Setiap insan pasti pernah merasakan yang namanya Jatuh Cinta, dan cara mengungkapkan perasaan cinta kepada yang dikasihi pun juga beragam cara. Sebelum adanya teknologi hand phone dulu menggunakan telegram, pager, telephone kabel, sepucuk surat dengan kertas yang berwarna-warni, ataupun langsung bertemu disudut sekolah atau suatu tempat yang telah disepakati.Â
Ketika pasangan muda-mudi yang dimabuk asmara mendapatkan surat cinta dari kekasih, perasaan hati nggak karuan rasanya ibarat jantung mau copot dan selalu diulang-ulang membacanya tulisan dari sang kekasih, seakan tulisan tersebut harus di hafal kata demi kata. Kemudian surat cinta itupun akan disimpan rapi di tempat yang special agar dapat dilihat dan dibaca kembali serta menjadi kenangan yang tidak dapat dilupakan.
Bait-bait tulisan cinta yang diberikan juga seakan dari seorang pujangga ternama, sehingga ketika kekasih yang membaca surat cinta tersebut akan larut dalam untaian kata dan menusuk dalam sanubari yang paling dalam, sulit memang ketika hati sudah terpatri dalam cinta kasih.
Sebagaimana potongan lirik lagu Surat Cinta Untuk Starla yang dinyanyikan oleh Virgoun:
Kutuliskan kenangan tentang
Caraku menemukan dirimu
Tentang apa yang membuatku mudah,
Berikan hatiku padamu."
Takkan habis sejuta lagu
Untuk menceritakan cantikmu
Kan teramat panjang puisi
Tuk menyuratkan cinta ini
Telah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa untuk dunia
Karena telah kuhabiskan
Sisa cintaku hanya untukmu.
Perasaan hati memang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata, kadang perasaan cinta itu akan membuat gugup dan gemetar seluruh jiwa dan badan kita untuk menghadapinya. Jangankan untuk ketemu sang kekasih, melihat pintu rumahnya saja seakan sudah dapat mewakili perjumpaan dan perasaan yang sedang rindu, bahkan dengan melihat foto saja juga sudah cukup atau mendengar suaranya. Itulah CINTA.
SURAT CINTA DARI TUHAN MELALUI TIM COVID-19
Perasaan kaget dan gemetar hati saya juga sama seperti ketika mendapat surat cinta dari kekasih, hanya saja ketika mendapatkan kabar bahwa saya dan keluarga mendapat informasi positif Covid-19, maka ini merupakan pertanda apa yang kami alami, kesalahan terberat apa yang kami lakukan, begitu berat ujian-Mu ya Alloh engkau berikan kepada keluarga kami.
Apakah engkau tidak sayang lagi kepadaku, apakah ada kata dan perbuatan yang kami lakukan membuat-Mu marah. Itulah pertanyaan kami kepada Tuhan ketika mendapat informasi yang disampaikan Tim Covid-19 Kec. Loa Janan.
Namun setelah dua hari melakukan isolasi mandiri, saya mencoba untuk menghubungi teman, kolega dan sahabat yang pernah terkonfirmasi positif Covid-19 agar lebih tahu bagaimana keluhan, dan bagaimana cara untuk mensikapinya. Karena saya sangat khawatir bahwa ini semua, menjadi akhir dari kehidupan saya dengan cara Tuhan memberikan teguran dan kemarahan kepada saya. perasaan campur aduk pasti ada dalam diri dan keluarga saya.Â