Belakangan ini mulai bosan dengan drama Korea. Sebenarnya banyak yang lagi hits dan jadi pembicaraan, dan direkomendasikan. Mau yang sudah selesai atau yang masih tayang setiap minggunya, ada banyak yang katanya bagus-bagus, seru dan menguras emosi.
Drama Korea dengan cerita zombie atau cerita selingkuh, cerita setengah robot atau cerita pengacara yang penuh intrik atau cerita cinta pertama yang kenal dari masih kecil, sebagian besar ada di Netflix. Tapi rasanya dengan anak-anak di rumah saja, kurang baik kalau mereka ikut menonton film-film tersebut.
Beberapa hari lalu saya mulai terpikir untuk menonton film Indonesia saja di Netflix. Salah satu yang membuat saya mulai mencari film Indonesia lagi karena seorang teman yang di Bangkok membagikan kalau film Bumi dan Manusia sudah masuk Netflix Thailand. Nah gara-gara mencari film itu, malah menemukan beberapa film lain yang sepertinya lebih cocok untuk ditonton dengan anak-anak.
Saya memang sudah lama sekali tidak menonton film Indonesia. Sejak tinggal di Chiang Mai tahun 2007, saya hanya tahu film Indonesia yang ramai dibicarakan di sosial media saja. Itupun saya tidak selalu tertarik untuk menontonnya. Kalaupun tertarik, kadang sulit mendapatkan filmnya.
Awal berlangganan Netflix, sebenarnya sudah pernah melihat ada film Indonesia. Waktu itu heran ada film judulnya What's up with Love?, ternyata itu film Ada apa dengan Cinta yang judulnya diterjemahkan ke bahasa Inggris. Terus ada juga beberapa film lain, tapi umumnya film lama yang mana sudah saya tonton sebelumnya.
Biasanya film yang ramai dibicarakan itu kalau diangkat dari buku. Bukunya laris, lalu difilmkan. Semua berbondong-bondong menonton lalu kecewa karena katanya cerita di buku lebih bagus daripada filmnya.Â
Ya iyalah ya, saya belum pernah menemukan ada film yang diangkat dari buku bisa lebih bagus dari bukunya. Tapi kalau belum sempat baca bukunya, menonton filmnya bisa memberi gambaran ingin baca bukunya atau tidak.
Selain yang saya ambil gambarnya dari aplikasi Netflix ini, ada banyak lagi film Indonesia lainnya. Tapi saya pikir, karena mau menontonnya dengan anak-anak, sebaiknya pilihan ke film yang ada pelajarannya. Kemarin pilihan pertama, nonton Laskar Pelangi yang judulnya diterjemahkan menjadi Rainbow Troops.
Untungnya, film Indonesia di Netflix ini filmnya juga diberi subtitle bahasa Inggris. Untuk anak saya yang belum begitu terbiasa menonton film Indonesia, adanya subtitle ini cukup membantu dia untuk memahami jalan ceritanya.
Saya tahu film Laskar Pelangi ini sudah lama, dan saya tahu film ini diangkat dari buku karya Andrea Hirata dan kabarnya terinspirasi dari kisah nyata. Menonton film Laskar Pelangi ini membuat saya ingin membaca bukunya. Apalagi semua teman saya bilang kalau bukunya jauuuuh lebih bagus daripada filmnya. Iya saya pengen baca tapi belum menemukan bukunya.
Saya mencoba cari buku digital Laskar pelangi di beberapa tempat belum ketemu juga. Di Ipusnas dan Gramedia Digital tidak ada, di Google Playbook dan Kindle Amazon malah nemu buku yang diterjemahkan ke bahasa Inggris dan Mandarin. Kalau mencari buku fisiknya, akan lebih sulit lagi, apalagi sekarang ini belum tahu kapan penerbangan Thailand -- Indonesia normal kembali.
Film berikut yang ingin saya tonton itu film Bumi Manusia atau yang diterjemahkan Netflix jadi The Earth of Mankind. Film ini juga diangkat dari bukunya Pramoedya Ananta Toer. Tapi kalau lihat ratingnya, kemungkinan film ini akan ditonton tanpa anak-anak.
Banyak teman saya bilang lebih baik baca bukunya daripada nonton filmnya. Tapi persoalan yang sama dengan Laskar Pelangi, saya belum ketemu bukunya. Lagipula tidak ada salahnya menonton dulu, nanti cari bukunya kemudian.
Ada beberapa film yang menarik perhatian saya. Kalau dari judulnya sih bisa untuk sekalian belajar sejarah Indonesia. Tapi harus dicari tahu dulu ini filmnya berdasarkan sejarah Indonesia atau sudah dijadikan fiksi semata. Kalau mau ajak anak-anak juga harus memperhatikan rating usia penontonnya juga.
Kalau dari judul yang ada di foto sebelumnya, saya ingin menonton film Soekarno, Habibie, Guru Bangsa Tjokroaminoto, 3 Srikandi, Athirah, Sokola Rimba, Sang Pemimpi, dan Cahaya dari Timur: Beta Maluku. Banyak juga yah.
Rencananya, kalau memang filmnya ratingnya cocok untuk anak-anak, nontonnya bisa untuk hiburan setelah jam belajar selesai. Padahal nontonnya juga buat sambil belajar juga. Belajar bahasa Indonesia dan belajar sejarah Indonesia.
Ada rekomendasi film Indonesia lain di Netflix yang menarik untuk ditonton bersama atau tanpa anak-anak?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H