Premanisme dapat merusak perekonomian lokal, karena pedagang atau pekerja harus memberikan sebagian pendapatannya kepada preman untuk menghindari gangguan.
3. Stres dan Trauma Psikologis
Banyak individu yang merasa tertekan atau bahkan trauma akibat ancaman atau kekerasan yang dilakukan oleh para preman.
4. Penyebaran Nilai Negatif
Premanisme memperburuk nilai-nilai sosial, seperti keadilan dan kesejahteraan bersama, serta menciptakan ketidaksetaraan dalam masyarakat.
III. Penyelesaian Premanisme dengan Metode Intervensi Partnership dalam Keperawatan Komunitas
Dalam menghadapi masalah premanisme di Karawang, pendekatan keperawatan komunitas dengan metode intervensi partnership atau kemitraan sangatlah penting. Metode intervensi partnership dalam keperawatan komunitas melibatkan kolaborasi antara tenaga kesehatan, masyarakat, pemerintah, dan lembaga terkait untuk bersama-sama mencari solusi atas masalah yang ada.Â
Dalam pendekatan ini, perawat tidak hanya bertindak sebagai pemberi pelayanan kesehatan, tetapi juga sebagai fasilitator yang bekerja sama dengan berbagai pihak dalam masyarakat, termasuk kelompok preman itu sendiri, tokoh masyarakat, pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Tujuan utama dari intervensi ini adalah untuk membangun kemitraan yang saling mendukung, memberikan alternatif kehidupan yang lebih baik bagi mereka yang terlibat dalam premanisme, dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan harmonis.
Berikut adalah langkah-langkah penyelesaian yang dapat diambil:
1. Pemetaan Masalah dan Kebutuhan Masyarakat
Langkah pertama dalam metode intervensi partnership adalah melakukan pemetaan masalah dan kebutuhan masyarakat terkait premanisme. Tenaga kesehatan, seperti perawat komunitas, dapat berperan dalam mengidentifikasi daerah-daerah rawan premanisme dan berinteraksi dengan masyarakat untuk memahami dampak yang dirasakan. Data yang diperoleh dari pemetaan ini akan menjadi dasar dalam merumuskan langkah-langkah berikutnya.