Mohon tunggu...
Risma Wulandari
Risma Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai bidang media terutama dalam sinematograpy. Kecintaan saya terhadap hoby tersebut selain dapat mengabadikan moment penting dengan indah dan menarik dari beberapa engle yang bisa ditentukan.

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck"

28 September 2023   21:19 Diperbarui: 28 September 2023   23:10 2911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Haii Readers!!! Disini Saya Risma Wulandari, akan mereview film Bioskop Indonesia yang pernah Booming Pada masanya. Yaitu Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya Hamka hasil dari adaptasi sebuah novel. 

>Pemain :

Herjunot Ali sebagai "Engku" Zainuddin
Pevita Pearce sebagai "Rangkayo" Hayati
Reza Rahadian sebagai Aziz
Randy Danistha sebagai Muluk
Arzetti Bilbina sebagai Ibu Muluk
Kevin Andrean sebagai Sophian
Mikaila Patritz sebagai Frieda
Jajang C. Noer sebagai Mande Jamilah
Niniek L. Karim sebagai Mak Base
Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto sebagai Datuk Hayati
Gesya Shandy sebagai Khadijah
Fenny Bauty sebagai Bundo Aziz & Khadijah

>Sinopsis

Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (judul internasional The Sinking of the van der Wijck) adalah film drama romantis Indonesia tahun 2013 yang disutradarai oleh Sunil Soraya dan diproduseri oleh Ram Soraya. Film ini dialihwahanakan dari novel berjudul sama karangan Buya Hamka. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck mengisahkan tentang perbedaan latar belakang sosial yang menghalangi hubungan cinta sepasang kekasih hingga berakhir dengan kematian. Diproduksi oleh Soraya Intercine Films, film ini dibintangi oleh Herjunot Ali, Pevita Pearce, Reza Rahadian, dan Randy Danistha

Berlatar tahun 1930-an, dari tanah kelahirannya Makassar, Zainuddin (Herjunot Ali) berlayar menuju kampung halaman ayahnya di Batipuh, Padang Panjang. Di sana, ia bertemu dengan Hayati (Pevita Pearce), seorang gadis cantik jelita yang menjadi bunga di persukuannya. Kedua muda-mudi itu jatuh cinta. Namun, adat dan istiadat yang kuat meruntuhkan cinta mereka berdua. Zainuddin hanya seorang melarat yang tak bersuku; karena ibunya berdarah Makassar dan ayah berdarah Minang, statusnya dalam masyarakat Minang yang matrilineal tidak diakui. Oleh sebab itu, ia dianggap tidak memiliki pertalian darah lagi dengan keluarganya di Minangkabau. Sedangkan Hayati adalah perempuan Minang santun keturunan bangsawan.

Pada akhirnya, lamaran Zainuddin ditolak keluarga Hayati. Hayati dipaksa menikah dengan Aziz (Reza Rahadian), laki-laki kaya terpandang yang lebih disukai keluarga Hayati daripada Zainuddin. Kecewa bukan kepalang, Zainuddin pun memutuskan untuk berjuang, pergi dari ranah Minang dan merantau ke tanah Jawa demi bangkit melawan keterpurukan cintanya. Zainudin bekerja keras membuka lembaran baru hidupnya, ia menjadi seorang puitis, pujangga cinta yang Sampai akhirnya ia menjadi penulis terkenal dengan karya-karya masyhur dan diterima masyarakat seluruh Nusantara.

Tetapi sebuah peristiwa tak diduga kembali menghampiri Zainuddin. Di tengah gelimang harta dan kemasyhurannya, dalam sebuah pertunjukan opera, Zainuddin kembali bertemu Hayati, kali ini bersama Aziz, suaminya. Namun pada saat itu kondisi Aziz sedang dilanda kesusahan ekonomi, seluruh hartanya habis seketika karna hutang piutangnya yang tak bisa terlunasi, sampai pada waktu dimana Zainudin membantu untuk mengizinkan Hayati tinggal sementara dirumahnya Pada akhirnya, kisah cinta Zainuddin dan Hayati menemui ujian terberatnya; ketika disatu kesempatan mereka dapat berbicara intens berdua Hayati Meminta maaf akan kesalahannya Meninggalkan Zainudin begitu saja lalu ia mengakui bahwa sebenarnya masih cinta. Namun Zainudin menolak pantang baginya "seorang pemuda laki-laki (bujangan) menerima wanita bekas orang lain(janda)" maka dari situlah   Hayati pulang ke kampung halamannya dengan menaiki kapal Van der Wijck. Di tengah-tengah perjalanan, kapal yang dinaiki Hayati tenggelam. Sebelum kapal tenggelam, Zainuddin mengetahui bahwa Hayati sebetulnya masih mencintainya Dan menyesali perkataanya yang sebetulnya ia pun masih memiliki Perasaan.

>Kesimpulan Dan Pesan amanat yang terdapat : 

Dari kisah cerita tersebut, yang dapat saya ambil ialah, dimana balas dendam terbaik dari sebuah pengkhianatan adalah menjadi diri yang lebih baik lagi. Dimana ketika Zainudin ditinggal menikah oleh Hayati, menjadikan ia pribadi yang dermawan bahkan jutawan dan terkenal mengapresiasikan kesedihan-kesedihannya melalui tulisan dan berkarya. 

"Meski dikenal sebagai yang ramah, penuh bahagia, hidup Mahsyur dan Kaya Raya namun ketahuilah ada luka yang terpatri begitu dalam yang tak bisa diselami oleh dirinya sendiri."

Begitulah Zainudin, Lalu siapa yang paling kejam? Zainudin yang ditinggal menikah? Atau Hayati? Yang terpaksa menikah dengan lelaki yang tidak ia cintai dan tidak hidup bahagia? "sebab tak ada bisa memenangkan perasaan mereka terlepas dari diri mereka sendiri" .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun