Di tengah kemajuan teknologi dan kecanggihan media sosial, kisah-kisah sederhana yang menyentuh hati seringkali mampu viral dan menarik perhatian banyak orang. Sebuah video yang memperlihatkan interaksi antara Bapa Sunhaji, seorang penjual es teh keliling, dan Gus Miftah, seorang ulama populer, tiba-tiba menjadi viral di media sosial. Namun, video ini bukan hanya menarik perhatian karena pertemuan mereka yang tak biasa, tetapi juga karena ada momen yang memicu kontroversi: Bapa Sunhaji terlihat diolok-olok oleh Gus Miftah dengan gaya bercanda yang blak-blakan. Meski demikian, perdebatan tentang video ini membuka wacana lebih dalam tentang bagaimana kita memandang orang-orang dengan profesi sederhana, serta pentingnya menghargai setiap pekerjaan dan pentingnya memiliki etika terhadap sesame manusia.
Â
Siapa Bapa Sunhaji?
Seorang penjual es teh sederhana, belakangan menjadi sorotan publik setelah menjadi bahan candaan oleh Gus Miftah. Bapa Sunhaji adalah seorang penjual es teh keliling yang telah lama menjalani profesinya. Dengan cara berkeliling, ia menyediakan segelas es teh manis dan.air mineral untuk orang-orang yang membutuhkan penyegaran di tengah panasnya aktivitas. Sebelumnya bapak Sunhaji bekerja di pemotongan kayu dan mengalami cedera patah tulang tangan. Bapak Sunhaji tidak bisa melanjutkan pekerja itu lagi. Dengan berjualan es the, Bapak Sunhaji menafkahi istri dan kedua anaknya yang masih duduk di bangku SD dan SMP.Bapak  Surhaji diketahui tinggal di Gesari, Banyusari, Magelang, Jawa Tengah. Meski pekerjaannya dianggap sederhana dan tak terlihat "prestisius," Bapa Sunhaji selalu menghadapinya dengan senyuman. Bagi banyak orang yang mengenalnya, ia adalah sosok yang ramah, penuh ketulusan, dan tidak pernah mengeluh tentang pekerjaannya. Bapa Sunhaji tidak pernah mendambakan kemewahan, tetapi ia bahagia menjalani kehidupan yang sederhana, mencari nafkah untuk keluarganya. Pekerjaannya mungkin tidak banyak dikenal, namun bagi mereka yang membutuhkan es teh segar di tengah hari yang panas, ia adalah penyelamat kecil yang memberi kebahagiaan dalam bentuk gelas es teh.
Â
Kontroversi Video Bersama Gus Miftah
Diketahui, dalam video yang beredar tersebut, Gus Miftah berada di acara pengajian yang digelar oleh Calon Bupati Magelang Sudaryanto-Trijaya di Lapangan Soepardji, Mungkid, Magelang, 20 November 2024. Tak Cuma itu, nama Gus Miftah pun trending di berbagai media sosial. Video viral yang mengundang banyak perhatian di media sosial menunjukkan pertemuan antara Bapa Sunhaji dan Gus Miftah. Dalam video tersebut, Gus Miftah, yang terkenal dengan gaya dakwah yang santai dan humoris, bercanda dan sesekali mengolok-olok Bapa Sunhaji dengan cara yang dinilai sebagian orang terlalu kasar. Gus Miftah, dengan gaya khasnya yang blak-blakan, mempermalukan Bapak sunhaji  "Es tehmu seh okeh ra? (Es teh mu masih banyak?) masih? Yo kono didol goblok (Ya sana dijual bodoh)," ucap Gua Miftah. Ucapan itu pun langsung disahuti oleh gelak tawa oleh para hadirin yang datang. Gus Miftah lalu melanjutkan guyonan tersebut. "Dolen disek, nko lak durung payu, wes, takdir (Jual dulu, kalau belum laku, sudah, takdir)" ucapnya lagi. Masyarakat menilai candaannya tersebut dianggap kelewatan. Apalagi, Gus Miftah, yang diketahui seorang pendakwah, menggunakan kata kasar dalam melempar guyonan. Namun, olok-olok ini, meskipun dimaksudkan sebagai lelucon, mendapat reaksi beragam dari netizen. Beberapa orang merasa bahwa Gus Miftah sudah melampaui batas dan tidak menghargai pekerjaan sederhana Bapa Sunhaji. Ada yang menilai bahwa seharusnya Gus Miftah, sebagai seorang ulama yang dihormati, lebih berhati-hati dalam bertutur kata, terutama saat berbicara dengan orang yang berasal dari kalangan bawah.
Â
Mengenai Olok-olok atau Pujian?
Gus Miftah memang bisa dilihat sebagai cara untuk mencairkan suasana dan menjadikan pertemuan itu lebih akrab. Gus Miftah, yang terkenal dengan pendekatan dakwah yang ringan dan menghibur, mungkin tidak bermaksud untuk menghina, melainkan sekadar bercanda. Ia memang sering menggunakan humor sebagai cara untuk mengajarkan nilai-nilai kehidupan, termasuk bagaimana kita bisa menikmati hidup meski dengan pekerjaan sederhana.
Namun, bagi beberapa Masyarakat , olok-olok seperti ini bisa dipandang sebagai bentuk merendahkan profesi seseorang, terutama jika itu dilakukan di hadapan publik. Tidak semua orang bisa menerima humor dengan cara yang sama, dan meskipun Bapa Sunhaji tidak tampak tersinggung, banyak netizen yang merasa bahwa humor tersebut bisa menyakiti perasaan orang yang lebih sensitif atau yang tidak terbiasa dengan cara bercanda seperti itu.
Di sisi lain, ada juga yang berpandangan bahwa Bapa Sunhaji, meskipun seorang penjual es teh, memiliki harga diri yang sangat tinggi. Ia memilih untuk tetap tertawa dan menikmati momen tersebut, mungkin karena ia tidak menganggap pekerjaannya sebagai sesuatu yang memalukan. Justru, ia bangga dengan profesinya, meskipun pekerjaan itu dianggap sederhana oleh sebagian orang. Setelah videonya menjadi viral dan mendapatkan kritikan, Gus Miftah meminta maaf secacra langsung dan bertemu dengan Bapak Sunhaji. Dalam video itu, Gus Miftah menyampaikan permintaan maafnya.
Â
Menghargai Setiap Pekerjaan
Kisah Bapa Sunhaji ini mengingatkan kepada kita bahwa setiap pekerjaan, sekecil apapun, layak untuk dihargai. Tidak ada pekerjaan yang hina jika dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab dan ketulusan. Bapa Sunhaji mungkin hanya seorang penjual es teh keliling, tetapi ia adalah seseorang yang bekerja keras untuk mencari nafkah bagi keluarganya, dan itu adalah sesuatu yang sangat mulia dan berharga.
Kita perlu mengingat bahwa dalam masyarakat, pekerjaan yang sering dianggap "rendah" atau "sepele" sering kali sangat penting bagi kelangsungan hidup banyak orang. Penjual es teh, misalnya, memberikan kenyamanan dan kesegaran bagi mereka yang sedang beraktivitas di bawah terik matahari. Mereka mungkin tidak menjadi sorotan publik atau mendapatkan penghargaan besar, tetapi peran mereka dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa dipandang sebelah mata.
Â
Reaksi Publik: Kritik dan Dukungan
Banyak netizen yang memberikan reaksi beragam. Beberapa merasa bahwa Gus Miftah telah melewati batas. Setelah dihina Miftah dengan sebutan, "goblok," di depan banyak orang, penjual es teh itu kini kebanjiran tawaran dari berbagai pihak yang bersimpati. Kini Bapak Sunhjai mendapatkan beberapa uang donasi, dan akan di berangkatkan umrah pada saat bulan Ramadhan nanti. Selain tawaran umrah,Bapak penjual es teh itu juga mendapat tawaran beasiswa untuk anaknya dari seorang penulis sekaligus tokoh sosial Arif Nursalim.
Â
Kesimpulan: Pentingnya Menghargai
Kisah Bapa Sunhaji yang viral bersama Gus Miftah mengajarkan kita banyak hal. Pertama, bahwa setiap pekerjaan, sekecil apapun, layak untuk dihargai. Pekerjaan yang sederhana sekalipun memiliki nilai bagi masyarakat. Kedua, bahwa humor adalah hal yang relatif dan bisa dipahami berbeda oleh setiap orang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk berhati-hati dalam berbicara menjaga lisan dan adab dan tidak membuat orang lain merasa tidak dihargai, terutama jika kita berbicara tentang pekerjaan yang sering dipandang sebelah mata. Dalam hal ini, Bapa Sunhaji menjadi teladan bagaimana kita bisa menerima humor dengan lapang dada, meskipun orang lain mungkin tidak memandang profesinya dengan penuh penghargaan. Namun, di luar itu, kita harus ingat bahwa setiap orang berhak dihargai atas usaha dan kerja keras mereka, tidak peduli seberapa besar atau kecil pekerjaan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H