Mohon tunggu...
Risnu MRA
Risnu MRA Mohon Tunggu... Penulis - Penulis - Pembelajaran Sejati

Ayahfid. Diploma Montessori. Parenting Enthusiast. Sygma Learning Consultant. Penulis Buku Tentang Kamu - Catatan Perjalanan Makna Penulis, Diorama Rasa, Setetes Air Untukmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar dari Kisah Nabi Ibrahim AS

29 Juli 2020   21:17 Diperbarui: 29 Juli 2020   21:11 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika telah memasuki bulan Dzulhijjah dalam kalender hijriyah, maka ada banyak amalan yang disunahkan. Ada puasa 7 hari + puasa tarwiyah dan arafah. Memperbanyak takbir, tahmid, tahlil. Memperbanyak istighfar dan sedekah. Memperbanyak do'a dan hajat serta qurban itu sendiri.

Tak jarang, juga banyak tulisan, media, kajian, ceramah yang selalu mengingatkan kita setiap tahunnya dengan kisah yang berhubungan dengan hari raya idul adha - qurban ini. Kisah Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as. Semoga, pada tiap tahunnya kita sebagai pribadi benar-benar bisa menginternalisasi nilai-nilai pelajaran tersebut dengan baik. Aamiin.

Nabi Ibrahim as, memiliki banyak bagian yang bisa kita pelajari. Jelas saja, Nabi Ibrahim ini mendapat julukan Abul Anbiya'. Bapaknya para nabi. Dari anak-anaknyalah lahir keturunan nabi. Nabi Ismail as berujung pada Nabi Muhammad SAW. Nabi Ishaq as berujung pada Nabi Isa as. Di dalam Qur'an, juga ada surat khusus tentang Ibrahim, ini berarti menjadi petunjuk khusus sebagai sarana teladan yang patut dibedah total dari A sampai Z.

Pertama, cerdas. Nabi Ibrahim tipe orang yang cerdas, terlihat dari perenungan panjangnya menemukan Tuhan Penciptanya. Melihat bintang, bulan, dan matahari. Yang kemudian berujung pada dzat yang lebih hebat, besar dan kuasa dari 3 benda itu, yaitu Allah SWT.

Scene sifat cerdas kedua ketika bersilat lidah dengan raja namrudz. Nabi Ibrahim dituduh telah menghancurkan banyak berhala di tempat ibadah di daerahnya. Wajar, karena hanya Nabi Ibrahimlah, yang tidak mau menyembah berhala pada waktu itu. Dengan kecerdikannya Nabi Ibrahim menyisakan 1 berhala besar, yang padanya dikalungkan kapak besar.

"Mengapa kamu menghancurkan berhala-berhala ini?" Tanya raja.
"Coba lihat, siapa yang menghancurkan berhala-berhala itu? Lihatlah ke arah berhala besar itu? Ada kapak besar bukan?" Jawab Ibrahim dengan nada cerdas.
"Berhala besar itu tidak mungkin bisa menghancurkan, berhala-berhala lain, dia tidak bisa bergerak" ketus raja.
"Nah, itu kalian tau alasan itu, lantas mengapa kalian semua masih mau menyembah berhala, yang tidak bisa berbuat apa-apa itu?" telak Nabi Ibrahim

Kedua, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Di dalam scene, pembuktian kuasa Allah SWT, Nabi Ibrahim diminta untuk memotong-motong burung menjadi beberapa bagian yang kemudian dipisahkan ke arah mata angin yang berbeda atas perintah Allah SWT. Nabi Ibrahim kembali ke tempat semula dan menepukkan tangannya sekali. Yang terjadi adalah, bagian potongan-potongan yang dipisahkan itu kembali menyatu dihadapan beliau atas izin dan kuasa Allah SWT. Masyaa Allah.

Ketiga, selalu berdo'a kepada Allah SWT. Do'a terbanyak yang ada di dalam Qur'an adalah do'a-do'a yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim as. Do'a meminta keturunan dari garis beliau yang akan menjaga ka'bah, memakmurkannya dan menjadi bagian dari dakwah. Do'a kecukupan ketika meninggalkan Nabi Ismail kecil dengan bunda Hajar di daratan tandus.

Keempat, ketaatan yang penuh dengan kesungguhan. Ini inti yang patut digarisbawahi. Dari nilai ini ada banyak banget yang menggambarkannya.
Pertama, ketika Nabi Ibrahim, lama tidak memiliki keturunan, kemudian atas izin Allah SWT dikarunia nabi Ismail melalui bunda Hajar. Beliau diperintahkan untuk pergi dari palestina membawa ismail kecil dan bunda hajar ke daerah tandus tak berpenghuni. Beliau laksanakan dan tabah dalam mengahadapinya

Ketika, ismail kecil beranjak jadi anak yang masih lucu-lucunya. Nabi Ibrahim as diminta menyembelih nabi ismail kecil, atas mimpi yang Allah karuniakan. Dengan tabah dan ketegaran yang kuat, beliau laksanakan perintah itu. Bismillah, ternyata ketika pisau sedang dihunuskan di leher ismail, digantikanlah ismail kecil yang sedang berbaring dengan seekor domba sembelihan. Peristiwa inilah diabadikan Allah SWT, menjadi hari besar umat islam sejagat. Hari raya idul adha - hari raya qurban.

Selanjutnya, Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as diminta oleh Allah SWT membangun pondasi ka'bah yang kelak akan menjadi kiblat ibadah umat islam sedunia. Beliau berdua menjalankan dengan penuh ketaatan.

Dari, keluarga Nabi Ibrahim as inilah ada banyak ibadah yang dikekalkan oleh Allah SWT, yang masih terjaga sampai sekarang. Maha Besar Allah SWT atas segala kuasaNya. Memang pada diri nabi akan ada banyak hikmah yang bisa dijadikan contoh dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Contoh konkrit yang sosoknya telah dikisahkan untuk seluruh umat manusia. Selamat menginternalisasi nilai-nilai hikmah Nabi Ibrahim as dan keluarga. Selamat berpuasa sunah dan selamat hari raya idul adha - qurban 10 Dzulhijjah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun