Mengubah Limbah Sayur Menjadi Eco Enzyme yang BermanfaatÂ
Ecoenzyme merupakan cairan hasil fermentasi dengan bahan utamanya adalam limbah sayur dan buah, kemudian ditambahkan gula dan air untuk membantu proses fermentasi. Cairan ini memiliki berbagai manfaat, mulai dari pembersih alami hingga pupuk organik, yang membuatnya menjadi solusi praktis untuk pengelolaan limbah rumah tangga dan pertanian.
Pada hari Jum'at, 19 Juli 2024 mahasiswa PPG Prajabatan dengan menggandeng Balai Pertanian Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan menyelenggarakan pelatihan pembuatan pupuk ecoenzyme berbahan limbah sayur dan buah di Desa Belotan Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. Pelatihan ini diikuti oleh ibu-ibu PKK, dengan harapan dapat mengelola limbah sampah organik rumah tangga menjadi produk tepat guna yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan diawali dengan pembukaan dan sambutan oleh perwakilan mahasiswa untuk menyambut dan mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Kepala Desa Belotan Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. Belia mengapresiasi kegiatan pelatihan ini dan tidak hanya berhenti di pelatihan kepada ibu PPK saja melainkan juga dapat berkembang dan melibatkan anak muda seperti karang taruna untuk dapat lebih produktif dan inovatif dalam mengahadapi tantangan zaman ini.
Beberapa sambutan telah mengawali kegiatan pelatihan pembuatan eco enzyme ini, kemudian memasuki acara inti yakni penyampaian materi serta praktik langsung dalam pembuatan eco enzyme yang dipandu oleh Ibu Trisni Setiyaningrum, S.Pt. dari Balai Pertanian Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. Dalam praktiknya beliau menyampaikan bahan-bahan dan alat yang diperlukan serta langkah-langkah pembuatan pupuk nya. Beliau juga memberikan alternatif pengganti salah satu bahan yakni M4 sebagai bakteri yang membantu proses fermentasi yang disebut dengan mol. Mol ini dibuat dari nasi sisa yang difermentasikan dengan menambahkan gula merah sebagai makanan mikroba yang akan berkembang di dalamnya. Setelah difermentasi kurang lebih 2 minggu mol dapat digunakan untuk campuran dalam membuat pupuk eco enzyme. Pada penyampaian manfaat dan proses pembuatan mol, dipandu oleh Bu Trisni dibantu oleh rekannya yakni Bu Siti Fatimah.
Setelah sesi teori, peserta diberikan kesempatan untuk langsung mempraktikkan pembuatan eco enzyme. Dengan bimbingan dari Bu Trisni dan tim serta mahasiswa membantu ibu-ibu PKK dalam pembuatan eco enzyme. Masing-masing peserta mulai mencampur bahan-bahan yang telah disiapkan. Suasana pelatihan menjadi sangat interaktif, dimana peserta saling berbagi pengalaman dan bertanya kepada kepada narasumber. Hingga akhir pelatihan pembuatan pupuk eco enzyme berjalan dengan lancar dan sukses.