Setelah mendapat sumber atau data, maka tahap selanjutnya yaitu memverifikasi sumber dengan cara memisahkan sumber primer dan sumber sekunder serta menveririfikasi kaslian dan keabsahan isi sumber. Pada tahap tersebut peneliti menemukan sumber primer berupa kempalan serat-serat (kumpulan surat-surat) yang ditulis oleh Sosrokartono untuk keluarga Manasuka. Isi dari surat-surat tersebut adalah suatu ajaran hidup dalam berhubungan dengan sesama manusia maupun dengan Tuhan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan biografi dan sosiologi untuk melihat serta menganalisis kehidupan pribadi, pemikiran, serta pengaruh seseorang. Pengaruh tersebut baik secara individu maupun secara kelompok. Dengan bantuan pendekatan dan teori peranan sosial milik Erving Goffman mengungkap bahwa Sosrokartono merupakan salah satu tokoh yang berpengaruh pada era pergerakan.
Ia telah memperjuangkan aspirasi rakyat dikancah internasional, salah satunya melalui pidatonya pada acara kongres bahasa Belanda yang ke 25 di Gent. Selain itu, pemikirannya yang bersifat teosofi melahirkan sebuah ajaran Jawa sehingga membentuk pribadi yang memiliki budi Jawa yang luhur. Ia juga ikut andil dalam pergerakan dengan cara menanamkan paham swades.
Raden Mas Panji1 Sosrokartono adalah salah satu putra bangsa yang jarang orang mengetahui tentang dirinya. Ia terlahir dari keluarga bangsawan yang terbuka akan pentingnya sebuah pendidikan di masa mendatang. Ia merupakan salah satu putra dari bupati Jepara yang bernama Raden Mas Adipati Ario2 Sosroningrat. Sosrokartono mengawali pendidikan formal milik pemerintahan Belanda di Europse Lagress School (ELS) Jepara pada usia delapan tahun. Kemudian ia melanjutkan ke Hogere Burger School (HBS) di Semarang.
Pada tahun 1898, ia malanjutkan pendidikannya ke Belanda. Pendidikan yang diambil saat di Belanda ialah jurusan Teknik Sipil, di Polytechnische School Delft. Namun, ia hanya bertahan selama kurang lebih dua tahun, dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Kesusastraan Timur di Universitas Lieden.
Di universitas yang baru ini ia mengambil Jurusan Bahasa dan Kesusastraan Timur. Selain menuntut ilmu, ia juga ikut andil dalam terbentuknya sebuah Organisasi Indische Vereneging (Perhimpunan Hindia).
Pada saat di Belanda, ia diundang untuk menyampaikan pidato dalam peringatan Kongres Bahasa dan Sastra Belanda yang ke-25 di Gent, Belgia. Selain itu, ia juga pernah bekerja sebagai wartawan perang saat terjadinya Perang Dunia I di koran “The New York Herald Tribune”. Kemudian ia juga pernah menjadi tenaga penerjemah di Wina dan penerjemah di Liga Bangsa-bangsa di Jenewa.
Pada tahun 1925, Sosrokartono memutuskan kembali ke Indonesia. Setelah 28 tahun merantau ke beberapa negara di Benua Eropa, karena keingintahuannya terhadap pendidikan. Setelah tiba di Indonesia, ia menemui ibundanya dan menziarahi makam ayah serta keluarganya (kakek dan adiknya) di komplek pemakaman Sido Mukti Kudus.
Sosrokartono menetap di Bandung sebagai tenaga pengajar di Taman Siswa cabang Bandung. Pada tahun 1927 ia memutuskan keluar dari Taman Siswa dan mulai menempuh jalan “sunyi”. Jalan untuk mencari ketenangan batin dengan cara meninggalkan segala sesuatu yang bersifat duniawi. Dalam mengolah batin, ia tetap memegang teguh terhadap ajaran kejawen dan ajaran Islam.
Sosrokartono tidak pernah mengintruksikan kepada siapapun untuk mengikuti jalan spiritualnya. Sebab, ia tidak menganggap apa yang disampaikan dan dilakukan sebagai suatu ajaran, melainkan hanya memberikan piwulang, pitedah, lan tuladha. Oleh karena itu, lahirlah konsep Guru murid e pribadi.
Salah satu ajaran Jawanya ialah ilmu kanthong bolong dan ilmu yang ia miliki ialah ilmu catur murti. Ilmu kanthong bolong mengajarkan kita bahwa hakikat diciptakannya manusia ialah untuk menolong sesama makhluk hidup. Sedangkan ilmu catur murti ialah menyatukan empat unsur dalam diri manusia dengan berlandaskan kebenaran. Dengan menerapkan ilmu catur murti maka manusia dengan mudah mendekatkan diri kepada Tuhan. Implementasi dari ajaran tersebut salah satunya yakni dengan mendirikan balai pengobatan yang diberi nama Darussalam.