Pemahaman saya, pandemi ini terjadi mulai dari 1 orang. Berjuta-juta orang yang tertular di seluruh dunia ini dimulai dari 1 orang. Berbulan-bulan banyak orang terpisah dari keluarganya karena berbagai kota dan negara ditutup perbatasannya karena penyakit ini, bahkan resesi ekonomi yang membayangi seluruh dunia ini terjadi karena 1 orang yang terinfeksi Covid-19.Â
Banyaknya juga pasien yang tidak sembuh dan akhirnya meninggal selain tenaga kesehatan jadi korban juga berawal dari 1 orang. Dan ini semua tidak akan berakhir sebelum ada vaksin, ditemukan obatnya atau terjadinya herd immunity.
Saya perhatikan sejak Indonesia berdamai dengan pandemi Covid-19, rata-rata setiap harinya penambahan kasus positif diatas 1.000 orang, padahal sebelumnya hanya 600 orang. Penambahan itu bahkan bukan hasil dari pelonggaran, tapi kira-kira dari 2 minggu sebelumnya. Logikanya kita merasa aman kalau yang tertular semakin sedikit, bukan semakin banyak, langkah pelonggaran di saat pasien bertambah banyak ini sangat berbeda dengan pendekatan yang dilakukan di banyak negara.
Di Cina setelah lebih dari sebulan tidak ada transmisi lokal, kembali lagi ditemukan pasien baru dan mengalami ancaman gelombang ke-2. Reaksi Cina? Tentu saja segera melakukan test massal, menutup kota dan melarang orang-orang keluar kota dengan segera untuk mengisolasi penyebaran infeksi. Menurut Global Times  Cina, dalam waktu 2 minggu, 2 juta orang lebih di Beijing sudah diambil sampelnya untuk diperiksa, sekolah kembali ditutup dan orang-orang kembali bekerja di rumah, padahal total yang terinfeksi antara 11 -20 Juni 2020 tidak lebih dari 300 orang.
Kesimpulannya? Saya berharap dengan adanya pelonggaran, setiap orang tetap waspada dan jangan merasa aman. Memang, roda ekonomi perlu berjalan, tapi jalan-jalan ke mall atau ke tempat wisata karena bosan itu tidak lebih penting dari kesehatan kita.
Harapan saya, semoga pandemi Covid-19 ini segera berlalu. Saya juga sudah ingin bisa mengunjungi keluarga yang ada di Indonesia, saya juga ingin bisa berlibur tanpa merasa khawatir tertular penyakit seperti Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H