Mohon tunggu...
rismanurfatmawanda
rismanurfatmawanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang memiliki minat dalam dunia pendidikan. Lewat tulisan, saya ingin berbagi informasi dan pemikiran tentang berbagai topik pendidikan, seperti cara belajar yang efektif dan perkembangan di dunia pendidikan. Saya berharap tulisan saya bisa memberikan wawasan dan manfaat bagi pembaca, serta membantu menciptakan perubahan positif dalam pendidikan di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Globalisasi dan Krisis Budaya dalam Pendidikan: Peran K-pop dalam Pembentukan Identitas Budaya Generasi Global

24 Desember 2024   20:05 Diperbarui: 24 Desember 2024   20:01 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saadah, dkk. (2024) menyatakan bahwa budaya K-pop yang merupakan bagian dari fenomena Korean Wave memberikan dampak signifikan terhadap sikap nasionalis anak-anak Indonesia. Meskipun K-pop sangat populer di kalangan remaja, sebagian besar dari mereka lebih tertarik pada budaya asing ini daripada budaya lokal. Hal ini menunjukkan adanya sikap konsumtif terhadap budaya luar yang berlebihan, bahkan tanpa pemahaman mendalam tentang budaya lokal Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pendidikan karakter yang menekankan pada kebanggaan terhadap budaya sendiri. Selanjutnya penelitian oleh Valenciana & Pudjibudojo (2022), mengamati antusiasme remaja Indonesia terhadap Korean Wave khususnya K-pop, namun mengingat pentingnya untuk tetap bersikap kritis terhadap budaya asing tersebut. Para remaja diharapkan dapat menghargai budaya lokal Indonesia dan tidak sepenuhnya terpengaruh oleh budaya luar. Sebagai generasi penerus bangsa, mereka harus memiliki kesadaran untuk melestarikan budaya lokal sambil menikmati budaya asing secara selektif.

Penelitian oleh Anggraeni (2022), mencatat dampak berlebihan dari fanatisme terhadap K-pop di kalangan remaja Indonesia, yang bisa melampaui batas wajar. Fanatisme ini menciptakan gairah, keintiman, dan hasrat yang intens terhadap budaya asing, sehingga seringkali mengesampingkan budaya lokal. Hal ini menunjukkan perlunya pemahaman bagi remaja untuk mengontrol diri dan tidak membiarkan fanatisme tersebut mengganggu nilai-nilai budaya mereka sendiri. Hasil penelitian oleh Arif, dkk. (2023) juga mengidentifikasi adanya lunturnya nilai-nilai kebudayaan di kalangan Gen Z sebagai dampak dari tren K-pop. Remaja cenderung mengadopsi budaya asing tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap budaya lokal. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada remaja mengenai pentingnya menjaga eksistensi budaya mereka di tengah arus globalisasi yang kencang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dari berbagai penelitian yang telah disajikan, dapat disimpulkan bahwa globalisasi terutama melalui fenomena K-pop, memiliki dampak signifikan terhadap generasi muda dan budaya lokal. Globalisasi telah menyebabkan krisis budaya dan identitas nasional, khususnya di kalangan generasi muda yang sangat dipengaruhi oleh budaya asing. Fenomena ini terlihat dari menurunnya kesadaran terhadap pentingnya melestarikan budaya lokal dan nilai-nilai budaya nasional. Generasi muda memegang peran penting dalam menjaga dan melestarikan budaya tradisional, dengan cara berpartisipasi dalam kegiatan kebudayaan, meningkatkan kompetensi budaya, dan menjaga norma kesopanan dalam pergaulan. Pendidikan khususnya di tingkat sekolah dasar, memiliki peran strategis dalam mengenalkan kembali budaya lokal kepada anak-anak agar mereka dapat menjaga dan menghargai warisan budaya mereka. Pengaruh budaya K-pop yang sangat populer di kalangan remaja Indonesia juga memberikan dampak positif dan negatif. Meskipun dapat memperkenalkan budaya baru, K-pop juga menyebabkan fanatisme berlebihan dan sikap konsumtif terhadap budaya asing, sehingga seringkali mengabaikan budaya lokal Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan karakter yang menekankan kebanggaan terhadap budaya lokal dan kesadaran untuk bersikap kritis terhadap budaya asing sangat dibutuhkan. Secara keseluruhan, meskipun globalisasi memberikan peluang bagi perkembangan budaya, tantangan utamanya adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara menerima budaya asing dan mempertahankan budaya lokal yang merupakan bagian dari identitas nasional. Upaya bersama antara masyarakat, institusi pendidikan, dan pemerintah diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran budaya yang kuat di kalangan generasi muda.

DAFTAR PUSTAKA

Alfiana, H. N., & Najicha, F. U. (2022). Krisis Identitas Nasional sebagai Tantangan Generasi Muda di Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 9(1), 45–52. https://doi.org/10.32493/jpkn.v9i1.y2022.p45-52

Amini, Q., Rizkyah, K., Nuralviah, S., & Urfany, N. (2020). Pengaruh Globalisasi Terhadap Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dan Dakwah, 2(3), 375–385. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pandawa

Anggraeni, J. D. (2022). Pengaruh Budaya K-Pop Di Kalangan Remaja Indonesia. December. file:///Users/user/Downloads/NiKomangDeliaJulyAnggraeni_2211031231_1F_TugasKI4.pdf

Arif, A. M., Sakban, A., Mayasari, D., Saddam, Rejeki, S., & Nisa, H. (2023). Fanatisme dan Lunturnya Nilai Kebudayaan Gen Z: Dampak Trend K-Pop. Seminar Nasional Paedagoria, 3, 140–149.

Caturiasari, J. (2024). Pengaruh Budaya K-Pop Terhadap Pendidikan. 7(1), 16–23.

Gunawan, H. (2021). Nilai Etika dalam Tatanan Globalisasi dan Digitalisasi Budaya Pendahuluan. 1(7), 645–653.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun