Dari hasil tahap pertama ini yang sudah dilakukan panen pada Maret 2015, dimana hasil panenya mencapai 187,285 ton dengan total hasil penjualan sebesar Rp.866.885.000, sehingga dengan konsep bagi hasil masing-masing investor mendapatkan 13% untuk selama 6 bulan projek kacang tanah ini, dan sisanya digunakan kembali untuk tanam kacang berikutnya yang diperluas pada tahap 2 menjadi 120 hektar. Dengan langkah “alon-alon asal kelakon” kita optimis pada saatnya akan tiba hari kemerdekaan sehingga kita terlepas dari penjajah kacang tanah yang saat ini nilai impornya melebihi nilai impor beras.
System bertani yang kami lakukan di iGrow club, tentu tidak disenangni oleh kaum kapitalis, karena memang kami bergerak dengan rasa kebangsaan dan nasionalisme kami sebagai anak negeri yang ingin memerdekan bangsa ini dari jajahan impor bahan pangan. iGrow club adalah konsep persatuan anak bangsa di awan atau cloud farming, diharapkan menjadi penyeimbang aliran dana dari kota ke desa dan sebaliknya dari desa ke kota. Bila bank dan operator telepon seluler menarik uang orang desa ke kota, iGrow club melalui konsep Cloud Farming service provider berusaha mengalirkan uang orang kota langsung ke desa-desa untuk mengolah sumber daya yang ada di desa.
Dengan teknologi yang kita miliki sekarang, kita sudah bisa misalnya menyisihkan sebagian tabungan kita tidak lagi seluruhnya dalam bentuk deposito/tabungan uang Rupiah atau Dollar, tidak lagi uang untuk hari tua kita tersimpan hanya di dana pensiun dan asuransi, tetapi uang kita digerakan untuk perekonomian kerakyatan yang benar-benar merakyat untuk mensejahterakan bangsa Indonesia. Semoga Pak Presiden Jokowi memihak kami anak bangsa Indonesia yang punya cita-cita yang sama dengan pendahulu bangsa ini yaitu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H