Kau mungkin pernah merasakan rasa cemas sesekali, dan itu wajar. Tapi, ketika kecemasan mulai mengikuti setiap langkahmu, berhati-hatilah, TelUtizen. Anxiety, rasa cemas yang berlebihan, sering kali menjebak kita di ruang tanpa jalan keluar.Â
Tekanan akademis dan sosial menyulut api cemas yang membara, membuat detak jantung tak karuan, napas tersengal-sengal. Malangnya, istilah seperti "baper" atau "parno" sering membuat kita tak sadar bahwa anxiety mulai merasuk ke dalam diri kita.
Eating Disorder: Ketika Makan Bukan Sekadar Mengisi Perut
Ada kalanya kita tak menyadari bahwa pola makan kita berubah. Apakah itu terlalu banyak atau justru terlalu sedikit, gangguan makan bisa menjadi musuh dalam selimut. TelUtizen, jangan abaikan tanda-tandanya. Apa yang kita makan bukan sekadar untuk memuaskan lapar; nutrisi yang baik adalah bahan bakar bagi otak dan jiwa kita.
Menjaga Stabilitas Mental: Sebuah Jalan yang Harus Kita Tempuh
Lalu, apa yang bisa kita lakukan di tengah himpitan kehidupan kampus yang penuh tekanan ini? Pertama, mari belajar mengelola waktu dengan bijak. Tak perlu membiarkan kesibukan merampas ketenangan kita.Â
Manajemen waktu adalah kunci agar kita dapat menikmati hidup di luar perkuliahan dan meraih prestasi tanpa harus mengorbankan kesehatan mental.
Tak lupa, menjaga kesehatan fisik adalah bagian dari menjaga mental yang stabil. Tubuh yang bugar adalah rumah bagi pikiran yang sehat. Selain itu, menjalin relasi dan bersosialisasi adalah cara untuk tetap merasa terhubung dengan dunia di luar sana.Â
Di sela-sela rutinitas akademik, luangkan waktu untuk bertemu teman, berbagi cerita, dan merasakan dukungan dari orang-orang di sekitar kita.
Jika beban terasa terlalu berat, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Telkom University, kampus kebanggaan kita, menyediakan layanan konseling gratis. Di sini, kita bisa berbagi beban tanpa takut dihakimi.Â
Dan tentu saja, jangan lupa untuk selalu menyediakan waktu bagi diri sendiri, me time, untuk mengembalikan energi yang mungkin mulai terkuras.