Nama: Risqi Ariansyah
Nim : 111211240
BIOGRAFI RADEN MAS PANJI SOSROKARTONO 1877-1952 M.
Raden Mas Panji Sosrokartono adalah salah satu putra dari Bupati Jepara Raden Mas Ario Sosroningrat. Mempunyai latar belakang yang melek terhadap pendidikan, mampu mengantarkan Sosrokartono menempuh pendidikan hingga ke Belanda. Ia mendalami Ilmu Sastra Bahasa dan Kebudayaan hingga mampu menguasai sekitar 37 bahasa (17 macam bahasa Eropa, 9 bahasa Timur, dan 11 bahasa daerah di Indonesia) sehingga disebut sebagai seorang polyglot. Keahliannya dalam berbahasa, mengantarkan Sosrokartono sebagai ahli bahasa di LBB, dan menjadi wartawan yang meliput perundingan damai PD 1.
Setelah merantau selama 28 tahun di Eropa, ia memutuskan pulang untuk mengabdikan diri kepada bangsanya. Saat di Indonesia, ia tinggal di Bandung dan membuka balai pengobatan Darussalam. Ia juga mulai menekuni laku spiritual. Sebagai spiritualis, Sosrokartono memegang ajaran Jawa dan ajaran Islam. Salah satu ilmu Sostrokartono yaitu ilmu catur murti, ilmu yang menyatukan empat unsur dalam diri manusia dengan berlandaskan kebenaran. Sosrokartono mengimplementasikan ilmu dan lakunya dengan tindakan nyata, seperti: menolong sesama dengan mendirikan balai pengobatan, mendirikan perpustakaan serta menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh pergerakan sebagai bentuk pengabdiannya kepada masyarakat dan bangsa.
Penelitian ini menggunakan penelitian pustaka, melalui metode heuristik dengan mengumpulkan data atau sumber yang relevan dengan kajian penelitian.
Setelah mendapat sumber atau data, maka tahap selanjutnya yaitu memverifikasi sumber dengan cara memisahkan sumber primer dan sumber sekunder serta menveririfikasi kaslian dan keabsahan isi sumber. Pada tahap tersebut peneliti menemukan sumber primer berupa kempalan serat-serat (kumpulan surat-surat) yang ditulis oleh Sosrokartono untuk keluarga Manasuka. Isi dari surat-surat tersebut adalah suatu ajaran hidup dalam berhubungan dengan sesama manusia maupun dengan Tuhan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan biografi dan sosiologi untuk melihat serta menganalisis kehidupan pribadi, pemikiran, serta pengaruh seseorang. Pengaruh tersebut baik secara individu maupun secara kelompok. Dengan bantuan pendekatan dan teori peranan sosial milik Erving Goffman mengungkap bahwa Sosrokartono merupakan salah satu tokoh yang berpengaruh pada era pergerakan.
Ia telah memperjuangkan aspirasi rakyat dikancah internasional, salah satunya melalui pidatonya pada acara kongres bahasa Belanda yang ke 25 di Gent. Selain itu, pemikirannya yang bersifat teosofi melahirkan sebuah ajaran Jawa sehingga membentuk pribadi yang memiliki budi Jawa yang luhur. Ia juga ikut andil dalam pergerakan dengan cara menanamkan paham swades.
Raden Mas Panji1 Sosrokartono adalah salah satu putra bangsa yang jarang orang mengetahui tentang dirinya. Ia terlahir dari keluarga bangsawan yang terbuka akan pentingnya sebuah pendidikan di masa mendatang. Ia merupakan salah satu putra dari bupati Jepara yang bernama Raden Mas Adipati Ario2 Sosroningrat. Sosrokartono mengawali pendidikan formal milik pemerintahan Belanda di Europse Lagress School (ELS) Jepara pada usia delapan tahun. Kemudian ia melanjutkan ke Hogere Burger School (HBS) di Semarang.
Pada tahun 1898, ia malanjutkan pendidikannya ke Belanda. Pendidikan yang diambil saat di Belanda ialah jurusan Teknik Sipil, di Polytechnische School Delft. Namun, ia hanya bertahan selama kurang lebih dua tahun, dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Kesusastraan Timur di Universitas Lieden.
Di universitas yang baru ini ia mengambil Jurusan Bahasa dan Kesusastraan Timur. Selain menuntut ilmu, ia juga ikut andil dalam terbentuknya sebuah Organisasi Indische Vereneging (Perhimpunan Hindia).
Pada saat di Belanda, ia diundang untuk menyampaikan pidato dalam peringatan Kongres Bahasa dan Sastra Belanda yang ke-25 di Gent, Belgia. Selain itu, ia juga pernah bekerja sebagai wartawan perang saat terjadinya Perang Dunia I di koran “The New York Herald Tribune”. Kemudian ia juga pernah menjadi tenaga penerjemah di Wina dan penerjemah di Liga Bangsa-bangsa di Jenewa.
Pada tahun 1925, Sosrokartono memutuskan kembali ke Indonesia. Setelah 28 tahun merantau ke beberapa negara di Benua Eropa, karena keingintahuannya terhadap pendidikan. Setelah tiba di Indonesia, ia menemui ibundanya dan menziarahi makam ayah serta keluarganya (kakek dan adiknya) di komplek pemakaman Sido Mukti Kudus.
Sosrokartono menetap di Bandung sebagai tenaga pengajar di Taman Siswa cabang Bandung. Pada tahun 1927 ia memutuskan keluar dari Taman Siswa dan mulai menempuh jalan “sunyi”. Jalan untuk mencari ketenangan batin dengan cara meninggalkan segala sesuatu yang bersifat duniawi. Dalam mengolah batin, ia tetap memegang teguh terhadap ajaran kejawen dan ajaran Islam.
Sosrokartono tidak pernah mengintruksikan kepada siapapun untuk mengikuti jalan spiritualnya. Sebab, ia tidak menganggap apa yang disampaikan dan dilakukan sebagai suatu ajaran, melainkan hanya memberikan piwulang, pitedah, lan tuladha. Oleh karena itu, lahirlah konsep Guru murid e pribadi.
Salah satu ajaran Jawanya ialah ilmu kanthong bolong dan ilmu yang ia miliki ialah ilmu catur murti. Ilmu kanthong bolong mengajarkan kita bahwa hakikat diciptakannya manusia ialah untuk menolong sesama makhluk hidup. Sedangkan ilmu catur murti ialah menyatukan empat unsur dalam diri manusia dengan berlandaskan kebenaran. Dengan menerapkan ilmu catur murti maka manusia dengan mudah mendekatkan diri kepada Tuhan. Implementasi dari ajaran tersebut salah satunya yakni dengan mendirikan balai pengobatan yang diberi nama Darussalam.
Dari sepenggal penjelasan mengenai perjalanan hidup Sosrokartono, penulis tertarik meneliti lebih jauh mengenai fakta sejarah tentang latar belakang Sosrokartono. Hal ini mengingat bahwa banyaknya kaum intelektual masa kini yang tidak mengenal Sosrokartono. Selain itu, penulis juga ingin menelaah lebih jauh mengenai pemikiran, ilmu dan laku Jawa Sosrokartono serta kontribusinya kepada masyarakat.
Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan khazanah pengetahuan tentang Sosrokartono, khususnya mengenai pemikiran, ilmu dan laku Jawa serta kontribusinya kepada masyarakat.
Raden Mas Panji Sasrokartono dikenal memiliki perilaku kepemimpinan yang khas, mencerminkan integritas dan dedikasi terhadap pencegahan korupsi di Indonesia. Dalam konteks ini, ia mengedepankan gaya kepemimpinan Catur Murti, yang menekankan pada prinsip-prinsip kejujuran, transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas.
Melalui pendekatan ini, Panji Sasrokartono berusaha menciptakan lingkungan yang mendukung integritas, mendorong kolaborasi antarinstansi, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan korupsi. Gaya kepemimpinannya yang inklusif dan strategis ini menjadi contoh bagi banyak pemimpin lain dalam upaya memberantas praktik korupsi di Indonesia.
Dengan menekankan pendidikan dan pembinaan, ia tidak hanya fokus pada penegakan hukum tetapi juga pada perubahan budaya yang lebih luas, menjadikan isu ini sebagai tanggung jawab bersama. Opini ini menunjukkan betapa pentingnya pemimpin seperti Panji Sasrokartono dalam membangun fondasi moral yang kuat di masyarakat.
Raden Mas Panji Sosrokartono merupakan sosok yang berpengaruh dalam sejarah Indonesia, terutama di bidang pendidikan dan kebudayaan. Gaya kepemimpinannya dapat dijelaskan melalui beberapa aspek berikut:
1. Visioner: Sosrokartono memiliki pandangan jauh ke depan dan berupaya untuk membawa perubahan positif. Ia mengedepankan ide-ide modern dalam konteks sosial dan budaya.
2. Progresif: Ia mendorong pemikiran baru dan inovasi, terutama dalam bidang pendidikan. Sosrokartono percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk memajukan masyarakat.
3. Humanis: Gaya kepemimpinannya bersifat inklusif dan memperhatikan kepentingan masyarakat. Ia lebih suka berdialog dan bekerja sama dengan berbagai pihak daripada memaksakan kehendak.
4. Pendidikan dan Pemberdayaan: Sosrokartono sangat fokus pada pendidikan sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat. Ia mendirikan lembaga pendidikan dan mendorong generasi muda untuk belajar dan berkembang.
5. Penghargaan terhadap Budaya: Meskipun terbuka terhadap pemikiran modern, ia tetap menghargai dan melestarikan budaya lokal. Ia percaya bahwa tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan.
6. Kemitraan: Sosrokartono aktif menjalin kemitraan dengan berbagai kalangan, baik dari pemerintah maupun organisasi sosial, untuk mencapai tujuan bersama.
7. Kepemimpinan Berbasis Nilai: Ia memimpin dengan prinsip moral yang kuat, menekankan pentingnya integritas dan kejujuran dalam setiap tindakan.
Dengan kombinasi nilai-nilai tersebut, Raden Mas Panji Sosrokartono berhasil menjadi pemimpin yang dihormati dan dikenang dalam sejarah Indonesia.
Dengan kombinasi nilai-nilai tersebut, Raden Mas Panji Sosrokartono berhasil menjadi pemimpin yang dihormati dan dikenang dalam sejarah Indonesia.
Raden Mas Panji Sosrokartono adalah seorang tokoh pendidikan, penulis, dan budayawan Indonesia yang lahir pada tahun 1880. Ia dikenal sebagai pelopor pendidikan modern di Indonesia, terutama di Jawa. Sosrokartono mendirikan lembaga pendidikan dan aktif dalam gerakan kebangkitan nasional, berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan kesadaran sosial masyarakat. Selain itu, ia juga menulis berbagai karya yang mengedukasi dan menginspirasi masyarakat untuk berpikir kritis dan mandiri. Sosrokartono dihormati sebagai figur yang memperjuangkan kemajuan pendidikan dan pelestarian budaya.
Aktivitas kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono terutama berlangsung pada awal abad ke-20, sekitar tahun 1900 hingga 1940-an. Selama periode ini, ia berperan aktif dalam gerakan pendidikan dan kebangkitan nasional, memperjuangkan kemajuan sosial dan budaya di Indonesia, khususnya di Jawa.
Raden Mas Panji Sosrokartono berada di Indonesia, khususnya di daerah Jawa. Ia aktif di Surakarta (Solo) dan sekitarnya, di mana ia mendirikan lembaga pendidikan dan berperan dalam pengembangan budaya dan sosial masyarakat.
Raden Mas Panji Sosrokartono meningkatkan kualitas hidup masyarakat karena ia percaya bahwa pendidikan adalah dasar untuk kemajuan dan pemberdayaan. Ia menyadari bahwa peningkatan pengetahuan dan kesadaran sosial akan membantu masyarakat menghadapi tantangan dan berpartisipasi dalam perubahan. Dengan fokus pada pendidikan, ia berharap masyarakat dapat menjadi lebih mandiri, berdaya saing, dan mampu melestarikan budaya sambil beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Gaya kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono dilatarbelakangi oleh beberapa faktor:
1. Latar Belakang Pendidikan: Pendidikan yang baik dan pemahaman mendalam tentang pentingnya ilmu pengetahuan mendorongnya untuk mengedepankan pendidikan sebagai alat pemberdayaan.
2. Kesadaran Sosial: Ia sangat peka terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat pada masanya, yang mendorongnya untuk berjuang demi kesejahteraan rakyat.
3. Pengaruh Budaya: Sebagai tokoh yang menghargai budaya lokal, ia ingin melestarikan nilai-nilai tradisional sambil memadukannya dengan pemikiran modern.
4. Pengalaman Sejarah: Situasi kolonial dan perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia memberikan motivasi untuk mendorong perubahan dan meningkatkan kesadaran nasional.
5. Nilai-nilai Humanis: Keyakinan akan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dan integritas memandu pendekatan kepemimpinannya yang inklusif dan dialogis.
Faktor-faktor ini bersinergi untuk membentuk pendekatan kepemimpinan yang progresif, berfokus pada pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat.
Filosofi Raden Mas Panji Sosrokartono berfokus pada beberapa prinsip utama:
1. Pendidikan sebagai Alat Pemberdayaan: Ia meyakini bahwa pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan kesadaran sosial.
2. Harmoni antara Tradisi dan Modernitas: Sosrokartono berusaha mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal dengan pemikiran modern, menciptakan keseimbangan antara pelestarian tradisi dan inovasi.
3. Kemanusiaan dan Solidaritas: Ia menekankan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan, integritas, dan kepedulian terhadap sesama, mendorong kolaborasi dalam mencapai tujuan bersama.
4. Kesadaran Sosial dan Nasionalisme: Sosrokartono percaya bahwa peningkatan kesadaran sosial akan mendorong semangat nasionalisme dan partisipasi aktif dalam perjuangan kemerdekaan.
Melalui filosofi ini, ia berupaya menciptakan masyarakat yang berdaya, berpengetahuan, dan mampu menghadapi tantangan zaman.
Tujuan Raden Mas Panji Sosrokartono untuk masyarakat meliputi:
1. Peningkatan Pendidikan: Memastikan akses yang lebih baik terhadap pendidikan untuk semua lapisan masyarakat agar mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
2. Pemberdayaan Ekonomi dan Sosial: Mendorong masyarakat untuk mandiri dan berdaya saing melalui peningkatan keterampilan dan kesadaran sosial.
3. Pelestarian Budaya: Menghargai dan melestarikan nilai-nilai serta tradisi lokal sambil mengadopsi pemikiran modern.
4. Kesadaran Nasional: Membangun semangat nasionalisme dan kesadaran kolektif untuk memperjuangkan kemerdekaan dan keadilan sosial.
5. Kesejahteraan Umum: Meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan melalui berbagai inisiatif sosial dan budaya.
Melalui tujuan-tujuan ini, ia berusaha menciptakan masyarakat yang berpengetahuan, mandiri, dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H