"Fira bersedia, Kak. Fira bersedia menjadi pendamping hidup Kakak. Fira bersedia menjadi nyonya Rifan Revaldi Raharja."
Dan seketika itu hatiku bernyanyi diiringi orkestra tiga gelas cappucino. Nyanyian bahagia yang disambut tarian riuh dari seisi caf. Ah, aku tak ingin rasa ini berakhir.
"Kakak secepatnya menghadap Ayah untuk melamar Fira. Bila Ayah menerima, tak perlu lama-lama kita akan menikah," ujar Fira yang bingung melihatku senyum-senyum sendiri. Aku mengangguk. Yah, Aku akan datang meminangmu bersama ayah dan ibuku. Aku akan meminang bidadari. Bidadari yang terluka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H