Mohon tunggu...
RISVYA FAIZ NABILA
RISVYA FAIZ NABILA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas PGRI Madiun

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

T4-7 Koneksi Antar Materi - Pancasila dan Profil Pelajar Pancasila dari Perspektif Lain

9 April 2024   16:45 Diperbarui: 13 Agustus 2024   23:01 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan Karakter

Pendidikan merupakan salah satu pondasi dalam mewujudkan perubahan peradapan bangsa. Kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan dapat dikejar melalui pendidikan. Pendidikan sebagai proses penyadaran terhadap manusia untuk mengenal, mengerti, dan memahami kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan pendapat

Salah satu tokoh yang mendukung pergerakan pendidikan di Indonesia ialah Ki Hajar Dewantara. Beliau menjadi aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, juga seorang kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Pada masa kolonial Belanda beliau mendirikan Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priayi maupun orang-orang Belanda.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan atau mentransmisikan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan norma kepada generasi selanjutnya yang akan diterapkan baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya yang dapat diteruskan atau diwariskan. Sedangkan pengajaran merupakan bagian dari pendidikan yang didalamnya terdapat proses untuk menyampaikan dan mengembangkan ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin berkaitan dengan intelektual dan psikomotor seseorang.

Pendidikan yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara merupakan bekal yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan pendidikan di masa sekarang, karena pendidikan sejatinya tidak tergerus oleh zaman melainkan hanya perlu penyesuaian cara menerapkannya. Pengalam yang penulis dapatkan ketika pembealjaran di kelas sebelum mempelajari topik “Pendidikan Ki Hajar Dewantara” adalah belum dapat memaknai tujuan pendidikan yang sesungguhnya, penulis percaya bahwa pendidikan pada dasarnya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik, tidak peduli akan kodrat yang dimilikinya.

Sebagai manusia Indonesia tentu saja memiliki ciri khas dan keunikan sebagai manusia Indonesia adalah adanya keberagaman dalam masyarakat yang tercermin dalam berbagai aspek seperti sosial, budaya, agama, etnis, kepercayaan, dll. Masing-masing tersebut memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda-beda. Hal tersebut bisa menjadi identitas untuk masing-masing daerah yang menggunakannya. Sebagai manusia Indonesia memiliki sikap nasionalismen, toleransi terhadap keberagaman yang ada, saling tolong menolong, kasih sayang serta peduli terhadap sesama.

Identitas manusia indonesia berarti manusia mengahayati nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia yang mencakup nilai, jiwa, hasrat, martabat, sosialitas, relasionalitas, genuitas, dialogalitas, dan berbagai tradisi manusia-manusia Indonesia dari waktu ke waktu, dari generasi ke generasi. Identitas merupakan refleksi diri, cerminan diri, ciri-ciri atau keadaan seseorang, atau jati diri. Pancasila sebagai identitas nasional merupakan ciri khas yang hanya dimiliki bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain, ciri khas tersebut tercermin dalam nilai-nilai dari kelima sila di dalamnya. Sedangkan entitas merupakan sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan berbeda walaupun tidak harus dalam bentuk fisik. Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia telah memiliki ciri khas tersendiri yakni adanya keberagaman nilai yang terkandung didalamnya. Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia diimplementasikan dalam Profil Pelajar Pnacasila (PPP).

Profil pelajar pancasila merupakan ciri-ciri atau karakteristik yang harus dimiliki untuk memperkuat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai pancasila bagi pelajar. Hal ini dilakukan dengan mengimplementasikan nilai-nilai pancasila ke dalam kurikulum pendidikan, kegiatan ekstrakurikuler, dan lingkungan sekolah seperti termasuk pembelajaran aktif, diskusi kelompok, simulasi, proyek berbasis nilai-nilai Pancasila, dan kegiatan lain yang memungkinkan pelajar untuk secara aktif terlibat dalam memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai tersebut.

Untuk menjadikan pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia, perlu adanya beberapa upaya yang dapat dilakukan, diantaranya:

  • Mengimplementasikan nilai-nilai pancasila dalam pengembangan kurikulum melalui berbagai mata pelajaran yang terkait seperti, sejarah, kewarganegaraan, agama, dll.
  • Mengmbangkan materi pembelajaran yang relevan dengan nilai-nilai pancasila sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Memberikan teladan dalam menerapkan nilai-nilai pancasila, seperti sikap saling menghormati, menyayangi, tolong menolong, kerjasama, toleransi, dll.
  • Mengembangkan kegiatan pendidikan yang aktif seperti diskusi dalam pembelajaran di kelas, kegiatan keagamaan, bakti sosial, dll.
  • Melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak di luar sekolah untuk mendukung serta memperkuat pemahaman peserta didik tentang nilai-nilai pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun