Hi... Apa kabar kamu sekarang ? Hari ini tepat dua bulan pertemuan terakhir kita. Yang ku duga ternyata benar, kita pada akhirnya tidak bersama. Kita pada akhirnya menjadi asing, dan kembali seperti sedia kala. Masih terekam jelas di benakku, malam itu...malam terakhir kita berjumpa. Wajah sendu mu dan perasaan tak nyaman saat berjumpa denganmu. Kamu terus menatapku begitu tajam tak seperti biasanya. Aku merasa seperti akan di tinggalkanmu untuk selamnaya. Saat itu kamu menggunakan kos hitam yang selalu jadi baju andalanmu. kamu duduk persis di depanku sambil minum segela es kopi susu. Sesekali menghirup rokok. Kamu terus merokok hingga pada akhirnya aku terbatuk dan kamu berkata " Oh iya kamu gak suka asap rokok". Kamu mematahkan rokok itu dan aku tersenyum biasa.
Malam itu kamu sangat berbeda, tak aku kenali. Aku benar benar kehilangan orang yang aku sukai, sungguh. Kamu terus menatapku dan sesekali menanyakan banyak hal random. Obrolan kita berakhir ketika kamu harus pulang duluan karena harus bekerja. Ketika kamu pulang ada rasa yang begitu sakit seperti aku tak akan pernah bertemu denganmu lagi. Dan ternyata benar kamu akan menikah tepat seminggu dari perjumpaan kita saat itu.
Jika kamu tanya aku menangis, jangan di tanya lagi. Menangis adalah hal paling ringan yang ku alami. Aku mengalami hal yang lebih sakit dari itu. Selama satu bulan aku mengalami kelur masuk klinik. aku benar benar terluka. Yang membuat ku terluka bukan hanay kehilangan mu tapi juga keluargamu. Yang membuatku terluka adalah sikapmu, kenapa kamu tak memberi tahu sejak awal. Saat pertemuan kita yang terakhir, semua orang tau tapi cuman aku yang tidak tahu. Kamu tak akan tahu betapa sakitnya ketika tahu dari orang kabar itu. Selama ini kita apa? Katanya kamu anggap akau sahabat tak ada sahabat yang seperti ini. Kamu bilang pada temanku mau jelaskan semua. Apa yang mau di jelaskan ? Tak ada penjelasan bagi seorang sahabat.
Dengan perginya dirimu seperti sekarang pun, membuat aku yakin bahwa kamu memang yang tak seharusnya ada di hatiku. Aku salah mengartikan semua yang terjadi selama ini. Jika kamu tanya saat ini aku membencimu? maka aku akn bilang bahwa aku teramat membencimu, jika reinkarnasi itu ada maka di kehidupan selanjutnya aku tak mau bertemu denganmu lagi. Jika mesin waktu itu ada maka aku kan mencegah diriku untuk kenal denganmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H