Pernahkah kamu bertanya, bagaimana cara manusia dapat menjawab sebuah pertanyaan yang diajukan dengan cepat?. Jawabannya ialah karena manusia dianugerahi oleh Allah SWT otak yang digunakan untuk berpikir. Hal inilah yang membuat manusia dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. Lalu bagaimana proses berpikir pada manusia?
Berpikir merupakan fungsi kognitif tingkat tinggi yang analisis prosesnya menjadi bagian dari psikologi kognitif. Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang melibatkan manipulasi otak terhadap informasi, contohnya pada saat kita membentuk konsep, terlibat dalam penyelesaian tugas, melakukan penalaran, membuat keputusan bahkan dalam berperilaku. Berpikir berarti meletakkan hubungan antara pengetahuan dan informasi yang dimiliki manusia. Dengan kata lain, seseorang orang akan melakukan proses berpikir apabila ia menerima informasi baru yang kemudian diolah di otak membentuk sebuah pengetahuan.
Manusia diciptakan dengan memiliki otak, yang mana terdapat otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brainstem) yang memiliki fungsinya masing-masing. Pada cerebrum terbagi menjadi dua bagian, yaitu otak kanan dan otak kiri. Pada bagian permukaan luar cerebrum disebut cerebral cortex yang merupakan area otak di mana sel saraf membuat koneksi yang disebut sinaps. Sinaps merupakan system saraf yang mengendalikan aktivitas manusia. Sementara pada bagian dalam cerebrum, terdapat sel-sel saraf berselubung (myelin) yang berfungsi dalam menyampaikan informasi antara otak dan saraf tulang belakang. Selain membagi menjadi otak kanan dan otak kiri, otak besar membagi lagi menjadi 4 bagian, yaitu
- Lobus Frontal (bagian depan) berfungsi mengontrol impuls, pertimbangan, menyelesaikan masalah, mengontrol dan mengeksekusi perilaku, pengorganisasian kompleks. Selain itu, Â lobus frontal juga berperan dalam fungsi intelektual, seperti proses berpikir, pemecahan masalah, penalaran, perencanaan, dan pengambilan keputusan
- Lobus Parietal (bagian atas) berfungsi mengintegrasikan informasi sensoris dari berbagai macam sumber, manipulasi objek, pemrosesan visual spatial atau pemahaman mengenai ukuran, bentuk dan arah.
- Lobus Temporal (bagian samping) berfungsi memproses sinyal auditori, pendengaran, bicara, dan pengenalan wajah.
- Lobus Occipital (bagian belakang) berfungsi pemrosesan visual, menerima informasi yang datang dari retina, memproses informasi dan melanjutkannya ke area otak lain yang relevan.
Lalu bagimana cara kerja otak dalam menerima informasi?
- Input dimulai dari indera kita yang diaktivasikan oleh pemikiran atau memori
- Informasi pertama disalurkan ke thalamus untuk pengolahan awal
- Secara serempak informasi diarahkan ke struktur kortikal yang memadai untuk pengolahan lebih lanjut (misalnya lobus occipital dan lobus temporal)
- Proses tersebut juga langsung disalurkan ke area-area subcortical (misalnya amigdala)
- Proses tersebut juga merupakan sebuah rangsangan emergency, yang mana amigdala akan menaggapi langsung dan merekrut area otak lainnya.
- Selanjutnya, informasi dikirimkan ke hipokampus untuk mendapatkan evaluasi lebih subtil dan disimpan sepanjang waktu
- Hipokampus akan mengorganisasi, mendistribusikan, dan mengkoneksikan memori dengan sisa dari area yang memadai dari korteks untuk penyimpanan jangka panjang.
Jauh dari apa yang telah kita pelajari mengenai otak melalui neurosains, proses berpikir telah lebih dulu dijelaskan di dalam Al-Qur'an. Kata akal sering kita dengar bahkan menjadi kata yang kita ucapkan sehari-hari. Tahukah kamu? Kata akal berasal dari bahasa Arab Al-'Aql yang merupakan mashdar kata 'aqola -- ya'qilu -- 'aqlan yang artinya paham dan memikirkan. Kata 'aql disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 49 kali dengan pengucapan ta'qilun yang diulang sebanyak 24 kali dan ya'qilun sebanyak 22 kali. Sedangkan 'aqala, na'qilu, dan ya'qilu masing-masing disebut sebanyak satu kali.
Akal merupakan suatu peralatan rohaniah yang dimiliki oleh manusia yang berkemampuan untuk mengingat, menganalisis, menyimpulkan, dan membedakan sesuatu antara yang haq atau batil sehingga manusia memiliki akhlak yang baik serta mampu merperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT sang pencipta. Akal merupakan sebuah karunia yang paling besar yang diberikan kepada manusia. Akal diberikan oleh Allah SWT kepada manusia sebagai bukti nyata bahwa manusia memiliki kedudukan tertiggi di mata Allah SWT. Dengan akal, manusia diharapkan mampu menjaga adabnya kepada Allah dan juga kepada alam semesta.
Dari penjelasan mengenani otak dan akal di atas, tidak heran bahwa banyak yang menyamakan makna antara otak dan akal, begitu juga yang membedakannya. Salah seorang yang membedakan antara otak dan akal ialah Harun Nasution, ia menyatakan bahwa akal dalam islam bukanlah otak melainkan daya berfikir yang terdapat dalam jiwa manusia; daya yang sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur'an, memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya (Yahya, 1986, p.13).
Referensi :
Huda, A. M. (2020). Otak dan Akal dalam Kajian Al-Quran dan Neurosains. Jurnal Pendidikan Islam Indonesia, 5(1), 67-79. Dikutip dari Jurnal
Noor, F. A. (2019). Otak dan Akal dalam Ayat-Ayat Neurosains. MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, 4(1), 32-52. Dikutip dari DOI: Jurnal
Nurjanah, A. F. (2018). Konsep'Aql Dalam Al-Qur'an Dan Neurosains. Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam, 1(2), 276-293. Dikutip dari DOI: Jurnal
Zillmer. E. A., Spiers. M. V., & Culbertson. W. C. (2007). Principles Of Neuropsychology 2nd ed. USA. Thomson Wadsworth.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H