karena itu pemerintah seharusnya mencoba untuk merubah strategi komunikasi dengan melakukan kolaborasi pentahelix dengan pihak swasta, pihak universitas, komunitas masyarakat dan media. Model kolaborasi ini dilakukan dengan membagi peran pihak-pihak tersebut dalam komunikasi pemerintahan.
Adapun pembagian peran masing-masing pihak dalam model kolaborasi komunikasi pemerintah dalam penangan COVID 19 dapat dibagi sebagai berikut:
      Tabel 1: Pembagian Peran dalam Kolaborasi Pentahelik
PIHAK
AKTOR
PERAN
Pemerintah
- Kementerian/Lembaga
- Pemerintah Daerah
- Pemilik program dan Informasi
- Penyampaian program dan informasi di lingkungan Pemerintah Pusat dan Daerah
- Penyampaian program dan informasi di masyarakat umum