Mohon tunggu...
Rissa Nur Ayunda
Rissa Nur Ayunda Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA IAIN JEMBER

Senang dengan hal-hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Progresivisme dan Pemikiran Tokoh-tokoh Filsafat Progresivisme

6 Mei 2020   00:06 Diperbarui: 6 Mei 2020   00:41 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pada kesempatan kali ini, saya akan menulis pemahaman saya mengenai filsafat pendidikan Progresivisme beserta pemikiran tokoh-tokohnya.

A. Pengertian filsafat pendidikan progresivisme

Aliran progresivisme merupakan aliran yang menginginkan dan menuntut kemajuan yang sangat pesat serta aliran ini lebih menekankan pada proses sampai mencapai hasilnya. aliran progresivisme sendiri itu berasal dari kata "Progres" yang memiliki makna kemajuan.

aliran progresivisme menuntut untuk selalu maju melalui pemikirannya sehingga bisa bertindak secara konstruktif, inovatif dan reformatif, dan aktif.

aliran progresivisme merupakan aliran yang lebih menekankan kepada kegiatan atau aktivitas yang condong ke arah pelatihan berfikir yang lebih menyeluruh secara sistematis melalui cara-cara ilmiah seperti pemecahan masalah, sehingga peserta didik diharapkan mampu mengambil dan menentukan keputusan yang paling baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

B. Pemikiran Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Progresivisme

1. George Axtelle, William O, Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B. Thomas, Frederick C. Neff.

para tokoh tersebut berpendapat bahwa manusia itu mengalami perubahan karena faktor lingkungan serta kemampuan manusia dalam mempelajari banyak hal maupun memikirkan hal-hal yang akan datang.

2. John Dewey

ia berpendapat bahwa hal yang progresiv itu lebih menekankan peserta didik kepada minatnya dari pada mata pelajarannya.

3. Hans Vaihinger

ia berpendapat bahwa pengetahuan tidak dapat menentukan kebenaran suatu hal yang bersifat objektif.

4. William James

ia berpikiran bahwa pikiran berfungsi dalam menentukan hidup serta membebaskan ilmu jiwa atas pra konsepsi teologis dan menempatkannya di atas dasar perilaku.

5. George Satayana

hingga sekarang karya-karya beliau sangat sulit disifati karena bertentangan dengan apa yang dialaminya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun