Mohon tunggu...
Risnawati
Risnawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UNISA

PALEMBANG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tips Cara Mudah untuk Uji Boraks pada Bakso

16 Juli 2021   15:19 Diperbarui: 16 Juli 2021   16:03 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Oleh : Heppy, N. A. dkk  dari Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Beberapa tahun terakhir, boraks yang merupakan bahan yang dilarang untuk digunakan sebagai bahan tambah pangan banyak diperbincangkan. Salah satu makanan yang sering ditambahkan dengan bahan tambahan makanan seperti boraks ini adalah bakso, dengan alasan agar kualitas bakso menjadi bagus dan awet. 

Dalam ilmu kimia boraks adalah senyawa kimia turunan dari logam berat Boron (B), Boraks merupakan antiseptik dan pembunuh kuman. Bahan ini banyak digunakan sebagai bahan anti jamur, pengawet kayu, dan antiseptik pada kosmetik. Boraks memiliki nama dagang bleng, pijer atau gendar 

Badan Pengawas Obat dan Makanan menyatakan bahwa bila boraks diberikan pada bakso akan membuat bakso tersebut sangat kenyal, warna cenderung agak putih dan memiliki rasa gurih. Kurangnya edukasi dan harganya yang murah menyebabkan para produsen yang nakal lebih memilih menggunakan boraks sebagai bahan tambahan makanan tanpa melihat efek buruk yang akan terjadi kepada konsumen. 

Berdasarkan penelitian di kota medan yang publikasikan dalam Indonesian Journal of Halal oleh Dedy Suseno, menyebutkan bahwa 8 dari 10 sampel bakso yang diperiksa ternyata mengandung boraks dengan konsentrasi 0,08% - 0,29%. 

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa bakso yang hanya mengandung boraks dengan konsentrasi 0,08% saja bisa terdeteksi atau teruji. Identifikasi boraks pada bakso dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan boraks pada bakso yang dijual oleh seorang produsen tersebut dengan metode yang sederhana yaitu kertas turmerik menggunakan ekstrak kunyit .

Menurut Halim (2012) kurkumin (senyawa pada kunyit) dapat berikatan dengan asam borat yang kemudian akan membentuk komponen rososianin berwarna merah sehingga dapat digunakan sebagai uji deteksi boraks. 

Sampel yang digunakan untuk menguji boraks adalah bakso, bakso bisa didapat dari banyak tempat seperti pasar tradisional, pasar swalayan, tukang bakso keliling dan masih banyak lagi. Untuk kontrol negatif yang digunakan adalah bakso yang dibuat sendiri tanpa menambahkan boraks, dan untuk kontrol positif yang digunakan adalah bakso yang dibuat sendiri dengan menambahkan boraks. 

Prosedur kerja identifikasi boraks bisa kita pahami dari berbagai literature, berdasarkan prosedur kerja yang dipublikasikan Indonesian Journal of Halal menyebutkan bahwa proses pembuatan deteksi boraks ini diawali dengan mengupas kunyit lalu dicuci dan diparut. Air kunyit yang didapatkan lalu ditampung dan diukur menggunakan gelas ukur. Tambahkan sebanyak 10% alkohol 70% dari total volume air kunyit yang didapatkan. Ambil kertas saring, gunting persegi ukuran 8 x 8cm dan celupkan dalam air kunyit, bolak balik menggunakan pinset sampai merata pada seluruh permukaan kertas saring. Kertas ini lalu diletakkan pada Loyang dan diangin-anginkan agar kering. 

Prosedur kerjanya adalah Sampel sebanyak 1 g ditimbang lalu ditambahkan akuades sebanyak 1 : 10. Campuran ini lalu diblender sampai halus dan disaring menggunakan kertas saring. Cairan yang didapatkan ditempatkan dalam gelas piala. Celupkan kertas Turmerik selama 1-2 menit ke dalam cairan sampel, Bila kertas turmerik berubah warna menjadi merah kecoklatan maka sampel positif mengandung boraks. 

Untuk produsen makanan tingkatkanlah kesadaran anda agar tidak menggunakan bahan tambah pangan seperti boraks ini yang akan membahayakan konsumennya dan bahkan bahan tersebut dilarang oleh pemerintah, dan juga untuk masyarakat lebih telitilah dalam memilih makanan agar terhindar dari makanan yang mengandung bahan yang berbahaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun