Pagi tak pernah menyangsikan janji mentari untuk terbit
apalagi menertawakan kokok ayam yang sahut menyahut
meski banyak pintu dan jendela tertutup rapat
tentu saja ada yang masih mendengkur di bawah selimut
Ibu bilang jangan terlelap pada mimpi semalam
bangunlah, sebab pagi adalah waktunya menyeduh rencana
meski hanya secangkir
seduhlah dengan takaran niat yang pas
lalu teguklah dengan sabar sebelum kau melangkah
dan kan kau lihat
bahwa pagi tak akan menyia-nyiakan pintamu
malam tak pernah menyangsikan cahaya bulan
apalagi mengabaikan gemerlap bintang
meski sinarnya temaram setidaknya mereka menghiasi langit pekat
tentu saja di langit yang pekat itu impianmu disulam
ibu bilang jangan lupa merapalkan doa meski hanya sebait
sebab doamu itu benang emas yang mempercantik sulaman impianmu
lalu nantikanlah dengan tabah
kan kau dapati bahwa malam tak akan megabaikan munajatmu yang kau rapal dari waktu ke waktu.
SBD, 09/06/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H