Mohon tunggu...
RISVYA FAIZ NABILA
RISVYA FAIZ NABILA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas PGRI Madiun

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

T3-8. Aksi Nyata-Manusia Indonesia Bagi Saya

28 Maret 2024   20:50 Diperbarui: 28 Maret 2024   20:53 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggunaan Seragam Batik/dokpri

Pancasila Sebagai Upaya Penguatan Identitas Manusia Indonesia di SMPN 1 Madiun

 

Identitas manusia Indonesia merupakan hasil dari kompleksitas sejarah, budaya, dan nilai yang melekat dalam masyarakatnya. Salah satu upaya untuk memperkuat identitas ini dilakukan melalui proses pendidikan di sekolah, yang seharusnya menjadi tempat yang mendorong penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan serta nilai-nilai Pancasila. 

Menurut analisis eksistensial, bangsa Indonesia adalah jati diri manusia yang menjunjung tinggi cita-cita bersama bangsa Indonesia, karena jati dirinya, maka penting bagi negara Indonesia untuk menjaga keutuhan dan persatuannya agar berbeda dengan bangsa lain dan layak mendapat pengakuan internasional (Luthfia & Dewi, 2021).

Pembelajaran di sekolah tidak hanya bertujuan untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk karakter dan identitas siswa sebagai warga negara yang baik. Melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), siswa diajak untuk memahami nilai-nilai dasar Pancasila seperti gotong royong, keadilan sosial, dan demokrasi. 

Dengan mendalami makna-nilai tersebut, siswa diharapkan dapat menginternalisasi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidik selayaknya mengajarkan pendidikan menyeluruh yang memasukkan beberapa aspek akidah dan tata moral (Suwartini, 2017). Sebagai pendidik harus mampu menjadikan perkataan dan tingkah laku anak didiknya di kelas menjadi baik yang pada akhirnya nanti akan tertanam pendidikan karakter yang baik dikelak kemudian hari.

Di berbagai sudut sekolah, tanda dan simbol yang menggambarkan kebhinekatunggalikaan terpampang dengan jelas. Mulai dari bendera merah-putih yang berkibar di halaman sekolah hingga lambang Pancasila yang terpasang di ruang kelas, semua mencerminkan upaya sekolah dalam memperkuat rasa nasionalisme dan kebangsaan. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di sekolah juga menjadi simbol integrasi dan persatuan di tengah keberagaman bahasa daerah yang ada.

Penghayatan nilai-nilai Pancasila juga tercermin dalam kegiatan di sekolah seperti upacara bendera, penggalangan dana untuk kegiatan sosial, dan diskusi kelompok tentang isu-isu sosial. Melalui interaksi langsung dengan nilai-nilai tersebut, siswa memiliki kesempatan untuk merasakan secara langsung makna kebhinekatunggalikaan dan keragaman yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. 

Penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan serta nilai-nilai Pancasila di sekolah memiliki peran penting dalam memperkuat identitas manusia Indonesia. Melalui pendekatan yang kritis dan holistik terhadap proses pembelajaran, sekolah dapat menjadi agen yang efektif dalam membentuk karakter dan nilai-nilai yang sesuai dengan semangat bangsa

Sekolah merupakan lingkungan yang sarat dengan simbol dan tanda-tanda yang mencerminkan identitas dan nilai-nilai yang dipercayai oleh masyarakat. Dalam observasi kritis terhadap lingkungan sekolah di SMPN 1 Madiun, saya menemukan bahwa kebhinekatunggalikaan sering kali diwakili melalui simbol-simbol keberagaman budaya, seperti pakaian, gambar-gambar tradisional, dan kegiatan budaya yang diadakan secara rutin. Selain itu, tanda-tanda kebersamaan, seperti logo sekolah yang mencakup beragam elemen atau slogan-slogan yang menekankan persatuan, juga menjadi bagian integral dari ekosistem sekolah.

Berikut beberapa informasi yang saya peroleh dari hasil observasi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun