Sungguh semesta paralel itu fatamorgana, kawan. Ia hanya imaji dari fantasi-fantasi yang kita lihat di layar kaca. Semesta kita hanya ini, hanya satu, dengan aku dan kamu yang masing-masing tunggal adanya.
Mari lanjutkan nafas di semesta ini. Dengan kita yang nyata. Bukan imaji pun fantasi semata.
Mari lanjutkan nafas di semesta ini. Dimana ada tembok-tembok khayal yang kita sebut realita.
Mari lanjutkan nafas di semesta ini. Karena sungguh menapaki kenyataan jauh lebih baik daripada terus terperangkap dalam ruang fantasi yang kita bangun sendiri.
Semesta kita hanya satu, tidak paralel seperti yang kita mau.. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H