Mohon tunggu...
Ristia Dewii
Ristia Dewii Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sebagai Mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa yang mempunyai hobi di bidang Seni yaitu Menari dan menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ajaran Tri Hita Karana dalam Berkehidupan

26 Desember 2023   23:06 Diperbarui: 26 Desember 2023   23:07 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain menyelaraskan hubungan atman dengan paramatman atau hubungan manusia dengan Tuhan, kita sebagai makhluk sosial juga harus membina hubungan dengan sesama manusia dan makhluk lainnya. Hubungan manusia dengan makhluk lainnya hendaknya dapat menciptakan suasana rukun, harmonis, dan damai serta saling bantu membantu satu sama lain dengan hati yang penuh dengan cinta kasih. Yang mana kasih merupakan dasar kebajikan. Kasih muncul dari dalam kalbu yang merupakan alam paramatman, yaitu ananda (kebahagiaan).

Dalam Manu Smrti II,138 disebut: "satyam bruyat priyam bruyam na bruyam satyam, Priyam canartam, bruyat esa dharmah sanatanah" (Berkatalah yang sewajarnya, jangan mengucapkan kata kata yang kasar. Walaupun kata- kata itu benar, jangan pula mengucapkan kata-kata lemah lembut namun dusta. Inilah hukum susila yang abadi (sanatana dharma).

Perkataan adalah akar dasar dari perilaku, karena itu dalam menjalin hubungan, semua dipengaruhi oleh perkatan atau ucapan kita. Kemudian akan menjadi perilaku yang baik yang menjadi dasar mutlak dalam kehidupan sebagai manusia, karena dengan berbuat susila manusia dapat meningkatkan taraf hidupnya baik di alam sekala maupun di alam niskala.

Ketiga, Palemahan. Palemahan berasal dari kata lemah (Bahasa Jawa) yang artinya tanah. Palemahan juga berarti bhuwana atau alam. Dalam artian yang sempit palemahan berarti wilayah suatu pemukiman atau tempat tinggal. Manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Manusia memperoleh bahan keperluan hidup dari lingkungannya. Manusia dengan demikian sangat tergantung kepada lingkungannya. Oleh karena itu, manusia harus selalu memperhatikan situasi dan kondisi lingkungannya.

Lingkungan harus selalu dijaga dan dipelihara serta tidak dirusak. Lingkungan harus selalu bersih dan rapi. Lingkungan tidak boleh dikotori atau dirusak. Hutan tidak boleh ditebang semuanya, binatang-binatang tidak boleh diburu seenaknya, karena dapat menganggu keseimbangan alam. Lingkungan justu harus dijaga kerapiannya, keserasiannya dan kelestariannya. Lingkungan yang ditata dengan rapi dan bersih akan menciptakan keindahan. Keindahan lingkungan dapat menimbulkan rasa tenang dan tenteram dalam diri manusia.

Manusia hidup dimuka bumi ini memerlukan ketentraman, kesejukan, ketenangan dan kebahagiaan lahir dan bhatin, untuk mencapai tujuan tersebut manusia tidak bisa hidup tanpa bhuwana agung (alam semesta). Manusia hidup di alam dan dari hasil alam. Hal inilah yang melandasi terjadinya hubungan harmonis antara manusia dengan alam semesta ini.

Demikianlah penjelasan mengenai pembagian dari tri hita karana tersebut. Arti penting ajaran Tri Hita Karana ini merupakan ajaran agama Hindu yang universal. Ajaran Tri Hita Karana mengarahkan manusia untuk selalu mengharmoniskan hubungan manusia dengan sang pencipta, manusia dengan alam semesta, dan hubungan manusia dengan alam semesta atau lingkunganya.

Arah dan sasaran dari tri hita karana adalah mencapai mokrastham jagadhita ya ca iti dharma, yakni mencapai kebahagiaan lahir dan bhatin sehingga dengan keharmonisan maka tercapailah kebahagiaan yang merupakan tujuan akhir dari agama Hindu yakni bersatunya atman dengan paramatman.

Implementasi ajaran Tri Hita Karana di masa pandemi Berbicara kebahagiaan atau mengenai Tri Hita Karana tidaklah bisa dipisahkan antara pawongan, palemahan, dan parahyangan. Sebab antara satu dan yang lainya saling terikat yang mana implementasi ketiga ajaran tersebut menentukan kebahagiaan manusia dan alam semesta ini. Sebab dalam Tri Hita Karana tidak saja hubungan antara manusia saja, melainkan hubungan dengan alam dan Tuhan pula diajarkan.

Implementasi Tri Hita Karana sesungguhnya dapat diterapkan di mana dan kapan saja. Idealnya, dalam setiap aspek kehidupan, manusia dapat menerapkan dan mempraktikkan Tri Hita Karana ini yang sangat sarat dengan ajaran etika. Seperti di masa pandemi ini, orang tidak bisa dan tidak boleh semaunya sendiri melakukan sesuatu. Seperti mengadakan keramaian, mengadakan kegiatan yang menimbulkan mobilitas manusia yang banyak.

Mengapa demikian? Ada persoalan yang sedang mengintai kita yang bisa menyebakan sakit bahkan kematin yang tidak bisa dielakan. Manusia satu dengan yang lain harus patuh pada aturan pemerintah. Sebab, pemerintah sangat peduli dengan kesehatan dan keselamatan rakyatnya. Kita tidak boleh bersentuhan, harus selalu menjaga jarak, harus menutup hidung dengan masker. Semua ini kalau tidak disadari oleh semua orang, maka bisa terjadi kekacauan. Nah di sini penting hubungan manusia yang harmonis agar terjadi keselarasan dan kebahagiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun