BAB IÂ
PENDAHULUAN
- Latar BelakangÂ
Kualitas pendidikan  meliputi  berbagai  sektor  dan  jenjang pendidikan, termasuk jenjang pendidikan  menengah  pertama. Keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh  berbagai  faktor  termasuk  guru.  Guru  yang  profesional  akan selalu berupaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional. Dalam upaya meningkatkan proses belajar, guru harus berupaya menciptakan strategi yang cocok, sebab dalam proses belajar mengajar yang bermakna, keterlibatan siswa sangatlah penting, hal ini sesuai dengan pendapat Bruner yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas.
Salah satu muatan pelajaran SD yang menjadi permasalahan yaitu Matematika sekolah. Matematika yang telah dipilah dan disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa, serta digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir bagi para siswa. Matematika adalah objek yang bersifat abstrak sehingga matematika tidak mudah dipahami oleh sebagian siswa Sekolah Dasar. Penggunaan alat peraga diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.
Dengan demikian matematika sebagai objek abstrak dapat dikurangi keabstrakan materi matematika dengan menggunakan model benda konkrit  yang dinamakan alat peraga pembelajaran matematika. Berdasarkan pengalaman peneliti dikelas, kegagalan dalam  belajar matematika pada materi sifat-sifat bangun ruang yang dihadapi oleh siswa dikelas VI C SD Mujahidin yaitu :
- Hasil penilaian harian matematika pada KD 3.6 hanya depalan siswa yang memperoleh nilai diatas KKM.
- Persentase kentuntasan belajar siswa hanya mencapai 19%.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis mencoba  menerapkan salah satu media  pembelajaran yaitu dengan menggunakan alat peraga sederhana berupa tusuk sate dan plastisin untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menentukan unsur-unsur bangun ruang.Adapun judul penelitiannya adalah " Penerapan Alat Peraga Tusuk Sate terhadap Hasil Belajar Matematika dalam Menentukan sifat-sifat Bangun Ruang Kelas VI C SD Mujahidin Tahun Ajaran 2021-2022.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah penelitian ini adalah "Bagaimana dengan penggunaan alat peraga tusuk sate dapat meningkatkan hasil  belajar siswa dalam menentukan sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas VI C SD Mujahidin ?"
Rumusan Masalah Khusus antara lain : Â
Bagaimana rencana pelaksanaan pembelajaran penggunaan alat peraga tusuk sate dalam menentukan sifat-sifat bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI C SD Mujahidin  ?
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran penggunaan alat peraga tusuk sate dalam menentukan sifat-sifat bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI C SD Mujahidin ?
Bagaimana evaluasi pembelajaran penggunaan alat peraga tusuk sate dalam menentukan sifat-sifat bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI C SD Mujahidin ?
- Tujuan  PenelitianÂ
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses alat peraga tusuk sate dalam menentukan sifat-sifat bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas VIC SD Mujahidin .
Tujuan khusus penelitian sebagai berikut.
Untuk mendeskripsikan  rencana pelaksanaan pembelajaran penggunaan alat peraga tusuk sate dalam menentukan sifat-sifat bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI C SD Mujahidin .
Untuk menjelaskan pelaksanaan pembelajaran penggunaan alat peraga tusuk sate dalam menentukan sifat-sifat bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI C SD Mujahidin.
Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran penggunaan alat peraga tusuk sate dalam menentukan sifat-sifat bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI C SD Mujahidin.
- Manfaat Kegiatan
- Bagi Peserta Didik
- Peserta didik lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran
- Peserta didik akan lebih bersemangat dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran.
- Membiasakan peserta didik tingkat tinggi muali dari perencanaan, pelaksanaa hingga penilaiannya.
- Mempermudah peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
- Terkontrolnya tingkah laku positif peserta didik.
- Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada proses pembelajaran berlangsung.
- Meningkatkan hasil belajar peserta didik.
- Bagi guru
- Memperluas wawasan.
- Meningkatkan profesional kerja.
- Meningkatkan peran guru sebagai Fasilisator.
- Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
- Memperbaiki kinerja guru dalarn proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
- Bagi Sekolah
- Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap pelajaran yang lain.
- Memanfaatkan metode dengan semaksimal mungkin.
- Mengembangkan bakat untuk tercapainya visi dan misi sekolah.
- Bagi Kepala Sekolah
- Â Â Â Â Memberikan acuan kepada kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik.
- Bagi Pengawas sekolah
- Â Â Â Â Memberikan acuan kepada pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervise akademik dan manajerial
Â
- BAB II
- TEORI PENDUKUNG
- Alat peraga
- Pengertian alat peragaÂ
Menurut Arsyad,"alat peraga adalah media alat bantu pembelajaran dengan segala macam benda yang digunakan untuk memperagakan materi pelajaran."(Arsyad,2013:9) Menurut Sudjana pengertian alat peraga adalah alat bantu yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif.. Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan alat peraga merupakan semua benda yang digunakan dalam proses pembelajaran yang dapat bersifat abstrak kemudian dikonkretkan.
Menurut Siti Adha dkk, (2014: 19) alat peraga adalah sebagai berikut :
                Satu di antara beberapa cara untuk untuk mengaktifkan siswa berinteraksi dengan materi ajar diperlukan suatu alat bantu yang disebut alat peraga. Dalam interaksi ini siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk mencintai proses pembelajaran. Pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan karena dengan menggunakan alat peraga siswa berpikir abstrak sehingga penggunaan alat peraga sangat diperlukan dalam menjelaskan dan menanamkan konsep pembelajaran matematika.
Sedangkan menurut Sujana (2014: 99) mengemukakan bahwa alat peraga adalah sebagai berikut :
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Alat peraga disini mengandung arti bahwa segala sesuatu yang masih bersifat abstrak lalu dikonkretkan untuk menjelaskannya kembali agar siswa lebih memahaminya. Menurut Suharjana dkk, (2010: 3) dalam Sulaiman (2015: 107) menyatakan bahwa alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan alat peraga merupakan semua benda yang digunakan dalam proses pembelajaran yang dapat bersifat abstrak kemudian dikonkretkan.
2. Alat Peraga Tusuk Sate
  2.1. Bentuk dan Manfaat
    a.Bentuk
           b.Fungsi dan Nilai Alat Peraga
     Fungsi dan nilai alat peraga menurut Sudjana, (2005: 99) adalah sebagai berikut:
Alat peraga memegang peranan penting dalam menciptakan proses pembelajaran. ada enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses blajar mengajar.
- Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan  merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
- Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.
- Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengant tujuan dan isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan alat peraga harus melihat tujuan dan bahan pelajaran.
- Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunaan sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
- Penggunaan alat peraga dlam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
c. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Alat Peraga
Kelebihan penggunaan alat peraga menurut Sudjana, (2002: 64) adalah sebagai berikut :
- Menumbuhkan minat siswa karena pelajaran menjadi lebih  menarik.
- Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya.
- Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan
- Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.
Sementara itu kekurangan penggunaan alat peraga dalam pengajaran menurut Sujana (2002: 64) diantaranya :
- Â Memerlukan alat peraga yang cukup banyak. Dalam proses pembelajaran membutuhkan berbagai alat penunjang dalam penggunaan alat peraga.
- Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan.Dalam kegiatan proses belajar mengajar banyak waktu yang diperlukan guru untuk mempersiapkan terlebih dahulu.
- Hasil BelajarÂ
- Â Â Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
     Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
- Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
- Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.
- Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsi
- Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.
- Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program.
- Sifat-sifat Bangun Ruang
- Â Â Â Â Â Bangun ruang adalah suatu bangun yang berbentuk tiga dimensi dan memiliki volume atau isi. Secara umum, bangun ruang terdiri dari susunan Panjang, lebar, dan tinggi. Tiga elemen akan bisa membentuk bangun ruang.
- Bangun ruang juga akan terbentuk dari berbagai bagian berikut ini .
- Terdiri dari bidang sisi yang membatasi wilayah antar ruang.
- Rusuk sebagai pertemuan antara dua sisi pada bangun datar.
- Titik sudut adalah hasil pertemuan antara dua rusuk atau lebih
- Diagonal sisi merupakan  sisi diagonal pada bangun ruang tersebut.
- Bidang diagonal yakni bidang datar terbentuk dari diagonal sisi dan rusuk
- Diagonal ruang adalah garis yang merupakan diagonal dari sebuah bidang  diagonal
- Aktivitas Siswa Dalam Proses PembelajaranÂ
- Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa belajar. Dalam proses pembelajaran, siswalah yang menjadi subyek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku kegiatan belajar,  maka guru hendaknya merencanakan pembelajaran yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar sendiri atau mandiri. Hal ini bukan berarti membebani  siswa dengan banyak tugas, aktivitas atau paksaan-paksaan. Tetapi siswa belajar mandiri dengan materi-materi yang telah diberikan agar siswa lebih berminat dalam belajar dan berkembang pikiranya dengan tujuan ilmu yang didapat secara mandiri bermanfaat bagi masa depanya.
- Dalam pelaksanaanya kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan siswa bukan berarti guru tidak begitu banyak melakukan aktivitas, tetapi guru selalu member petunjuk tentang apa yang harus dilakukan siswa, mengarahkan, menguasai, dan mengadakan evaluasi (Ibrahim & Nana, 2003:27). Dengan demikian dalam suatu proses pembelajaran siswa yang harus aktif, fungsi guru hanya sebatas membantu, sehingga proses kemandirian belajar dapat tercapai. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi pembelajaran sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Dalam kegiatan belajar, subyek didik atau siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas (Sardiman, 2003:95). Dalam proses kemandirian belajar siswa diperlukan aktivitas, siswa bukan hanya jadi obyek tapi subyek didik dan harus aktif agar proses kemandirian dapat tercapai.
- Hamalik (2005:175) juga menjelaskan nilai aktivitas  dalam pembelajaran, yaitu :
- Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
- Beraktivitas sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral.
- Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa.
- Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
- Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.
- Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan orang tua  dengan guru.
- Pembelajaran dilaksanankan secara konkret sehingga mengembangkan emahaman berfikir kritis serta menghindari verbalitas.
- Pembelajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam
TINJAUAN PUSTAKA
    Arikunto,  Suharsimi.2009.  Dasar-Dasar  Evaluasi  Pendidikan  (Edisi  Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Balitbang Puskurbuk Kemendikbud. 2012
    Carolyn, Edmud. 2011. Manajemen Kelas Untuk Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Daniel, David. 2008. Effective Teaching Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
   Darmadi.  2017.  Pengembangan  Model  Dan  Metode  Pembelajaran  Dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: CV. Budi Utama. Daryanto,
    Diana Puspa Karitas, 2017.Ekosistem Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 5 Buku Guru Edisi Revisi.Jakarta. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional.2019.Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thingking Skills.Jakarta
Kompas.com.2020."Kilas Balik Pembelajaran Jarak Jauh akibat Pandemi Covid-19",http,diakses pada 2 November 2020
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21413173050.pdf
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/mengenal-berbagai-sifat-sifat-bangun-ruang-10935/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H