Nama  : Risqi Nurhidayati
NIM Â Â Â : 191510601080
Tugas  : Pengganti UAS
Matkul : Pengantar Ekonomi Pertanian Kelas E
PENDAHULUAN
        Indonesia merupakan negara yang mendapat julukan sebagai negara agraris. Negara yang dimana menempatkan sektor pertaniannya sebagai pondasi perekonomian nasional bangsanya. Hal itu, menjadikan Indonesia harus mampu secara mandiri untuk mensejahterakan rakyatnya melalui pendapatannya sebagai seorang petani di berbagai sektor pertanian. Sektor pertaniannya sendiri terdiri dari beberapa subsektor yaitu: subsektor tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Kumpulan subsektor tersebut masing-masing memiliki peran yang sangat penting untuk Indonesia. Namun, yang paling memiliki peluang pasar tinggi untuk melakukan ekspor yaitu subsektor perkebunan. Subsektor perkebunan sering  dibudidayakan di lahan dataran tinggi maupun dataran rendah. komoditas subsektor perkebunan yang sering di budidayakan, salah satunya yaitu komoditas kelapa.
        Menurut Abdullah dan Usman (2016), kelapa memiliki nama latin Cocos nucifera L. yang termasuk ke dalam famili Palmae dari golongan genus Cocos dan berasal dari suku aren-arenan atau nama latinnya Arecaceae. Tanaman kelapa sering dijumpai mulai di daerah pesisir pantai hingga di daerah pegunungan. Komoditas kelapa merupakan komoditas yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia, yang dapat dilihat dari persebaran pohon kelapa yang ada dimana-mana. Kelapa adalah komoditas perkebunan strategis yang memiliki nilai sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan seharai-hari masyarakat Indonesia. Peran sosial, batang kelapa dapat digunakan untuk membuat rumah masyarakat, dan daunnya dapat digunakan sebagai alas atau atap. Peran budaya, daun kelapa yang masih muda atau (istilah Jawa: janur) digunakan untuk acara pernikahan. Peran ekonomi, semua bagian tubuh kelapa dapat dijual, terutama bagian buahnya.
        Kelapa merupakan sebuah tanaman tropis yang memiliki manfaat serbaguna atau memiliki maksud semua bagian tubuhnya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia dan bahkan hewan. Tanaman kelapa biasa dikenal dengan sebutan pohon kehidupan, hal ini disebabkan karena semua bagian tubuhnya dapat dimanfaatkan yaitu bagian batang, daun, bunga, air kelapa, daging buah, sabut, tempurung dan lain sebagainya (Amiruddin, dkk. 2016). Manfaat kelapa dapat digunakan untuk membuat minyak kelapa, VCO, minuman, nata de coco, kopra, santan, gula merah, dan lain-lain. Tanaman kelapa memiliki manfaat yang sangat besar jika dibudidayakan oleh masyarakat karena terdapat banyak produk hasil turunannya. Budidaya tanaman kelapa tidak pernah lepas dengan perlunya media tanam atau lahan untuk tempat tumbuhnya.
        Menurut Hatta, dkk. (2018), lahan petanian adalah sebuah lahan yang meliputi keadaan iklim, tanah, udara dan air yang digunakan untuk memproduksi tanaman pertanian atau berternak hewan. Lahan pertanian salah satu sumber daya utama yang terdapat di bidang pertanian. Lahan pertanian memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan usaha pertanian yang berguna untuk menanam atau membudidayakan komoditas kelapa. Menanam kelapa memerlukan media tanam yang asli atau harus di tanah, hal ini terjadi karena kelapa merupakan tanaman yang dapat tumbuh besar. Keberadaan lahan sangat berpengaruh terhadap jumlah produksi kelapa yang dihasilkan. Jumlah produksi yang dihasilkan juga akan berpengaruh terhadap pendapatan petani dan nilai devisa negara.
         Pembangunan perekonomian adalah berbagai strategi yang dilakukan oleh suatu negara untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk yang disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara (bulelengkab, 2017). Pendapatan petani kelapa dan nilai devisa negara akan menjadi tolak ukur dari pembangunan perekonomian nasional. Semakin berkurang luas areal lahan kelapa akan berkurang juga pendapatan petani kelapa, sehingga mempengaruhi pembangunan ekonomi.
PEMBAHASAN
Â
        Budidaya komoditas kelapa tidak pernah lepas dari keberadaan lahan yang akan digunakan untuk tempat tumbuhnya. Keberadaan areal lahan itu sendiri juga sangat berpengaruh terhadap banyaknya jumlah produksi yang dapat dihasilkan pada saat pemanenan. Jumlah produksi yang dihasilkan pada saat pemanenan komoditas kelapa akan berpengaruh juga terhadap pendapatan petani kelapa. Jadi, secara tidak langsung luas areal lahan komoditas kelapa berpengaruh terhadap pendapatan petani kelapa.
        Berdasarkan data dari Asia Pacific Coconut Community, mencatat bahwa Indonesia merupakan negara yang memilki luas lahan perkebunan kelapa terbesar kedua di dunia dengan luas lahan  3,776 juta hektar (Coconut Statistic Yearsbook dalam Nurochman, R.). Menurut data dari Kementerian Pertanian Indonesia, luas areal lahan komoditas kelapa pada tahun 2016 yaitu 3.653.745 hektar. Luas areal kelapa dari tahun ke tahun selalu mengalami penurunan tepatnya dilihat dari tahun 2016 tersebut ke tahun 2019. Pada tahun 2019 luas areal kelapa menurun sehingga luasnya mencapai 3.413.318 hektar. Sedangkan jika dilihat pada sudut pandang jumlah produksi, komoditas kelapa juga mengalami penurunan yang secara terus menerus terjadi. Menurut data dari Kementerian Pertanian, pada tahun 2016 produksi kelapa mencapai 2.904.170 ton, namun pada tahun 2019 jumlah produksi kelapa menurun menjadi 2.828.167 ton.
        Banyak faktor yang menjadi penyebab dari berkurangnya luas areal lahan perkebunan kelapa. Menurut Chandra, J. E. (2015), luas lahan tanaman kelapa berkurang karena diubah menjadi lahan tanaman kelapa sawit. Selain lahan perkebunan kelapa yang diubah menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, juga diubah menjadi jalan, perumahan, pabrik, atau alihfungsi lahan lainnya. Alihfungsi lahan tersebut disebabkan oleh beberapa masalah, yaitu memperoleh pendapatan yang lebih tinggi jika menjadi petani kelapa sawit dari pada menjadi petani kelapa, sehingga banyak yang lebih memilih menanam kelapa sawit. Kedua, bertambahnya jumlah penduduk Indonesia juga menjadi penyebab lahan perkebunan kelapa dijadikan sebagai perumahan. Ketiga, lahan perkebunan kelapa yang menjadi alas pendirian pabrik industri diakibatkan oleh adanya kebutuhan masyarakat yang semakin bertambah terhadap produk industri. Selain itu, pendirian pabrik industri juga diakibatkan karena pendapatan bekerja di pabrik industri lebih mahal daripada di perkebunan kelapa.
        Pencapaian terhadap hasil produksi yang semakin menurun akibat dari berkurangnya luas lahan komoditas kelapa akan berdampak buruk bagi keberlanjutan pembangunan pertanian. Hal itu, dapat terjadi karena luas areal lahan perkebunan kelapa secara tidak langsung juga mempengaruhi pendapatan petani dan nilai ekspor komoditas kelapa. Para petani menjual hasil pemanenan kelapa dalam jumlah lebih sedikit karena produksi kelapa menurun akibat dari berkurangnya lahan perkebunan kelapa yang dimilikinya, sehingga mereka tidak dapat menjadikan pekerjaan membudidayakan kelapa sebagai pekerjaan utamanya. Nilai ekspor komoditas kelapa baik dalam bentuk kelapa asli atau turunannya yang sudah diolah akan mengalami kemunduran atau berkurang. Berkurangnya jumlah kelapa dan turunannya yang dapat diekspor oleh negara Indonesia akan mengakibatkan berkurangnya juga pendapatan devisa negara. Jika pendapat negara menurun, akan berakibat pula munculnya kejadian kemerosotan ekonomi.
        Kebijakan adanya pembangunan pertanian ini merupakan bagian dari strategi untuk mencapai pembangunan perekonomian nasional. Sektor pertanian sendiri diharapkan dapat memberikan kontribusinya guna menyongsong keberhasilan pembangunan perekonomian nasional, yang dapat diperoleh dari nilai ekspor dan meningkatnya pendapatan masyarakat. Apabila pembangunan pertanian di subsektor perkebunan kelapa tidak berjalan dengan baik yang diakibatkan oleh penurunan luas lahan, pembangunan perekonomian akan terhambat.
PENUTUP
        Pembangunan pertanian yang dilakukan oleh pemerintah diharapkan akan dapat menyokong pembangunan perekonomian nasional. Pembangunan pertanian yang dapat dikatakan sukses, jika para stakeholder yang bergerak di bidang perkebunan kelapa memiliki pendapatan yang cukup dan kesejahteraannya terjamin. Komoditas kelapa merupakan komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Semua bagian tubuh tanaman kelapa dapat digunakan untuk kebutuhan. Komoditas kelapa memiliki nilai tambah yang tinggi, karena dapat diolah atau diproduksi menjadi berbagai barang seperti, nata de coco, VCO, santan, minyak kelapa, dan lain sebagainya. Jumlah produksi kelapa yang dihasilkan haruslah memenuhi jumlah yang untuk dijadikan barang baku. Pengaruh luas lahan perkebunan kelapa sangat berpengaruh terhadap keadaan pembangunan perekonomian nasional. Menurunnya luas areal lahan juga akan diikuti dengan menurunnya pula perekonomian nasional. Jika perekonomian nasional menurun maka kebijakan atau program pembangunan ekonomi akan terhambat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah dan Usman. 2016. Sistem Cerdas untuk Klasifikasi Buah Kelapa menggunakan Metode Backpropagation. Jurnal BAPPEDA, 2(2): 88-95.
Amiruddin, Muh. S. N., dan Marliyah. 2019. Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha Kopra di Desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu Provinsi Sulawasi Barat. Jurnal Kolaboratif Sains, 1(1): 1233-1243.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Buleleng. 2017. Pembangunan Ekonomi. Online, (https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/pembangunan-ekonomi-13) diakses pada tanggal 20 Juni 2020.
Chandra, J. E. 2015. Pemanfaatan Air Kelapa, Ekstrak Tomat, Tauge, dan Kulit Kopi sebagai Media Produksi Selulosa oleh Gluconacetobacter xylinus BTCC B796. Doctoral dissertation, Universitas Gagjah Mada.
Hatta, H. R., Septya M., Zainal A., dkk. 2018. Sistem Pakar Tanaman Pertanian untuk Lahan Kering. Samarinda: Mulawarman University Press.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2020. Data Lima Tahun Terakhir. Online, (https://www.pertanian.go.id/home/?show=page&act=view&id=61) diakses pada tanggal 19 Juni 2020.
Nurochman, R. 2020. "Pembuatan Mesin Pengupas Sabut Kelapa". Skripsi. Bandung: Universitas Pasundan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI