Identitas Buku
Judul asli : The ABC Murders
Judul : Pembunuhan ABC
Pengarang: Agatha Christie
Penerjemah : Luci Dokubani
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 1988
Cetakan ke- : 10 (Oktober 2015)
Tebal halaman: 344 halaman
Pendahuluan
Novel "The ABC Murders" merupakan salah satu dari banyaknya novel Agatha Christie yang menjadikan tokoh fiktif Hercule Poirot sebagai tokoh utamanya. Novel berjudul The ABC Murders diterbitkan pertama kali di Inggris pada tanggal 6 Januari 1936. Agatha Mary Clarissa Christie atau yang lebih dikenal Agatha Christie adalah seorang penulis novel fiksi bertema kriminal yang sangat terkenal. Penulis asal Inggris ini lahir 15 September 1890 dan meninggal 12 Januari 1976 pada usia 85 tahun. Karya-karyanya sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa, tak terkecuali Bahasa Indonesia. Beberapa karyanya diadaptasikan menjadi sebuah film layar lebar, salah satunya The ABC Murders. Novel The ABC Murders ini diadaptasikan menjadi sebuah film series berisi 3 episode yang masing-masing episodenya berdurasi 60 menit. Film series yang berlatar belakang tahun 1933 ini menggunakan judul yang sama seperti judul novelnya.
Ringkasan
A berarti Andover dan Mrs. Ascher dipukul sampai mati. B berarti Bexhill dan Betty Barnard mati dicekik. C berarti Churston dan Sir Carmichael Clarke ditemukan terbunuh. Di samping tubuh masing-masing korban diletakkan buku Panduan Kereta Api ABC, terbuka pada halaman yang menunjukkan tempat pembunuhan. Polisi tak berdaya. Tapi si pembunuh telah membuat kesalahan besar. Dia berani menantang Hercule Poirot untuk membuka kedoknya.
Hercule Poirot menerima surat yang tidak diketahui siapa pengirimnya. Surat itu berisi peringatan pembunuhan yang akan terjadi di suatu kota. Terdengar seperti lelucon, memang. Namun, hal itu benar-benar terjadi. Di kota Andover, wanita bernama Ascher terbunuh. Suami Ascher yang seorang pemabuk dan seseorang yang selalu kasar kepada Ascher pun diselidiki. Namun, tidak ditemukan bukti kuat yang mengarah kepadanya.
Tak berakhir di sini, surat peringatan berikutnya datang. Kali ini di kota berinisial B, yaitu Bexhill. Seorang wanita bernama Betty Barnard ditemukan mati dicekik. Poirot pun mewawancarai keluarga dan pasangan Betty.
Surat selanjutnya berisi peringatan di salah satu kota berawalan huruf C, yaitu Churston. Namun, Poirot terlambat datang ke kota Churston karena suratnya datang terlambat. Sir Carmichael Clark sudah ditemukan terbunuh di dekat rumah mewahnya. Istri, adik, dan juga pegawainya pun diwawancarai Poirot.
Poirot pun mengumpulkan orang-orang yang terkait dengan para korban dan memutuskan untuk mencari pelakunya bersama mereka. Mereka semua menunggu surat berikutnya agar bisa mencegah pembunuhan terjadi dan mengungkap siapa dalang di balik ini semua.
Surat berikutnya yang ditunggu-tunggu pun datang. Surat itu memberitahu bahwa pembunuhan akan terjadi di kota Doncaster. Mereka segera bergegas ke kota Doncaster dan memperingati orang-orang yang memiliki nama berawalan huruf D. Namun, hal yang mereka lakukan ternyata sia-sia. Pembunuhan tak bisa dihindari. Pembunuhan kali ini berbeda, nama korban tidak diawali dengan huruf D.
Hal yang sama di antara semua pembunuhan yang telah terjadi adalah ditemukannya buku panduan kereta api ABC di samping tubuh korban yang terbuka pada halaman yang menunjukkan tempat pembunuhan. Juga ditemukannya stocking pada Ascher dan Betty Barnard. Ditemukan juga fakta bahwa pegawai Sir Carmichael Clark pernah melihat seorang penjual stocking di dekat kediaman Clark.
Semua barang bukti mengarah kepada satu orang, yaitu seseorang berinisial ABC. Telah ditemukan barang bukti di kediamannya, yaitu mesin ketik, buku panduan kereta api ABC, dan stocking. Diketahui bahwa ABC adalah seorang penjual stocking keliling.
Namun, apakah semudah itu Agatha Christie mebiarkan pembacanya menemukan pelakunya? Memang benar bahwa semua barang bukti mengarah pada ABC. Namun, yang mengejutkan ialah bukan ia pelaku sebenarnya. Ia juga tidak memiliki motif yang kuat untuk melakukan pembunuhan seperti itu. Lalu, siapakah pelaku sebenarnya?
Kelebihan
Novel Agatha Christie selalu menyuguhkan cerita yang menakjubkan. Tak terkecuali dengan novel The ABC Murders. Keunggulan novel ini ialah alur cerita yang menarik. Para pembaca pada awalnya disuguhi bukti-bukti yang mengarah ke satu orang. Namun, bukan Agatha Christie jika tidak menyiapkan plot twist yang mengejutkan di akhir ceritanya. Cara penulis menyajikan cerita Poirot dan kasusnya patut diapresiasi
Kekurangan
Mungkin kekurangan ini dapat disebut dengan keunikan. Dalam novel ini, digunakan dua sudut pandang yang berbeda, yaitu sudut pandang Hastings dan seorang penjual stocking berinisial ABC.
Rekomendasi
Untuk pembaca yang menyukai novel bertema kriminal wajib membaca novel. Novel ini membuat pembaca menebak-nebak siapa pelaku sebenarnya dan memberikan kejutan istimewa di akhir ceritanya. Pecinta film bertema serupa disarankan untuk menonton film series adaptasinya. Hanya ada sedikit perbedaan cerita antara novel dan film seriesnya. Novel ini memang diterbitkan pertama kali pada tahun 1900-an. Namun hal ini tidak menyebabkan novel ini menjadi langka dan sulit dicari. Sebaliknya, novel ini mudah dijumpai di tempat belanja online.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H