Persepakbolaan Indonesia untuk sementara bisa bernapas lega, setelah terlepas dari sanksi FIFA pada tanggal 14 Desember kemarin. Menurut beberapa sumber, hal ini tidak lepas dari roadmap yang diberikan PSSI kepada FIFA saat di Jepang. Karena komitmen pengurus PSSI atas roadmap yang diajukannya itu, maka FIFA memberikan perpanjangan waktu bagi PSSI untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di Indonesia.
Apa sih isi roadmap PSSI itu? Ada 3 poin roadmap yang dikirim PSSI, yaitu Penyatuan Liga (dalam hal ini IPL dan ISL), menerima kembali keempat (mantan) anggota komite EXCO, dan merevisi statuta PSSI. Berkaca dari beberapa hari terakhir, saya melihat roadmap yang diajukan PSSI cemen. Ya, cemen. Gak tegas. Kenapa? PSSI selaku pihak yang memiliki legalitas seharusnya bisa lebih tegas kepada pihak luar yang berusaha merecoki kerjanya.
Pertama, terkait penyatuan liga. Bukankah PSSI pernah membukakan pintu kepada klub-klub yang kini berkompetisi di ISL untuk kembali ke pangkuan PSSI? Apa hasilnya? Kenapa PSSI tidak membuat langkah yang lebih tegas, misalnya mengultimatum klub-klub untuk kembali ke PSSI hingga batas waktu tertentu. Jika klub itu tidak mau kembali, maka akan dibekukan selamanya. Kita semua juga sudah tahu bahwa PT. LI selaku pengelola ISL tidak akan menyerahkan bisnisnya begitu saja kepada pihak lain (PT. LPIS). Kenapa PSSI masih membuka peluang ini?
Kedua, terkait pengembalian 4 anggota komite. Ini juga sudah pernah ditawarkan beberapa bulan yang lalu. Apa hasilnya? Nihil. Untuk apa PSSI masih memasukkan poin ini dalam roadmap-nya? Kenapa tidak dibuat lebih tegas, misalnya, keempat mantan anggota exco selamanya tidak akan diterima PSSI karena telah membuat pelanggaran berat.
Ketiga, terkait revisi statuta. Statuta yang mana yang perlu direvisi lagi? Apakah statuta yang dipakai dalam Kongres di Palangkaraya kemarin, atau statuta yang sebelumnya? Apalagi jika keempat anggota komite itu, benar-benar kembali ke PSSI, apakah revisi statuta justru dapat merugikan PSSI sendiri?
Melihat roadmap PSSI yang cemen itu, saya pesimistis konflik atau dualisme liga akan dapat diselesaikan dalam waktu yang hanya 3 bulan ini. Ataupun mungkin jika pihak KPSI menerima usul dari PSSI, itu sifatnya hanya sementara. Bisa jadi, KPSI akan menerima usul PSSI hanya untuk sementara, yang penting sanksi FIFA tidak turun ke Indonesia. Setelah itu, mereka, atau bahkan dari pihak PSSI sendiri, kembali memanaskan konflik yang terjadi. Bahkan, mungkin akan lebih seru lagi. Akhirnya tetap saja, sanksi FIFA siap menjemput Indonesia.
Apakah pengajuan roadmap yang cemen itu bentuk "ketakutan" PSSI (DA dan dkk) terhadap kubu KPSI? Semoga bukan itu alasannya, tetapi karena pihak PSSI berpikiran bahwa semua insan persepakbolaan mempunyai hak yang sama dalam memajukan sepakbola Indonesia, sehingga tidak perlu diberangus.
Ah, entahlah. Itu hanya unek-unek yang jika tidak dikeluarkan membuat kepala pusing tujuh keliling. Jika ada yang mau membantah, silahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H