Mohon tunggu...
Risna Fauziah
Risna Fauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwi

Hobby saya bernyanyi dan mengulik hal - hal yang unik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Situasi Kebahasaan Dialek Sunda dan Jawa Masyarakat Sukamakmur Kecamatan Ciputat Tangsel

7 Juli 2023   11:11 Diperbarui: 7 Juli 2023   11:12 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ANALISIS SITUASI KEBAHASAAN DIALEK SUNDA DAN JAWA MASYARAKAT SUKAMAKMUR KECAMATAN CIPUTAT KOTA TANGERANG SELATAN

Peran bahasa sangatlah penting, fungsinya yaitu untuk berkomunikasi antar sesama manusia, bahasa juga merupakan alat untuk belajar, menyampaikan ide dan pendapat,dengan bahasa maka setiap manusia dapat saling memahami dan mengerti antar sesama bangsa Indonesia yang berbeda daerah dan memiliki bahasa,logat dan dialek berbeda.
Indonesia mempunyai beberapa ragam daerah,suku dan budaya,maka pastilah daerah atau suku tersebut memiliki bahasa masing-masing dan tentunya berbeda dari satu daerah ke satu daerah lainnya.
Dengan adanya perbedaan bahasa daerah tersebut maka dialek dan logat pun berbeda yang dapat menjadikan ciri khas antar daerah tersebut, dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang saling mirip dalam bentuk ujaran setempat yang merupakan penilaian hasil perbandingan dengan salah satu dialek lainnya yang dianggap lebih unggul dan merupakan sebuah bahasa standar berdasarkan daerah pemakaiannya dalam bidang fonologi, morfossintaksis, semantik untuk membedakannya dari masyarakat berlainan walaupun erat hubungannya.
Secara garis besar, Guairaud (Ayatrohaedi, 1983: hlm 3), menjelaskan bahwa dialek dapat dibedakan menjadi lima macam. Kelima macam perbedaan itu adalah sebagai berikut:
Perbedaan Fonetik..
Perbedaan Semantik
Perbedaan Onomasiologis
Perbedaan  Semasiologis
Perbedaan  Morfologis
 Perbedaaan-perbedaan di atas dianggap sebagai varian. Perbedaan fonetis, leksikal, dan morfologis berkaitan dengan bentuk, sedangkan perbedaan semantis berkaitan dengan varian makna. Keadaan seperti itu juga terjadi di dalam situasi kebahasaan.Masyarakat Suka makmur merupakan masyarakat yang bersifat majemuk, baik etnis, suku, agama dan budaya, akan tetapi mereka dapat hidup bersama tanpa adanya gesekan dalam kehidupan bermasyarakat.
Penelitian ini difokuskan pada tuturan sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat dalam keanekabahasaan dan keanekaragaman budaya yang ada di wilayah Suka makmur Kecamatan Ciputat dan membandingkan kosakata dialek bahasa Sunda dan bahasa Jawa dalam kemampuan berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Teori-teori yang digunakan ialah :
Kedwibahasaan
Kedwibahasaan merupakan kemampuan berbicara dua bahasa dengan sama atau hampir sama.Secara teknis pendapat ini mengacu pada pengetahuan dua bahasa.
Sosiolinguistik
Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan sangat erat. Maka, untuk memahami apa itu sosiolinguistik harus dibicarakan dahulu apa yang dimaksud sosiologi dan linguistik. Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat, lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Jadi, sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat.
Variasi Bahasa
Variasi bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosioliguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau variasi tersendiri.

Variasi dari Segi Penutur
Variasi bahasa pertama yang dilihat berdasarkan penuturnya adalah variasi bahasa yang disebut idiolek, yakni variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Menurut konsep idiolek, setiap orang mempunyai variasi bahasanya atau idioleknya masing-masing.
Variasi dari Segi Pemakaian
Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya, atau fungsinya disebut fungsiolek, ragam, atau register. Variasi ini dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan, dan sarana penggunaan. Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa, misalnya bidang sastra, perikanan, jurnalis, dan lain sebagainya.
Variasi dari Segi Keformalan
Variasi dari segi keformalan yang terbagi menjadi ragam baku, ragam resmi, ragam usaha, ragam santai, dan ragam akrab. Ragam baku adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan dalam situasi-situasi khidmat dan upacara- upacara resmi.
Variasi dari Segi Sarana
Variasi dari segi sarana dilihat dari sarana yang digunakan. Berdasarkan sarana yang digunakan maka dibagi menjadi dua, yakni ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan. Ragam bahasa lisan disampaikan secara lisan dan dibantu oleh unsur-unsur suprasegmental, sedangkan ragam bahasa tulis disampaikan secara tertulis dan tidak ada unsur suprasegmental.
Contoh percakapan
Tukang sayur : Yurr sayurr,neng beli sayur
Sunda : iyaa bude, hoyong beli yeuh
Jawa : opo meser itu neng,sambil tertawa
Sunda : mau beli atuhh mba
Tukang sayur : Iya neng,mau beli apa??
Sunda : Ada gedang ga bu?
Jawa : loh ini gedang nduk,sambil menunjuk buah pisang
Sunda : ehh bukan mba, maksudna pepaya
Jawa : ohh pepaya, kirainma pisang,soalnya bahasa saya gedang tuh pepaya
Sunda : hehe,salah faham yaa mba
Tukang sayur : ada nih neng satuu
Sunda : iyaa bude,saya mau satu aja
Tukang sayur : Oke neng

Indonesia memiliki beragam bahasa daerah, mulai dari Jawa, Sunda,dan lain sebagainya. Sayangnya , UNESCO mengungkapkan bahwa sekitar 2.500 bahasa di dunia terancam punah, termasuk lebih dari seratus bahasa daerah di Indonesia. Oleh karena itu, ayo, kita lestarikan bahasa daerah di Indonesia.
Kamu bisa mulai dari mempelajari bahasa daerahmu sendiri, menghargai bahasa daerah lain, hingga nantinya mempelajari bahasa daerah lainnya. Dengan begitu, bahasa daerah di Indonesia tidak punah pun adat dan budayanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun