Mohon tunggu...
risna waty
risna waty Mohon Tunggu... -

lahir banda aceh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

"Seek and Hide"

8 Juli 2014   22:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:58 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Aku paling suka saat pagi hari di rumahku, karena saat itulah aku mendengar kicauan burung yang bersahut-sahutan. Ayam juga berkokok terus.. sepertinya mereka memang senang memperdengarkan suaranya.

Terkadang tidaklah mudah untuk menemukan dimana burung yang sedang berkicau itu karena mereka sering bersembunyi. Terkadang mereka bersembunyi di bawah atap rumah tetanggaku. Terkadang mereka berada diatapnya, tetapi aku juga tidak dapat menemukannya.

Karena mereka sangat kecil dan berwarna coklat, sama seperti warna atap rumah tetanggaku.

Ah.. aku sungguh beruntung bisa menemukan rumah ini. Karena setiap pagi aku dibangunkan oleh kicauan burung. Hatiku terasa damai saat mendengar kicauan mereka.

Kadang-kadang aku berbicara dalam hatiku, “ayo sembunyilah sekarang, aku akan mencarimu. Aku hitung 1.. 2.. 3..”

Kadang-kadang mereka benar-benar bersembunyi loh.. karena kicauan burung itu mendadak berhenti. Ah.. aku jadi kelimpungan disaat mereka tidak berkicau ha3.

Tapi tenanglah.. mereka tidak bisa menahan diri lama untuk tidak berkicau. Sehingga pasti ada kalanya mereka ber ciuutt..ciuutt.. lagi. Cuma masalahnya terkadang mereka berkicau secara bersamaan. Sehingga aku sulit untuk fokus dengan 1 kicauan saja.

Ah.. aku seperti dipermainkan he3.. kadang-kadang aku merasa seperti sedang bermain petak umpat dengan mereka. Disaat aku hampir menemukan salah satu dari burung itu, lalu dia terdiam dan burung lain mulai menggodaku sehingga membuat aku berpindah fokusnya.

Hmm.. aku sungguh beruntung memiliki teman-teman bermain petak umpat yang sangat lincah. Sehingga tidak mudah untuk menemukan mereka.

Aku merenungkannya dan berpikir.. kurasa Tuhan juga sama..

Terkadang Dia terasa begitu dekat, sehingga rasanya aku bisa merasakan nafasNya di dalam hatiku. Terkadang aku bisa merasakan belaian tanganNya di rambutku. Terkadang aku bisa merasakan ciumanNya di pipiku.

Tetapi.. terkadang Dia menghilang..

Sepertinya Dia lenyap begitu saja, tanpa memberikan tanda dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Lalu.. terkadang Dia bersiul kecil.. seperti berharap aku mencariNya dan menemukanNya.

Terkadang Dia berkicau lebih kencang, tetapi hanya sewaktu-waktu. Sehingga aku masih juga kesulitan untuk menemukanNya.

Terkadang Dia terasa begitu dekat, tetapi aku juga tidak dapat menemukanNya. Ah.. burung-burung ini mengingatkan aku, bagaimana Tuhan juga seperti bermain “seek and hide” denganku he3.

Aku merasa.. sepertinya aku sedang mencari Dia yang sedang bersembunyi. Terkadang Dia memperlihatkan wajahNya. Tetapi terkadang aku tidak menemukanNya. Dia sepertinya meninggalkan aku seorang diri dan aku tertunduk lesu, sedih dan kecewa.

Tetapi.. mendadak Dia memperdengarkan siulan kecilNya.. hatiku mendadak menjadi riang kembali. Aku berlari.. dan berlari.. ke arah kicauanNya. Tidaklah mudah untuk menemukanNya.

Namun disaat aku menemukanNya, aku tidak dapat menahan diriku lagi. Aku berlari dan memelukNya, seperti tidak ingin kehilanganNya lagi.

Ah.. hatiku begitu senang, inilah sukacita terbesar dalam hidupku.. menemukanNya !

Kurasa justru disaat aku mencari.. dan mencariNya.. lalu aku terdiam.. karena merasa seperti telah kehilanganNya. disaat itulah aku menyadari betapa Dia sangat berarti bagiku.. Betapa aku sangat merindukanNya.. betapa aku sangat berbahagia disaat Dia selalu menyertaiku..

Aku berusaha mencariNya terus menerus.. sampai aku berkata..

“Nah.. aku menemukanMu !”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun