PA 212, GNPF Ulama, dan Ijtima' ulama bukan sebuah gerakan murni mengatasnamakan agama. Mereka adalah gerakan politik yang diberi label agama untuk melegitimasinya. Buktinya, para tokoh di dalamnya hampir semuanya pendukung capres-cawapres Prabowo-Sandi. Bahkan para petingginya merupakan bagian dari timses Badan Pemenangan Nasional (BPN).
Secara eksklusif, mereka mereprentasikan diri sebagai perwakilan umat Islam. Tapi di sisi lain, mereka menafikan atau meningkirkan para ulama dan tokoh agama yang tidak sejalan dengan mereka. Bahkan mirisnya, mereka menyebut ulama yang mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai ulama yang menjadi cebong. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua PA 212 Slamet Maarif yang tak lain merupakan Wakil Ketua BPN.
"Siapa saja tokoh yang akan hadir? Menjadi pegangan semua yang diundang di ijtima ulama satu dan ijtima ulama dua akan kami undang, kecuali yang sudah jadi cebong akan tidak kami undang," ujar Slamet Maarif seperti dilansir dari kumparan.com (29/4/2019).
Adanya dikotomi ulama cebong ini sudah menunjukkan kepentingan tertentu, tak mewakili umat Islam secara keseluruhan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H