Semakin berkembang nya ilmu pengetahuan dan teknologi semakin banyak orang yang meragukan eksistensi Tuhan. Mereka meragukan fungsi dan keberadaan Tuhan. Dengan mempertanyakan dimana Tuhan? Jikalau ada, bagaimana bentuknya? Keragu-raguan itu membuat orang-orang mulai tidak peduli dengan adanya Tuhan. Meskipun ada beberapa yang percaya, hati mereka masih tidak menemukan satu benang merah yang bisa membuat mereka yakin bahwa keberadaan Tuhan itu memang benar-benar ada. Namun meski hidup dengan banyak keraguan akan adanya Tuhan, para manusia zaman sekarang tidak melakukan upaya untuk menghilangkan rasa ragu itu. Berbeda dengan filsuf yang satu ini. Filsuf tersebut adalah Renee Descartes.
Renee Descartes merupakan seorang filsuf yang  pemikiran membuka pemikiran banyak orang. Salah satu ungkapan dari Descartes yang terkenal adalah "Cogito Ergo Sum" yang memiliki arti "Aku Berpikir Maka Aku Ada".Â
Simpelnya, pemikiran yang kita ciptakanlah yang meyakinkan bahwa kita itu ada, bahwa satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah keberadaan orang itu sendiri.
Descartes meyakini bahwa Tuhan adalah suatu Dzat yang sempurna dan tak terhingga. Gagasan tersebut hadir karena bukan hanya dari pengalaman dan pikiran nya sendiri melainkan Descartes menggunakan prinsip sebab lebih sempurna tidak dari akibat. Upaya yang dilakukan Renee Descartes tidaklah singkat dan mudah. Ia membutuhkan banyak waktu dan menghubungkannya dengan kerangka berpikir yang memang sudah dibangunnya. Beberapa upaya pembuktian adalah sebagai berikut :
1. Upaya Menuju Pembuktian Tuhan dengan Kesangsian sebagai metode
Dalam usahanya mencari metode untuk membuktikan adanya Tuhan, Ida akhirnya menemukan satu yakni metodenya kesangsian ini. Kesangsian apa yang digunakan Descartes? Salah satunya adalah kesangsian akan pengetahuan yang dia dapat dari pancaindra. Menurut nya, pancaindra sering menipunya. Yang kedua adalah, eksistensi tubuh dan organ-organ yang dimilikinya. Descartes menyangsikan itu sebab terkadang Ia memimpikan tangannya terbakar namun dalam kenyataannya tangannya baik-baik saja. Selanjutnya, Descartes juga menyangsikan kepastian matematis. Menurut nya kepastian semacam ini hanya tergantung pada struktur pemikiran saja.Â
Jadi dapat disimpulkan bahwa argumen-argumen Descartes ini bergerak dari lapisan kesangsian universal kepada lapisan kesangsian metafisik. Ia menyangsikan semua yang memiliki eksistensi riil pada lapisan universal sedangkan pada lapisan metafisik ia menyangsikan obyek-obyek metafisik seperti ide-ide, karya dsb.Â
2. Cogito Ergo Sum sebagai jalan menuju pembuktian eksistensi Tuhan.
Jika saya berpikir maka saya ada, maka saya harus mengetahui apa yang membuat keyakinan saya itu benar-benar pasti. Descartes memperhatikan bahwa dalam gagasannya 'saya berpikir, maka saya ada' tidak ada satu pun yang menjamin kebenarannya selain melihat dengan jelas bahwa untuk berpikir saya harus ada. Kemudian di saat Ia ragu-ragu bahwa keberadaannya tidak sempurna dan karena  Ia bisa melihat dengan jelas bahwa mengetahui merupakan kesempurnaan yang lebih besar daripada keraguan, maka Rene Descartes memutuskan untuk mencari dari mana ia belajar untuk memikirkan sesuatu yang sempurna dari pada dirinya sendiri. Dengan demikian dia mengetahui bahwasanya memang ada yang kodratnya lebih sempurna daripada dirinya sendiri.Â
Dari gagasan ini kita bisa menemukan bahwa analisis Descartes terhadap 'Cogito Ergo Sum' ini merupakan cara dimana kita bisa membuktikan eksistensi Tuhan itu.
Upaya-upaya pembuktian nya menggunakan beberapa metode, yakni :
2. Metode Kosmologis
3. Metode Teleologis
4. Antroposentris I, ll, lll, dan lV.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H