Hey!
Saya takut sekali denganmu, sungguh. Saya ingin menutup jendela, tapi saya tak mau. Ada telepon dari masa lalu yang sedang saya tunggu. Bukan kamu. Ya tentunya bukan kamu.
Ada yang ingin berwisata di hatimu!
Dan itu aku.
Mari saya koreksi lagi, saya tidak ingin kamu datang jauh-jauh hanya ingin membubarkan keteguhan hati saya. Definisi wisata tersendiri membuat saya berpikir ulang. Kau anggap saya itu apa! Jangan sembarangan. Hati saya masih teguh meski telah rapuh.
Kau tahu, jangan dekat-dekat. Sebentar lagi telepon saya akan berbunyi. Seseorang dari masa lalu pasti akan cepat menghubungi sambil mengatakan rindu dan keinginan bertemu yang membuat saya bersemu malu-malu. Maka jendela kamar saya tetap terbuka, membiarkan alam seisinya mengintip hati yang berdebar-debar.
Tapi aku ingin mengunjungi hatimu!
Jangan.
Jangan sekali-kali mengunjungi hati saya. Sampai kini pun masih terbata-bata. Saya masih menunggu telepon dari masa lalu. Ya, selalu. Sampai saya menggigil sendirian dan kamu pun harus pergi mengantongi penolakan.
Risscoklat
Temanggung, 7 Januari 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI