Mohon tunggu...
Risna Nugroho
Risna Nugroho Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Blogger, Ibu Rumah Tangga, Homeschooler, Chiang Mai, Thailand, tulisan lainnya di blog.compactbyte.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Update Chiang Mai, Thailand, Setelah Sebulan di Rumah Saja

18 April 2020   23:54 Diperbarui: 21 April 2020   12:51 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kondisi di Thailand. Sumber foto: KBRI Bangkok via Kompas.com

Tanggal 18 Maret 2020 yang lalu, Thailand mulai mengeluarkan pengumuman untuk meliburkan semua kegiatan sekolah dan kursus anak-anak. Masyarakat mulai dihimbau untuk di rumah saja kecuali yang bekerja.

Hari ini sudah sebulan saya di rumah saja bersama anak-anak. Suami saya tetap bekerja di kantor setiap Senin sampai Jumat. Untungnya kantornya punya aturan yang jelas juga untuk mencegah penyebaran pandemi, jadi saya tidak harus kuatir berlebihan.

Sekitar seminggu sejak pengumuman di rumah saja, tanggal 25 Maret 2020, pemerintah Thailand mengeluarkan Emergency Decree.

Intinya aturan tersebut adalah memulai memperketat aturan dan menutup banyak toko termasuk mall. Hanya beberapa layanan yang boleh tetap buka seperti bank, pom bensin, farmasi, dan pabrik. Khusus toko, hanya toko yang menjual makanan dan bahan makanan yang diijinkan tetap buka.

Restoran hanya boleh berjualan untuk dibawa pulang dan tidak boleh lagi makan di tempat. Kegiatan berkumpul-kumpul juga mulai dilarang. Hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan bisa dilihat di gambar yang saya dapatkan dari FB Australia in Thailand.

Setelah bertambahnya peraturan, saya pikir cukup sampai disitu, tapi ternyata tidak, tanggal 3 April 2020 pemerintah Thailand menambahkan aturan curfew antara jam 10 malam sampai jam 4 pagi. 

Ada beberapa pengecualian, tapi intinya semua orang disuruh di rumah saja terutama untuk jam di mana semua orang seharusnya tidur.

Masing-masing daerah juga diberikan kebebasan untuk menambahkan aturan jika dianggap perlu untuk mengurangi penyebaran pandemi.

Nah apakah cukup sampai disitu?

Lagi-lagi jawabannya tidak. Masih ada aturan tambahan menutup semua penerbangan masuk ke Thailand sampai 30 April 2020. Larangan menjual minuman beralkohol di beberapa provinsi termasuk Chiang Mai yang awalnya akan berakhir 20 April 2020 diperpanjang sampai 30 April 2020.

Beberapa provinsi melakukan pemeriksaan suhu tubuh dan menanyakan tujuan perjalanan di perbatasan antar provinsi.

Jika ditemukan ada yang demam, tidak akan diberi izin lewat dan ada juga yang langsung disarankan ke rumah sakit.

Beberapa provinsi ada juga yang menutup akses keluar masuk sama sekali dan menerapkan curfew 24 jam.

Aturan melarang menjual minuman beralkohol sepertinya dikeluarkan karena masih banyak yang didapati melanggar jam curfew dalam keadaan mabuk. Banyak juga yang berkumpul-kumpul dan mabuk bersama juga. 

Jadi sepertinya pemerintah daerah mengambil langkah mencabut masalah dari akar. Melarang mabuk itu sulit, tapi melarang penjualan minuman beralkohol masih lebih mudah dilakukan.

Bisa dibilang, setiap minggunya ada aturan tambahan. Dan bagaimana hasilnya, apakah semua larangan itu memang dibutuhkan untuk mengurangi penyebaran Covid-19?

Kalau dilihat dari grafik pertambahan kasus harian di Thailand, mudah-mudahan semua aturan itu memang cukup berhasil memperlambat penyebaran pandemi terutama selama seminggu terakhir ini.

Di kota Chiang Mai, kota di mana saya berada, kabarnya sudah 10 hari tidak ditemukan kasus baru lagi.

Apakah saatnya untuk menarik napas lega? Tentunya ada perasaan lega tapi masih tetap merasa perlu waspada.

Kemarin memang Songkran sudah dibatalkan, tapi beberapa hari ini ada pembagian donasi makanan gratis untuk masyarakat yang terkena efek di rumah saja ini. Antreannya cukup panjang dan banyak orang.

Kalau melihat dari fotonya, secara tidak langsung pembagian makanan gratis ini tidak sesuai aturan untuk jaga jarak aman. Semoga saja hal tersebut tidak menjadi penyebab penyebaran kasus baru. Dan kabarnya polisi akan turun tangan untuk menegakkan aturan jaga jarak aman.

Serba salah, ya, memang orang yang berbaik hati ingin membantu harus memikirkan juga bagaimana bantuannya tidak menyebabkan orang berkerumun dan jadi potensi penyebaran infeksi.

Dengan mulai berkurangnya jumlah kasus baru harian di seluruh Thailand, pemerintah Thailand mulai memikirkan menyusun aturan baru yang harus diikuti untuk secara bertahap kembali membuka semua toko yang selama sebulan ini ditutup. 

Yang jelas, akan ada banyak aturan baru berlaku secara bertahap untuk sampai ke titik normal seperti dahulu. Mungkin juga normal yang baru tidak akan sama dengan normal yang dulu.

Kita tidak tahu hari esok, tapi tetap berharap semoga pandemi ini cepat berlalu dan kita bisa kembali beraktivitas seperti dahulu.

Biarlah tulisan ini menjadi sekedar catatan bagaimana aturan-aturan di Thailand di masa pandemi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun