Serial The Orville, merupakan serial TV Amerika bergenre science-fiction, yang juga mengandung unsur petualangan, komedi dan drama. Awalnya saya pikir serial ini hanya berusaha memparodikan serial TV Star Trek, tapi ternyata saya salah. Sejauh ini baru ada 2 season. Season pertama tayang tahun 2017 -- 2018 dan season ke-2 tayang 2018 -- 2019. Rencananya akan ada season ke-3 di akhir tahun 2020.Â
Seperti halnya dengan Star Trek, film ini mengambil tempat di sebuah kapal luar angkasa bernama The Orville dengan misi eksplorasi dan membantu sesama anggota Planetary Union. Kisahnya terjadi sekitar abad ke-25 atau 400 tahun dari sekarang. Awak kapalnya terdiri dari berbagai spesies yang tergabung dalam Planetary Union. Masing-masing spesies yang ada umumnya seperti manusia, walaupun ada juga spesies aneh yang berbentuk seperti jell-o ataupun yang seperti robot cerdas dari metal dengan kesadaran kolektif.
Buat hiburan di masa di rumah saja, kami menonton 1 episode perhari. Setiap episodenya ada isu-isu sosial yang dibahas tapi tidak terasa berat. Penyelesaiannya juga cukup masuk akal. Ada lagu-lagu lama juga seperti lagu Billy Joel ataupun Dolly Parton yang sering jadi menambah bumbu cerita.
Di Season pertama, kami lebih banyak tertawa karena melihat banyak spesies yang dimirip-miripkan dengan  Star Trek. Kami jadi mereka-reka setiap spesies yang ditampilkan mirip dengan spesies apa di Star Trek. Tapi di season ke-2, serial ini sudah mulai memisahkan diri dari Star Trek dan semakin menarik untuk diikuti.
Dalam setiap episodenya, permasalahan yang harus diselesaikan awalnya terkesan konyol tapi dipikir-pikir ada saja kemungkinan isu itu terjadi di dunia nyata. Terkadang mereka perlu mengunjungi planet tertentu, terkadang mereka hanya berada di pesawat saja. Ada beberapa batasan teknologi yang membedakan serial The Orville ini dengan Star Trek.
Di serial ini, untuk mengunjungi sebuah planet, mereka harus menggunakan shuttle dan tidak memiliki mesin transporter. Dengan keterbatasan ini, terkadang jadi lebih seru karena mereka tidak bisa dengan mudah ditarik pulang ke kapal ketika sedang ada masalah di planet yang dikunjungi.
Ceritanya yang terasa mengada-ada, tapi menarik untuk dijadikan bahan renungan. Misalnya saja episode 12 dari Season 2 yang menceritakan tentang permasalahan sebuah planet bernama Moclan dengan tradisinya yang unik dan bikin kening berkerut.
Alkisah planet Moclan ini membanggakan diri sebagai planet dengan 1 gender saja yaitu pria. Mereka berpasangan dengan pria lagi tentunya dan memiliki anak dengan cara bertelur. Entah bagaimana mereka menentukan siapa yang harus bertelur dan siapa yang jaga anak di rumah. Ide untuk membuat spesies yang seperti manusia tapi bertelur ini membuat film ini terasa aneh tapi ya namanya juga film jadi diterima saja.
Karena semuanya terdiri dari pria, spesies Moclan ini menganggap wanita adalah makhluk yang lemah. Kalau ada yang menonton Star Trek, bangsa Moclan ini mengingatkan dengan Klingon tampilannya dengan ritual yang aneh-aneh dan bahkan lebih aneh daripada di Star Trek (salah satunya pipis setahun sekali dan disaksikan oleh banyak orang sebagai kehormatan). Bangsa Moclan ini juga merupakan supplier senjata untuk Planetary Union.
Ternyata, telurnya Moclan itu tidak selalu menetas sebagai pria. Katanya sih memang akan ada beberapa yang menetas sebagai wanita tapi sangat langka. Untuk mengikuti tradisi, jika anaknya menetas sebagai wanita maka orangtua akan dipaksa untuk melakukan operasi pada anaknya dan membuat anak itu menjadi pria supaya bangsa itu tetap memiliki 1 gender saja.