Mohon tunggu...
Ristiani
Ristiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya benyanyi,bermusik dan juga saya suka dengan meka up

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Belajar Sosial Albert Bandura

18 Januari 2025   12:03 Diperbarui: 18 Januari 2025   12:03 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Teori Belajar Sosial, yang dikembangkan oleh Albert Bandura, merupakan salah satu teori psikologi yang menjelaskan bagaimana individu dapat belajar melalui pengamatan dan interaksi sosial. Bandura berpendapat bahwa pembelajaran terjadi tidak hanya melalui pengalaman langsung, tetapi juga melalui pengamatan terhadap orang lain, serta melalui peniruan perilaku yang diamati. Konsep ini membawa perspektif baru dalam pemahaman tentang bagaimana proses belajar terjadi, yang kemudian dikenal dengan istilah Teori Pembelajaran Sosialatau Teori Pembelajaran Sosial Kognitif.

Konsep Utama dalam Teori Belajar Sosial Albert Bandura

1. Pembelajaran melalui Pengamatan (Observational Learning)
- Bandura mengemukakan bahwa pembelajaran sering kali terjadi melalui pengamatan terhadap perilaku orang lain, yang disebut sebagai modeling. Dalam konteks ini, individu tidak hanya belajar dari pengalaman langsung, tetapi juga melalui pengamatan terhadap orang lain yang menjadi model. Setelah mengamati perilaku model, individu kemudian meniru atau memodifikasi perilaku tersebut.
- Contoh: Seorang anak yang mengamati temannya berbagi mainan dengan orang lain cenderung meniru perilaku tersebut, karena melihat temannya mendapatkan penghargaan atau perhatian positif.

2. Empat Proses Pembelajaran dalam Teori Bandura
   Bandura mengidentifikasi empat elemen penting dalam pembelajaran sosial yang terjadi ketika individu mengamati perilaku orang lain:
- Perhatian (Attention): Individu harus memperhatikan model untuk mempelajari perilaku yang diamati. Faktor-faktor seperti kejelasan perilaku, relevansi, dan daya tarik model mempengaruhi tingkat perhatian yang diberikan.
- Retensi (Retention): Setelah mengamati, individu harus mampu menyimpan informasi yang diperoleh dalam ingatannya agar dapat digunakan di kemudian hari.
 - Reproduksi (Reproduction): Individu harus memiliki kemampuan untuk meniru atau mereproduksi perilaku yang diamati. Meskipun mengamati perilaku orang lain, tidak semua individu mampu menirunya secara sempurna.
- Motivasi (Motivation): Faktor motivasi memainkan peran penting dalam apakah individu akan meniru perilaku yang diamati atau tidak. Penguatan positif atau penghargaan dapat meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut diulang.

3. Pemodelan (Modeling)
   Pemodelan adalah proses di mana individu meniru perilaku orang lain yang mereka anggap sebagai model. Pemodel ini bisa berupa orang tua, teman sebaya, tokoh masyarakat, atau bahkan selebriti di media. Individu cenderung lebih meniru perilaku yang mereka anggap memiliki hasil positif atau dihargai oleh orang lain.
- Contoh: Seorang anak yang melihat ayahnya berbicara dengan sopan kepada orang lain akan lebih cenderung untuk meniru perilaku tersebut.

4. Penguatan dan Hukuman
   Pembelajaran dalam teori ini juga dipengaruhi oleh penguatan dan hukuman . Penguatan positif atau negatif dapat memperkuat perilaku yang diamati, sementara hukuman dapat mengurangi kemungkinan perilaku tersebut ditiru di masa depan.
- Penguatan Positif: Ketika perilaku yang diamati menghasilkan hasil yang menyenangkan, individu cenderung lebih termotivasi untuk meniru perilaku tersebut.
- Penguatan Negatif: Pengurangan rasa tidak nyaman atau konsekuensi yang tidak menyenangkan juga dapat memperkuat perilaku tersebut.
- Hukuman: Hukuman atau konsekuensi negatif setelah perilaku tertentu dapat mengurangi kemungkinan perilaku tersebut dilakukan di masa depan.

5. Self-Efficacy (Efikasi Diri)
Self-efficacy atau efikasi diri adalah keyakinan individu terhadap kemampuan dirinya untuk mengatasi tantangan dan berhasil dalam situasi tertentu. Bandura percaya bahwa individu dengan tingkat efikasi diri yang tinggi lebih cenderung untuk berusaha dan tetap bertahan dalam menghadapi kesulitan. Sebaliknya, individu dengan efikasi diri rendah cenderung menghindari tantangan dan mudah menyerah.
- Contoh:  Seorang siswa yang percaya bahwa ia bisa menyelesaikan tugas matematika dengan baik akan lebih termotivasi untuk berusaha dan mencari cara agar berhasil.

Studi Bobo Doll
Salah satu eksperimen terkenal yang dilakukan Bandura adalah Studi Bobo Doll pada tahun 1961. Dalam eksperimen ini, anak-anak mengamati seorang model (orang dewasa) yang berperilaku agresif terhadap boneka Bobo. Setelah mengamati perilaku agresif tersebut, anak-anak kemudian diberi kesempatan untuk bermain dengan boneka yang sama. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa anak-anak yang melihat model berperilaku agresif lebih cenderung untuk meniru perilaku tersebut.

Studi ini menunjukkan bahwa pembelajaran dapat terjadi melalui pengamatan tanpa adanya pengalaman langsung. Anak-anak tidak hanya meniru perilaku model secara langsung, tetapi mereka juga menunjukkan perilaku agresif serupa setelah mengamati model tersebut.

Peran Sosial dalam Pembelajaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun