BEST PRACTICE
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)
Menggunakan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta Didik dalam Pembelajaran
Lokasi
SMK Al Farizi Bantarujeg Kab. Majalengka
Lingkup Pendidikan
SMK
Tujuan yang ingin dicapai
Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menjawab soal HOTS pada proses pembelajaran biologi.
Penulis
Risti Nurjanah
Tanggal
22 Â Januari 2024 (PPL 2)
Situasi:Â
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah:
- Pemilihan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi.
- Metode pembelajaran  masih bersifat konvensional dan membosankan terhadap peserta didik.
- Peserta didik cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran.
- Peserta didik kurang mampu berpikir kreatif dalam menjawab soal HOTS (Higher Order Thinking Skills)
Kondisi tersebut merupakan permasalahan  yang dialami sekolah saya, sehingga praktik pembelajaran ini harus dibagikan karena:
- Praktik pembelajaran ini dapat dijadikan acuan bagi rekan-rekan guru dilihat dari segi penggunaan model pembelajaran inquiry terbimbing
- Memotivasi rekan-rekan guru untuk terus berinovasi dalam rangka mengembangkan model pembelajaran.
- Menjadi  alternatif solusi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mengerjakan soal HOTS (Higher Order Thinking Skills)
Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah sebagai peneliti dalam meng-identifikasi permasalahan yang terjadi selama proses belajar mengajar di kelas dan mencari solusi dari permasalahan tersebut. Setelah meneliti dan menemukan solusi dengan memilih model pembelajaran Inquiry Terbimbing di kelas X.
Saya juga bertanggung jawab untuk menggunakan model pembelajaran Inquiry Terbimbing, mengevaluasi dan merefleksinya setelah pelaksanaan agar  kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat dalam mengerjakan soal HOTS (Higher Order Thinking Skills).
Tantangan :Â
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
Tantangan yang dihadapi guru untuk mencapai tujuan adalah:
- Jaringan sangat terbatas, sehingga keleluasaan siswa untuk mencari litelatur juga terbatas
- Masih banyak siswa yang kurang paham tentang pengisian LKPD
- Masih ada siswa yang tidak percaya diri dalam mengerjakan soal terlihat dari sering bertanya pada teman sebangkunya.
- Komunikasi dan tata Bahasa yang dilakukan guru belum terlalu bagus sesuai dengan tata bahasa yang ideal
- Siswa sudah terbiasa dengan metode pembelajaran konvensional, dan sudah merasa nyaman dengan cara pembelajaran dan merasa takut mencoba hal yang baru dalam pembelajaran
- Masih ada siswa yang tidak percaya diri untuk memberikan tanggapan saat teman nya melakukan presentasi
Untuk menghadapi tantangan tersebut saya melibatkan guru, kepala sekolah , siswa, dan rekan sejawat
Aksi :Â
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
Langkah -- Langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut
- Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi perseta didik,
- Pengunaan metode dan model pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan materi,
- Penggunaan media pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik,
- Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang disesuikan dengan sintak model pembelajaran yang dirancang oleh guru dalam modul ajar,
- Menumbuhkan motivasi peserta didik,
- Menyajikan materi melalui video dan PPT yang menyenangkan dan menarik bagi paserta didik
Strategi  yang dilakukan dalam upaya menghadapi tantangan tersebut diantaranya:
- Merancang kegiatan pembelajaran meliputi Modul Ajar, Bahan ajar, Media Pembelajaran, Teknik penilaian yang menerapkan HOTS (Higher Order Thinking Skills).
- Mencari sumber yang relevan mengenai model pembelajaran Inquiry Terbimbing sebagai alternatif solusi dalam menyelesaikan permasalahan.
- Mengikuti kegiatan dengan dosen dan guru pamong secara intensif dan menerima ilmu tentang bagaimana penerapan model pembelajaran Inquiry Terbimbing pada rencana pembelajaran.
- Mengkaji sumber, alat dan bahan yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran sebagai daya dukung yang dimiliki sekolah agar pembelajaran berjalan dengan aktif dan menarik.
- Mempelajari berbagi sumber literatur dalam penyusunan  bahan ajar yang bersifat kontekstual.
- Melaksanakan wawancara dengan berbagai sumber  seperti Kepala Sekolah, Teman Sejawat, Guru dan beberapa pakar terkait penggunaan model/metode dan pendekatan yang tepat sesuai dengan karakteristik materi dan karakteristik siswa masa kini.
- Mengembangkan media pembelajaran yang menarik dan menjadikan peserta didik bisa berpikir kreatif.
- Mencari beberapa video tentang permasalahan pencemaran air.
- Menyiapkan alat dan sarana untuk membuat video pembelajaran.
- Berkoordinasi untuk mendapatkan bantuan kameramen pada saudara yang ahli pada bidangnya.
- Mengedit dan menambahkan konten secara mandiri untuk mendapatkan hasil video berdurasi 20 - 30 menit.
- Mengupload video hasil editing tersebut kemudian menautkan linknya pada website LMS PPG.
- Menyiapkan kelas sebagai objek pembelajaran pelaksanaan Praktik Lapangan.
- Memberikan motivasi pada siswa
- Menyiapkan dan merapihkan kelas dengan baik dan bersih
- Menyiapkan jaringan internet pada kelas tersebut dan memastikan kecepatan internet berjalan dengan baik.
- Mengatasi kendala dan gangguan apabila terjadi saat proses pembelajaran berlangsung.
- Menyiapkan kuota cadangan jika sewaktu-waktu internet utama terjadi gangguan.
- Memotivasi peserta didik untuk lebih berani mengemukakan pendapat saat pembelajaran
Bagaimana prosesenya untuk menghadapi tantangan :
- Memahami sintak model pembelajaran yang sesuai dengan indikator, tujuan pembelajaran, juga materi yang akan dipelajari oleh peserta didik.
- Mencari gambar atau video yang relevan dengan materi yang dipelajarai oleh peserta didik
- Merancang kegiatan pembelajaran dalam modul ajar yang sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih.
- Membimbing siswa selama proses pembelajaran dan dalam menyelesaikan LKPD baik secara individu maupun kelompok.
- Melakukan evaluasi dan refleksi dalam kegiatan pembelajaran.
- Proses yang terlibat dalam fase ini saya melibatkan guru yang menjadi fasilitator, peserta didik sebagai subjek proses pembelajaran, dosen dan guru pamong sebagai pembimbing Pelaksanna pembelajaran, rekan sejawat yang telah membantu dalam kelancaran proses pembelajaran.
- Â
- Sumber daya atau materi yang diperlukan dalam melaksanakan strategi ini adalah sebagai berikut:
- Video masalah dari youtobe.
- Projector
- Clip On (Sumber suara supaya jelas)
- Kamera dokumentasi (smartphone).
- Laptop
Refleksi Hasil dan dampakÂ
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Â Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Dampak dari proses pembelajaran yang dilaksanakan pada materi Pencemaran Lingkungan kelas X terjadi respon yang sangat bagus, meningkatnya kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mengerjakan soal HOTS, antusias yang tinggi terhadap proses pembelajaran Inquiry dengan beberapa indikator sebagai berikut:
- Penilaian kognitif dengan Teknik penilaian pretest dan postest, tes tertulis dengan soal Essay sebanyak 5 butir dengan level kognitif C4,dan C5, untuk pretest dilakukan sebelum pembelajaran dan untuk postest dilakukan setelah pembelajaran selesai, semuanya berjalan dengan baik. diperoleh rata-rata hasil pretest 68,00 dan setelah melakukan posttest dihasilkan rata-rata 82,00, ini menunjukkan adanya perubahan secara signifikan dari hasil pretest dan postest.
- Pemberian LKPD terisi dengan baik
- Siswa sangat antusias dalam membuat rumusan masalah, membuat hipotesis, pengumpulan data, menganalisis data serta membuat kesimpulan, sehingga pada saat menyajikan hasil karya siswa sebagian siswa merasa percaya diri untuk mengemukakan hasilnya dengan baik.
- Penilaian afektif dengan menggunakan angket berpikir kreatif siswa, saya menggunakan aspek kreatifitasnya seperti berpikir luwes, berpikir orisinil, berpikir lancer, berpikir terperinci untuk mengukur siswa dalam hal berpikir kreatif. siswa menjawab sesuai dengan yang siswa rasakan, hasilnya banyak sekali siswa yang menjawab "Setuju" dalam pertanyaan yang positif, dari hasil angket yang siswa kerjakan ternyata hasilnya menunjukkan 85% kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat pada proses pembelajaran biologi.
- Penilaian keterampilan dengan menggunakan rubrik penilaian keterampilan berkomunikasi pada saat siswa presentasi. saya melakukan penilaian di lembar observasi dan hasilnya 81,50 (Sangat Baik) peserta didik mampu berkomunikasi dengan baik.
Maka dari hal tersebut di atas menggunakan model pembelajaran Inquiry terbimbing ini terlihat sangat berpengaruh signifikan  terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mengerjakan soal HOTS  dengan beberapa indikator sebagai berikut:
- Hasil belajar siswa meningkat setelah menggunakan media pembelajaran Inquiry terbimbing
- Meningkatkan berpikir kreatif siswa yang berdampak pada kemampuan siswa dalam mengerjakan soal HOTS.
Respon orang lain yang terkait dengan strategi yang dilakukan !
- Dari teman sejawat, secara keseluruhan sudah dapat mengkondisikan kelas dengan baik dan menjadikan peserta didik dapat terlibat secara aktif
- Peserta didik merasa senang dengan proses pembelajaran yang berlangsung karena mereka dapat terlibat secara aktif dan kegiatannya menarik, menyenangkan, serta mudah dipahami. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kegiatan refleksi saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Adapun faktor yang mempengaruhi keberhasilan tercapainya tujuan pembelajaran tersebut diantaranya:
- Bimbingan dan dukungan dari bapak dosen, guru pamong, kepala sekolah, rekan guru, peserta didik dan pihak terkait lainnya.
- Penerapan model dan pendekatan yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa dan materi.
Faktor yang menghambat keberhasilan dalam penggunaan strategi tersebut adalah:
- Faktor non teknis seperti kecepatan internet yang kecil.
- Ketenangan dan managemen emosi dari guru karena kegiatan PPL ini direkam video.
Berdasarkan proses dan aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan maka pembelajaran dari keseluruhan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Inquiry terbimbing ini sangat berpengaruh signifikan  untuk digunakan pada pembelajaran Pencemaran Lingkungan kelas X SMK Al Farizi Bantarujeg Kabupaten Majalengka, sehingga dapat menyelesaikan permasalahan tentang rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mengerjakan soal HOTS.
Pembelajaran yang bisa diambil menggunakan model Inquiry terbimbing dapat meningkatkan  kemampuan berpikir kreatif, kritis, komunikatif dan kolaboratif berdasarkan kodrat zaman sekarang ini sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara optimal.
MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL HOTS (HIGHER ORDER THINKING SKILLS)Â
Â
Â
Â
Diajukan untuk Memenuhi salah satu Tugas Penyusunan Laporan Best Practice
Â
Â
Â
DISUSUN OLEH :
RISTI NURJANAH, S. PD
NO UKG : 201503218745
NIM : 2330104022
SMK AL FARIZI BANTARUJEG
2024
Â
Â
PENDAHULUANÂ
Permasalahan yang muncul ketika melakukan observasi di SMK Al Farizi Bantarujeg, bahwa guru telah menerapkan soal HOTS pada pembelajaran biologi. Namun, masih terdapat siswa yang kesulitan mengerjakan soal HOTS baik itu pada level menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Hal itu disebabkan karena siswa kurang memahami terhadap soal HOTS tesebut.
Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mengerjakan soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) antara lain disebabkan oleh metode pembelajaran yang digunakan guru kurang memenuhi kebutuhan siswa. Hal tersebut disebabkan guru terlalu nyaman dengan metode pembelajaran konvensional, artinya guru terlalu banyak menggunakan metode ceramah sehingga siswa menjadi mengantuk di kelas pada jam siang/jam terakhir. Guru kurang termotivasi untuk mencoba menggunakan metode belajar yang baru dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Akhirnya metode yang digunakan tidak tepat sehingga siswa merasa kurang nyaman ketika pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi awal dengan penilaian pre-test diperoleh rata-rata hasil belajar kognitif siswa sebesar 67,95. Dari perolehan nilai tersebut siswa belum memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP) biologi yaitu 75.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu adanya upaya dari guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mengerjakan soal HOTS. Begitupun guru harus dapat menunjang kemampuan daya pikir siswa. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk memecahkan permasalahan di atas, yaitu dengan menerapkan pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa mengerjakan soal HOTS (Higher Order Thinking Skills). Â Hal tersebut dilakukan agar dapat mencetak generasi bangsa yang sesuai dengan tututan abad 21. Salah satu pola pembelajaran yang dapat digunakan adalah penerapan pembelajaran Inquiry TerbimbingÂ
Model pembelajaran inquiry learning adalah kegiatan belajar yang menekankan pada pengembangan keterampilan penyelidikan dan kebiasaan berpikir yang memungkinkan peserta didik untuk melanjutkan pencarian pengetahuan.
Metode ini memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam penyelidikan sebuah masalah. Sementara bagi pengajar, inquiry based-learning adalah seraingkaian proses yang menggerakkan siswa dalam menemukan jawaban atas rasa keingintahuannya melalui pemikiran kritis.
Prinsip-prinsip penggunaan model inkuiri terbimbing tersebut harus dipahami dan dilaksanakan oleh seorang guru, agar proses pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing dapat berjalan dengan baik untuk mendapatkan hasil yang memuaskan yaitu menciptakan suatu pembelajaran yang menyenangkan dan berorientasi kepada siswa yang mampu berfikir kritis, kreatif dan aktif dalam proses belajar mengajar (Hartono, 2013: 156).
PEMBAHASAN
Siklus 2
Perencanaan yang dilakukan pada siklus 2 yakni menyusun perangkat pembelajaran, merencanakan tujuan pembelajaran, menyiapkan alat dan bahan ajar serta instrument penelitian yang meliputi evaluasi akhir tindakan, lembar observasi kegiatan guru dan siswa, dengan tujuan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mata pelajaran pencemaran lingkungan. Pada kegiatan pembelajaran masih ada peserta didik yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan asyik bermain dengan teman sebangku sehingga menggangu teman yang lain. Hal ini berakibat kurangnya konsentrasi teman yang lain dalam kegiatan pembelajaran. Pelaporan hasil atau presentasi masih ada beberapa siswa kurang berani mengeluarkan pendapat sehingga untuk mengatasi hal ini guru harus selalu memberi semangat agar dapat membangkitkan keberanian siswa.
Sebagaimana telah dipaparkan dalam pembahasan hasil siklus 2 di atas diketahui bahwa dalam penelitian ini meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa ditunjukkan dengan meningkatnya rata-rata nilai hasil belajar siswa pada setiap siklus. Peningkatan hasil belajar siswa telah terlihat pada siklus 2. Tindakan yang dilaksanakan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Terbimbing. Dengan penggunaan model pembelajaran Inquiry Terbimbing siswa terlibat langsung dalam proses belajar mengajar, siswa dapat berfikir kreatif dalam merumuskan masalah sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran untuk memahami dan mengembangkan keterampilan intelektualnya. Model pembelajaran Inquiry Terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang di sajikan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk melatih siswa menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah (Utomo, 2014 ). Inquiry Terbimbing di padukan dengan media pembelajaran berupa audio visual, yaitu power point dan video pembelajaran dalam penyampaian materi untuk menarik perhatian dan minat siswa pada proses pembelajaran di kelas. Sehingga siswa dapat memahami materi ajar dan bisa menjawab tugas-tugas yang di berikan ketika proses pembelajaran berlangsung yang di sampaikan sehingga berdampak baik terhadap hasil belajar siswa tersebut.
Â
KESIMPULAN
Hasil akhir penelitian, dapat diketahui bahwa model pembelajaran Inquiry Terbimbing berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mengerjakan soal HOTS dengan nilai  rata-rata hasil pretest sebesar 67,95 dan hasil postest sebesar 83,90. Ini menunjukan adanya peningkatan nilai kognitif sebelum dan setelah pembelajaran artinya siswa sudah mampu menjawab soal-soal HOTS (Higher Order Thinking Skill). Hal tersebut dikarenakan model pembelajaran Inquiry Terbimbing secara bersama-sama dapat menjadi inovasi pembelajaran yang bisa memunculkan ide-ide dan solusi kreatif dan kritis. Oleh karena itu, sangat direkomendasikan kepada pendidik untuk menggunakan model pembelajaran Inquiry Terbimbing sebagai inovasi model pembelajaran di sekolah.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Adinda, Ade Hera, Hossiana Ekklesia Siahaan, Inas Fawaz Raihani, Naurah Aprida, Niken Fitri, and Ade Suryanda, 'Article Review Penilaian Sumatif Dan Penilaian Formatif Pembelajaran Online Summative Assessment and Formative Assessment of Online Learning', 2.1 (2021), 1--10
PUTRA, Redza Dwi, et al. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing pada siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri Colomadu Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016. In: Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning. 2016. p. 330-334.
Sintya, Wage Klaudhi, Andik Purwanto, and Indra Sakti. "Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa di SMAN 2 Kota Bengkulu." Jurnal kumparan fisika 1.3 Desember (2018): 7-12.
https://www.ruangkerja.id/blog/inquiry-learning. 3 Februari 2024.
https://educhannel.id/blog/artikel/model-pembelajaran-inkuiri-terbimbing.html. 3 Februari 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H