"selain itu?"Â
"mungkin aku yang akan bertanya balik, boleh?"
"kalau jawabanku," dia membalikkan badan ke arah laut, "senja itu memberikan ketenangan, dunia yang tadinya jahat, kacau, ketika melihat senja serasa semuanya terbakar, makanya aku suka kesini buat melihatnya,"
"kamu baik-baik saja?" tanyaku
"iyalah, kalau sakit mana mungkin aku ada disini,"
"bukan itu, maksudku kamu bilang tidak dunia yang jahat dan kacau, penggunaan katamu buat aku bertanya karna senja menurut mu membakar semua kejahatan dan kekacauan itu,"
"yah, sudah tiga minggu aku berusaha untuk melupakan seseorang"
"masalah percintaan ternyata,"
"yah menurutmu memang masalah yang sepele, tapi kamu tidak tau apa yang aku rasakan, bertahun tahun bersama ujungnya finish, bahkan sudah pernah untuk di nikahkan tapi yah takdir berkata lain, dia meninggalkan ku,"
"jaman sekarang jangan terlalu percaya sama orang yang belum pernah membuktikan ucapannya, kalau sekedar ucapan aku juga mah bisa, orang  dengan paras indah seperti kamu siapa yang nggak mau coba," kata ku.
Dia perlahan mendekatiku, tangannya perlahan menyentuh tanganku, kepalanya perlahan mendekati bahu kanan ku.