Tahukah kau, TelUtizen, bahwa di setiap tanggal 10 Oktober, dunia seolah menyatukan napasnya dalam perayaan World Mental Health Day, atau yang kita kenal sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia? Tahun ini, pada 2024, tema yang menggema di seantero kampanye kesehatan mental adalah 'It is Time to Prioritize Mental Health in the Workplace'.
 Tema ini menyentuh hati, menuntun kita untuk memahami bahwa kesehatan mental perlu diberi tempat utama, bahkan di sela-sela tuntutan kerja. Bagi kita, para mahasiswa, pesan itu memiliki makna yang sama dalam lorong-lorong perkuliahan kita yang padat: kita pun harus mendahulukan kesehatan mental di tengah kesibukan akademis yang tak pernah henti.
Kesehatan mental, pada dasarnya, adalah akar yang menopang segala aspek kehidupan kita, tak terkecuali bagi para mahasiswa. Sebab, apa guna tubuh yang sehat jika pikiran tak tenang? Ia bagaikan jantung yang berdetak tanpa irama, merindukan harmoni yang hilang.Â
Sayangnya, studi demi studi menunjukkan bahwa mahasiswa saat ini begitu rapuh di hadapan ancaman gangguan mental. Tengoklah beban tugas yang menumpuk, sistem pendidikan yang kadang menghimpit, hingga kompetisi yang tak jarang terasa kejam---semua ini menciptakan ruang gelap di mana mental mahasiswa bisa tersesat.
Depresi: Bayang-bayang yang Menyerang dari Dalam
Depresi, ah, ia datang tanpa mengetuk pintu. Dalam sepuluh tahun terakhir, kasus depresi di kalangan mahasiswa meningkat hingga sepuluh persen, menurut American Psychological Association. Ketidakmampuan untuk menavigasi tekanan pendidikan, kurangnya manajemen waktu, atau rasa terpojok di tengah persaingan sesama rekan sering kali menjadi pemicu. Depresi hadir dalam banyak rupa: ia bisa begitu halus hingga tak terlihat, atau begitu mencolok hingga memerlukan uluran tangan ahli.
Kau tahu, gejalanya bisa jadi tampak sepele---gangguan tidur, nafsu makan yang berubah, atau rasa letih yang tak kunjung hilang. Tapi justru di sanalah letak bahayanya. Mahasiswa yang menderita depresi sering kali menarik diri, merasa terasing bahkan dari dirinya sendiri. Maka, penting bagi kita, TelUtizen, untuk waspada. Jika kau melihat bayangan depresi menyelimuti dirimu atau temanmu, jangan biarkan ia sendirian dalam kegelapan.
Insomnia: Malam-malam yang Panjang Tanpa Tidur
Insomnia, sahabat setia para pelajar malam. Apa kau tahu, begadang untuk menyelesaikan tugas bukan hanya mengusik malam yang tenang, tetapi juga perlahan menggerogoti kesehatan mentalmu?Â
Kurang tidur tak hanya membuat tubuhmu lelah, ia juga mengaburkan pikiran, membuatmu sulit berkonsentrasi. Dan, sebelum kau menyadarinya, hari-harimu berlalu dalam kabut kelelahan yang terus menggelayut.
Anxiety: Cemas yang Menghantui Setiap Langkah