Oleh: Riswadi
Tahun 1442 H. merupakan dambaan bagi ummat Islam untuk menyambutnya, termasuk keluarga kecil kami yang tinggal disebuah Desa yang bernama Purwajaya, Loa Janan Kutai Kartanegara. Adat kebiasaan yang sudah terjadi bahwa ketika masuknya tahun baru, masyarakat dengan bersuka cita dan menyambutnya dengan doa dan membawa sedekah makanan ke tempat ibadah di depan rumah kami tinggal. Dan biasanya kami melaksanakan dengan sholat hajat dan membaca surah yaasin serta do'a-do'a awal dan akhir tahun. Dengan suasana keakraban dan penuh dengan silaturrahim itu biasa terjadi.
Di tahun ini kami sudah berencana dengan istri untuk melakukan hal serupa namun semua itu gagal dan tidak dapat dilaksanakan karena keluarga kami utamanya saya mendapatkan tamu special yang bernama CORONA-19; sehingga kami melaksanakan kegiatan ritual itu dirumah dengan berbeda kamar antara saya dengan istri dan anak saya.Â
Sangat berbeda memang rasanya, apabila kegiatan ritual yang biasa dilakukan bersama-sama dengan masyarakat serta jamaah di tempat ibadah tetapi saat ini melaksanakan dengan sendiri dirumah dan mendapat tamu yang tidak diundang dan tidak diketahui wujudnya namun dapat dirasakan kehadirannya.
TAMU SPESIAL CORONA-19
Alih-alih tamu yang bernama CORONA-19 ini sudah pulang, malahan kabar yang kami terima dari Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) selaku Gugus Tugas Covid-19 Kec. Loa Janan menyampaikan bahwa hasil swab yang dilakukan tanggal 18 Agustus 2020, terhadap anak, istri, mertua, dan adik ipar semuanya dinyatakan POSITIF COVID-19. Kaget juga mendapat kabar tersebut bahwa tamu saya ini justru bertahan tidak pergi dari rumah kami. Kami sudah berusaha mengusir namun apa daya mereka tidak pergi atau memang sudah menghampiri lebih duluan terhadap keluarga saya. Adapun ciri-ciri dari tamu special saya yang bernama CORONA -19 ini sebagai berikut:
a.Datangnya tidak diketahui kapan tetapi dapat dirasakan kehadirannya dengan demam, sakit tenggrorokan, menggigil, trombosit turun, indera penciuman dan perasa terganggu, meriang, dan badan sakit semua serta mulut terasa kering;
b.Kalau sudah bertamu, CORONA-19 ini minimal perlu waktu 14 hari dan bagi tuan rumah justru tidak boleh pergi kemana-mana alias harus isolasi mandiri agar tidak mengajak Corona-19 kemana-mana; berbeda dalam Islam paling tidak kita menjamu tamu itu 3 hari dan tamu harus tau diri karena pasti sungkan dan takut merepotkan tuan rumah;
c.Corona-19 ini sembunyi dimana-mana dan bisa berkembang biak didalam tubuh tuan rumah apabila imunitas nya rendah, maka apabila tuan rumah tidak kuat bisa membahayakan bagi tuan rumah;
d.Untuk mengusir CORONA-19 inipun tuan rumah harus menjaga pola makan yang baik, vitamin yang cukup dan istirahat yang cukup, serta olah raga dan berpikir positif agar dapat mengeyahkan tamu yang bandel ini;
e.Apabila CORONA-19 ini sudah bertamu, justru keluarga yang lain untuk diungsikan atau dipisah kamarnya tersendiri agar tidak tertular, dan tidak boleh bekerja, belanja, dan aktifitas lainnya;
f.CORONA-19 inipun akan membahayakan tuan rumah apabila memiliki penyakit penyerta seperti Hipertensi (tekanan darah tinggi), Diabetes Militus, gagal Ginjal, Jantung, riwayat tumor/kanker, memiliki penyakit autoimun, kondisi pernapasan yang tidak prima, maka apabila memiliki riwayat seperti itu sebaiknya kita harus ke Rumah Sakit agar dapat mengendalikan CORONA-19 ini dengan sebaik-baiknya;