Mohon tunggu...
Rismawan Adi Yunanto
Rismawan Adi Yunanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Saya seorang dosen di Departemen Keperawatan Medikal Bedah dengan fokus Keperawatan Gawat Darurat, Kritis, dan Bencana di Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana, Anak Pesisir Desa Sabrang Perkaya Diri dengan Game Kebencanaan

17 Juli 2023   16:09 Diperbarui: 18 Juli 2023   08:17 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bencana merupakan permasalahan yang kerap kali terjadi di Indonesia. Potensi yang diperkuat oleh data yang dikeluarkan oleh BMKG yang menyebutkan bahwa pada tahun 2019 gempa bumi yang terjadi di Jawa Timur berkisar 4,7 SR. Menilik permasalahan tersebut penting untuk mempersiapkan masayarakat yang tangguh akan bencana khususnya pada anak usia sekolah yang tinggal di daerah pesisir pantai agar selalu siap siaga dalam menghadapi bencana yang bisa muncul kapan saja. 

Penting bagi anak-anak pesisir memiliki pemahaman dan keterampilan yang baik dalam menghadapi situasi bencana karena mereka adalah generasi penerus yang harus memiliki ketangguhan dalam menghadapi potensi bencana gempa bumi dan tsunami, oleh karenanya tim KeRis-Dimas Caring mengupayakan untuk dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam menghadapi bencana Gempa Bumi dan Tsunami.

Bermain sambil belajar, inilah strategi yang diterapkan oleh tim pengabdian masyarakat saat memberikan edukasi tentang bencana gempa bumi dan tsunami kepada puluhan anak pesisir sejumlah 40 anak usia sekolah di Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu yang merupakan daerah rawan bencana. Permainan yang dimaksud adalah ular tangga Si Gemi (Siaga Gempa dan Tsunami). Tujuan dari permainan ini yakni untuk memberikan edukasi kesiapsiagaan bencana gempa bumi dan tsunami sambil bermain.

Kegiatan diawali dengan pemberian edukasi melalui video animasi MITSU (Gempa Bumi dan Tsunami) yang berisi materi bencana alam gempa bumi dan tsunami serta kesiapsiagaan menghadapi bencana. Dilanjutkan dengan bermain ular tangga Si Gemi yang dibagi menjadi 5 kelompok beranggotakan 8 anak dan didampingi oleh lima mahasiswa yang tergabung dalam tim pengabdian masyarakat. Sama seperti aturan bermain ular tangga pada umumnya, pion memiliki keuntungan menaiki tangga saat berada di kotak ujung bawah tangga dan akan turun beberapa kotak saat berada di ekor ular. 

Bedanya aturan ular tangga Si Gemi ini terdapat beberapa kartu, diantaranya kartu soal dan jawaban ganjil, kartu soal genap dan jawaban genap, kartu materi, dan kartu punishment. Setelah melangkahkan pionnya, pemain wajib mengambil kartu soal, dimana apabila pemain berhenti di angka genap maka mengambil kartu soal Si Genap, dan sebaliknya. Setelah mengambil kartu soal, pemain wajib menjawab dan teman yang lainnya dapat mengambil kartu jawaban dengan tujuan untuk mencocokkan jawaban yang disampaikan oleh pemain. 

Jika pemain menjawab dengan tepat, maka permainan akan dilanjutkan oleh pemian berikutnya. Jika pemain tidak dapat menjawab dengan tepat maka wajib mengambil satu kartu punishment secara acak dan menjalankan punishment yang diperoleh. Jika pemain berhenti di kotak yang bertanda bintang, pemain dibebaskan untuk tidak mengambil kartu soal. Namun pemain harus mengambil kartu materi dan membacakannya secara lantang. Permainan ini terus berlanjut sampai menemukan pemenang.

Antusiasme anak-anak dalam bermain ular tangga Si Gemi ditunjukkan dari gelak tawa, candaan, dan sorak sorai yang menguar di dalam ruangan. Konsep permaianan ular tangga Si Gemi dibuat dengan memberikan edukasi terhadap anak-anak Desa Sabrang, sehingga dapat mengingat kembali materi yang telah diberikan.

"Kegiatannya seru, tidak membosankan bagi anak-anak dengan bermain ular tangga ini. Karena disini tidak hanya bermain, tetapi didalamnya ada edukasi terkait kesiapsiagaan bencana gempa bumi dan tsunami. Ada hadiahnya juga, bikin tambah semangat. Semoga anak-anak bisa memahami dan mampu menerapkan apa yang sudah diberikan oleh tim pengabdian masyarakat", ujar Bu Erna selaku ibu kader yang membantu mengumpulkan anak-anak yang hadir dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini.

Usai bermain, tim pengabdian masyarakat memberikan hadiah kepada sang pemenang dalam permainan tersebut. Evaluasi dilakukan oleh tim pengabdian dengan menggunakan kuesioner pretest-posttest kepada seluruh peserta yang hadir. Dengan adanya permainan ular tangga Si Gemi ini, diharapkan mampu mengatahui dan memahami kesiapsiagaan bencana alam sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan anak usia sekolah dalam menghadapi bencana alam gempa bumi dan tsunami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun