Mohon tunggu...
Rissa Nur Ayunda
Rissa Nur Ayunda Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA IAIN JEMBER

Senang dengan hal-hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Perenialisme dan Pemikiran Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Perenialisme

12 Mei 2020   15:24 Diperbarui: 21 Juni 2021   02:08 1875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami Filsafat Pendidikan Perenialisme dan Pemikiran Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Perenialisme (unsplash/alex-block)

Dalam penulisan kali ini, saya akan membahas dan menjelaskan mengenai pengertian filsafat pendidikan perenialisme beserta pemikiran tokoh-tokohnya.

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Perenialisme

secara bahasa perenialisme berasal dari kata "perenial" yang memiliki makna kekal, abadi, dan tanpa akhir.

aliran ini menganggap bahwa tradisi merupakan prinsip-prinsip yang abadi dan terus ada sepanjang sejarah manusia. penyebab aliran perenialisme muncul karena adanya reaksi terhadap aliran progresivisme.

Baca juga : Filsafat sebagai Way of Life

Dalam konteks pendidikan aliran perenialisme beranggapan bahwanya pendidikan itu lebih kepada masa lampau karena dapat memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai kebenaran yang absolut, dan abadi yang terdapat dalam kebudayaan masa lampau yang dipandang sebagai kebudayaan yang ideal.

Terdapat 4 prinsip dalam filsafat pendidikan perenialisme yaitu:

1. Bahwa kebenaran itu bersifat universal.

2. Harus melibatkan pencarian pemahaman atas kebenaran.

3. Kebenaran bisa ditemukan dalam karya-karya yang agung.

4. Mengembangkan nalar pandangan tokoh-tokoh perenialisme terhadap pendidikan.

Baca juga : Filsafat Keindahan Kant, Hegel, Adorno

B. Pemikiran Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Perenialisme

1. Robert Maynard Hutchins (1899-1977)

ia merupakan filsuf pendidikan yang berasal dari Amerika Serikat. ia berpendapat bahwa pendidikan harus menumbuhkan kecerdasan dan harmoni daya manusia. ia juga berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan pikiran dan intelektual, serta pendidikan harus bersifat universal dan rasional.

2. Mortimer J. Adler (1902-2001)

Mortimer merupakan filsuf yang berasal dari Amerika Serikat. ia berpendapat bahwa manusia adalah makhluk rasional yang memiliki kemampuan intelektual sebagai subjek aktif yang dapat melakukan tindakan seni, membaca, melihat, mendengar, berbicara, dan berpikir.

Baca juga : Filsafat Ketuhanan Dihadapkan pada Pemahaman Kebertuhanan dalam Teologi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun