Mohon tunggu...
Risna Rahmatul Wajdah
Risna Rahmatul Wajdah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Sains Agribisnis IPB University

Hello itsmerisna kamu baca aku senang semoga bermanfaat ya everyone

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Banyak Pekerjaan akan Hilang tapi Tidak dengan Berwirausaha

2 Februari 2025   14:06 Diperbarui: 2 Februari 2025   14:06 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Krisis wirausaha (entrepreneur) merupakan salah satu penyebab krisis ekonomi, moneter dan pangan loh. Bangsa Indonesia sangat kekurangan wirausaha yang handal. Dengan demikian perlu diperbanyak para wirausaha yang  memiliki jiwa Inner Dynamic Factor untuk memajukan kewirausahaan agar dapat keluar dari jebakan Middle Income Trap. Menurut Felipe, Abdon, dan Kumar 2012. Untuk keluar dari hal tersebut perlu meningkatkan pertumbuhan pendapatan kapita sebesar 5,5% antara periode 2013-2030. Ada sekitar 5 tahun lagi menuju cita cita itu.  

Alih alih semakin cepatnya teknologi. Menjadi tantangan para generasi muda untuk bertahan hidup. Berdasarkan "Automation and the Future of work Indonesia 2019" banyak pekerjaan yang akan terancam hilang. Namun peluangnya ada sekitar 27-46 juta pekerjaan baru dan 10 juta diantaranya belum ada. Hal itu menimbulkan perlunya update ilmu baru dan kemajuan teknologi sesuai dengan kebutuhan masa depan.

Pandangan yang masih melekat pada generasi muda terutama mahasiswa yaitu setelah lulus ingin menjadi job seeker (pekerja) atau bergantung pada orang lain. Tidak hanya itu budaya kolot yang mengharuskan anaknya menjadi seorang PNS juga menjadikan mahasiswa sulit untuk berkembang.

Hal ini perlu dialihkan menjadi seorang job maker (membuka lowongan kerja). Tentu menjadi seorang entrepreneur bisa dipelajari seperti ilmu lainnya. Karakter semangat hidup, pintar mencari peluang, menciptakan ide, terus berinovasi dan kreatif perlu di dorong terus menerus agar menciptakan seorang entrepreneur baru.

Mari sedikit kita lihat negara maju yang baru muncul seperti Korea Selatan, Taiwan dan Singapura (New Emerging Developed Country). Ternyata tingkat kemajuannya bukan dari kekayaan alamnya, luas wilayah, jumlah penduduk melainkan dari mutu kualitas manusianya.
Dan perlu ditonjolkan adalah faktor SDM dan faktor eksistensi pengusaha kecil. Para pakar Acs dan Szerb (2009), Smith (2010), Pambudy (2011), Galambos dan Amatori (2016), Savrul (2017), Kumar dan Raj (2019), Pradhan et. al. (2020) dan Nuryartono (2020) membuktikan bahwa ada hubungan positif antara pertumbuhan jumlah entrepreneur dengan peningkatan pendapatan nasional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun