Mohon tunggu...
Risna Veni Maulina
Risna Veni Maulina Mohon Tunggu... Mahasiswa Jurusan Psikologi

Senang membaca, dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Michael Foulcault dan Teori Kekuasaan Miliknya

7 Januari 2024   22:31 Diperbarui: 7 Januari 2024   22:43 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Paul-Michel Foucault atau lebih dikenal sebagai Michel Foucault adalah seorang filsuf Prancis, sejarawan ide, ahli teori sosial, ahli bahasa, dan kritikus sastra. Lahir pada 15 Oktober 1926 dan wafat pada 25 Juni 1984. Beliau menganut aliran pascastrukturalisme dan analisis diskusi pada abat ke 20. Teori-teorinya membahas hubungan antara kekuasaan dan pengetahuan, dan bagaimana mereka digunakan untuk membentuk kontrol sosial melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan, terutama penjara dan rumah sakit.

Konsep kekuasaan faoucault terpengaruh oleh Nietzsche. Faoucault menilai bahwa filsafat politik tradisional selalu terfokus pada soal legitimasi. Kekuasaan adalah sesuatu yang dilegitimasi secara metafisis kepada negara yang memungkinkan negara dapat mewajibkan semua orang untuk mematuhinya.

Namun menurut Michel Foucault, teori kekuasaan menjelaskan bahwa kekuasaan merupakan satu dimensi dari relasi. Di mana ada relasi, di sana ada kekuasaan dan kekuasaan selalu teraktualisasi lewat pengetahuan, karena pengetahuan selalu punya efek kuasa. Bagi Foucault, kekuasaan bukanlah ontologi melainkan sebagai strategi. Kekuasaan bekerja dari bawah ke atas bukan sebaliknya; kekuasaan tidak terpusat pada satu orang atau sekelompok orang tetapi bentuknya menyebar dan ada di mana-mana. 

Dalam bukunya yang berjudul The History of Sexuality, Foucault (1990: 94-95), menjelaskan ada beberapa proposisi kekuasaan yaitu :

1. Kekuasaan bukan milik seperti benda yang didapat, diraih, dipakai atau sesuatu yang dapat digenggam atau dibagi. Kekuasaan tidak bisa diwariskan dan juga tidak bisa punah; dia harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dan sifatnya selalu mengalami pergeseran.

2. Kekuasaan bukan bersifat relasi structural hierarkis. Kekuasaan bukan berdasarkan kelompok yang menguasai dan yang dikuasai. Kekuasaan ada di mana-mana dan datang dari mana-mana.

3. Kekuasaan datang dari bawah. Dalam kekuasaan tidak ada lagi distingsi binaryoposition karena kekuasaan itu mencakup keduanya.

4. Relasi kekuasaan sifatnya intensional dan non-subjektif.

5. Di mana ada kekuasaan, di situ ada anti kekuasaan (resistensi).

Berkaitan dengan kekuasaan, focus perhatian Foucault bukan terhadap definisi kekuasaan maupun struktur sosial dan politik dalam suatu negara. Foucault lebih tertarik bagaimana mekanisme dan strategi kuasa serta bagaimana praktik kekuasaan itu dalam kehidupan masyarakat. Melalui praktik itu akan terlihat bagaimana sesuatu itu diterima menjadi kebenaran. Menurut Foucault, kekuasaan berkaitan erat dengan pengetahuan, sebaliknya tidak ada pengetahuan tanpa kekuasaan.

Kekuasaan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari melalui wacana (diskursus). Kata wacana atau diskursus banyak digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan misalnya, sosiologi, bahasa, politik, dan ilmu sosial lainnya. Wacana merupakan kata yang sangat penting untuk melihat pemikiran Foucault. Wacana menyatukan bahasa dan praktik dan merujuk pada sejumlah cara dengan aturan-aturan tertentu untuk berbicara tentang sesuatu dan mendapatkan makna. Wacana bukan hanya mengatur sesuatu yang dapat dikatakan dalam suatu kondisi tertentu tetapi juga mengatur siapa yang dapat bicara, kapan dan di mana sesuatu itu dibicarakan 

Wacana atau diskursus (discourse) merupakan istilah yang sangat sentral bagi Foucault. Dalam penggunaan sehari-hari, wacana merupakan sekumpulan teks atau tuturan yang mempunyai arti. Menurut Foucault  diskursus adalah Kumpulan pernyataan-pernyataan. Dalam diskursus sudah termasuk segala sesuatu yang ditulis, dikatakan, dikomunikasikan dengan aturan tertentu. Selain itu, diskursus mengatur apa yang bisa dikatakan, siapa yang boleh mengatakan, bagaimana cara mengatakan dan kapan dikatakan. Diskursus menyatukan bahasa dan praktik dan merujuk pada semua cara dan aturan-aturan yang ada di dalamnya.

Semua wacana menurut Foucault dihasilkan oleh kekuasaan tetapi wacana bukan bawahan kekuasaan. Wacana dapat digunakan untuk memuluskan kekuasaan sekaligus untuk menentang kekuasaan. Dalam politik wacana, kelompok-kelompok yang tergolong termarginalisasi berusaha menentang wacana hegemoni yang menempatkan orang di dalam kekangan entitas normal untuk membebaskan permainan-permainan perbedaan. Wacana menjadi kekuasaan karena melalui wacana terbentuk norma-norma apa yang logis, rasional, dan yang benar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun